Jumat, 08 Mei 2015

She Is Suzy


Title             :She Is Suzy
Cast             : Myungsoo, Woohyun, Sunggyu, Suzy.
Other Cast   : IU
Genre          : School Life, friendship.
Length         : Oneshoot
Rating          : PG-17

Myungsoo POV
Sudah berapa lama aku menatapnya berdiri mematung di depan papan nama sekolah ini? Aku mengernyit heran. Apa yang ia cari di papan tua itu? Seperti ada yang aneh dengan nama sekolah ini atau entahlah.kulihat dia mengenakan ransel biru dengan seragam yang sangat rapi. Sepertinya dia anak baru.

“Ya! Myungsoo-ya! Ngelamunin apa sih?” Woohyun, sahabatku sejak kelas satu di SMA ini berhasil mengagetkanku. Kontan aku tersentak kaget dan melepas pandanganku ari arah yeoja tadi.

“Aniyo. Dwaesseo. Eh, kemana Sunggyu? Biasanya dia sama kamu.” Tanyaku mengalihkan pembicaraan. Untuk sementara aku meninggalkan yeoja dengan tatapan kosong itu.

“Dia sibuk mencatat tugas MTK dikelas.”
“Oh, kamu sudah ngerjain?” dia Cuma menggelang nyengir, sambil lalu menyeruput teh hangat yang ku pesan tadi di kantin depan sekolah.

“Kan sudah ada Sunggyu. Sebentar lagi copy paste saja.”

Ting ting ting ting.... #suaraBel
“Sudah bel. Gaja kembali ke kelas.” Ajak Woohyun. Aku hanya mengangguk dan mengikuti langkah Woohyun setelah menghabiskan segelas teh hangat. Saat menyeberang jalan menuju ke sekolah, aku melihat yeoja itu masih dengan tatapan kosong menatap papan nama sekolah ini. Ada apa? Tanyaku heran. Ternyata benar. Yeoja itu siswi baru di sekolah ini. Tadi jam pertama dia memasuki kelasku bersama seonsengnim. Itu berarti sejak hari ini dia sekelas denganku. Di memilih duduk di deretan depan bersama IU. Yang jelas jauh dari tempat dudukku saat ini yang terletak di pojok kanan kelas dekat jendela.

“Gaja Myung! Ikut ke kantin gak?” suara Hoya, teman sebangkuku mengagetkanku. Aku melihat ke arah yeoja itu, dia masih stand by di tempat duduknya. Lalu kuplih jawaban gelengan untuk Hoya. Untung temanku ini tidak begitu peduli dengan ketidak ikut sertaanku ke kantin. Dia langsung berlalu pergi. Aku menarik nafas lega, dan beranjak berdiri mencoba mendekati yeoja itu. Saat akan mendekatinya, dia berdiri dan berjalan keluar kelas. Aku mengikutinya dari belakang, dan kulihat dia memilih duduk di kursi panjang depan kelas. Tangannya memegang sebuah novel berjudul “Autumn Melody”. Sedikit ragu, aku duduk di sampingnya.

“Jeogiyo. Jeoneun Kim Myungsoo Imnida” sapaku pelan. Dia hanya menoleh sebentar, menorehkan senyum dan pandangannya kembali tertuju pada novel yang dipegangnya. “Aku duduk di sebelah belakang. Hari ini kita akan menjadi teman sekelas...” aku kembali berbicara. Meski agak terdengar kaku. Tapi, aku berhasil membuatnya menutup novelnya dan mulai menatapku.

“Ne. Semoga hari-hariku di sekolah ini akan menyenangkan.” Sahutnya datar tanpa ekspresi. Berbicara dengannya dan mencoba latihan berbicara ala presiden di depan boneka salju. Tapi, aku tetap berusaha mengakrabkan suasana.

“Of course. Kamu akan menjalani hari-hari yang menyenangkan di sekolah ini. Apalagi ada aku.” *dih PD nya Kim Myungsoo*
Sekarang nada bicaraku menjadi sok lebay. Aku bercekikik dalam hati. Tidak tahu lagi bagaimana caranya berbicara dengan putri salju satu ini. Dia benar-benar dingin. Selanjutnya percakapan kita hanya diisi dengan cerita basa basiku dan ucapan “Oh”, “Gitu ya?” atau “emm...” dari mulutnya. Sesekali aku juga terpesona dengan lentik matanya, dan juga bola mata coklat tuanya yang asli tanpa bubuhan soft line atau semacamnya. Natural girl. Dia sangat menarik, itu menurutku.

7Days Later
Hari ini adalah hari ke tujuh setelah kedatangnnya di sekolah ini. Dan prediksiku benar, dia menjadi pusat perhatian, walaupun ku yakini dia tidak pernah mau dan merasa risih. Untuk sementara, dia terkenal sebagai yeoja baru yang cueknya minta ampun. Dan tentu gelar itu tidak berlaku untukku. Karena setiap hari aku tidak pernah absen menyapanya, yang segera di balas dengan lontaran senyum manis. Sekarang aku sedang bersama Woohyun dan Sunggyu di salah satu kursi kantin dekat jendela. Di sini tempat paling nyaman untuk menghabiskan waktu istirahat dengan semangkok mie dan segelas es jeruk di tambah pemandangan anggota team cheerleaders yang sibuk latihan dibibir lapangan basket.

“Kalian tahu siswi baru di sekolah kita?” Sunggyu memulai pertanyaan yang jelas membuatku tersedak. Es jeruk yang baru saja ku teguk hampir muncrat.

“Yang sering pake mantel coklat itu kan?” timpal Woohyun lalu melirik ke arahku.

“Waeyo? Kesellek?” aku menggeleng.

“Yeoja itu sekelas dengaku.” Sahutku kemudian.

“O..” WooGyu ber”O” (?) panjang. Setelah satu menit  berlalu dengan diam, Sunggyu kembali melontarkan pertanyaan.

“Dari sekolah mana?” aku mengangkat bahu.

“Alamat?” aku kembali bergidik.

“Namanya kamu pasti tahu kan Myung?”

“Namanya Suzy...” jawabku singkat.

“Suzy?”

“Eo. Suzy. Hanya itu yang aku tentangnya. Selebihnya, aku tidak tahu apa-apa”

“Hahahaha” iba-tiba saja suara gelak tawa WooGyu terdengar menggema di seantero kantin, mengundang puluhan mata tergoda untuk menatap kita. Menyadari hal itu, WooGyu segera membekap mulutnya masing-masing. Aku ikut tertawa geli, pasti mereka berdua kaget mendengar nama yeoja itu. Seperti reaksiku semunggu yang lalu, pas dia memperkenalkan diri didepan kelas. Tapi sekarang aku mulai mengakui dia memang cantik.

“Jadi nama yeoja belagu itu, Suzy?”

“Kok belagu sih? Tau dari mana kamu kalau dia belagu?” aku berusaha membela Suzy.

“dia belagu banget kan Myung! Sok jual mahal. Kemarin aku nyapa dai pas pulang sekolah, eh malah dicuekin. Terus aku kejar dia, eh aku malah kena gampar bukunya, nyebellin kan?”

Sunggyu bercerita dengan ekspresi mukanya yang membara. Kini giliran aku yang tertawa, apalagi melihat posisi Sunggyu sebagai namja terpopuler di sekolah ini. Pasti dia malu banget.

“Benar tuh Sunggyu, aku juga kena gampar tadi pagi. Terus aku jadi bahan sorakan anak-anak di koridor. Keterlaluan kan yeoja itu!” lagi-lagi aku tertawa.

“makanya jangan macam-macam sama yeoja itu. Katanya nih ya, dia itu termasuk salah satu keturunan orang minak jinggo.” Jawabku asal.

“Yang benar kamu Myung?”

“Ah paling juga ngaco. Myung kan emang suka gitu.”

“Di bilangin tidak percaya. Makanya, jangan coba-coba deketin apalagi ganggu dia. Aku saja teman sekelasnya tidak pernah dekat-dekat sama yeoja itu.” Ujarku lagi sok serius. Padahal sedari tadi hatiku berkikik-kikik. Apalagi melihat tampang 2 chin-guku ini yang mulai sedikit percaya dengan ucapanku barusan. Mereka tampak khawatir.

“Alah kamu Hyun... percaya banget sama mitos-mitos seperti itu. Sudah, woles saja.” Sunggyu menetralisir keadaan. Dan detik selanjutnya dia membekap suasana di meja makan kita. Tidak ada yang memulai pembicaraan duluan. Kami bertiga sama-sama sibuk menghabiskan makanan dan minuman kami masing-masing. Sesekali aku hanya mengaduk es jeruk yang ada dihadapanku sambil mengiringi adukan pikiran yang tengah berlangsung di otakku. Wajah putih dengan mata yang sangat indah itu kembali terngiang dan menari di pelupuk mata. Ah! Aku mnggerutu, kenapa sampai saat ini aku masih belum bisa mendekatinya?

Keadaan itu terus berlangsung hingga bel anda masuk kelas berbunyi. Kami bertiga segera berpisah dan memasuki kelas Jurusan masing-masing.

Sunggyu POV
Sepulang sekolah, aku melihat dia berjalan beriringan dengan teman-temannya. Kuamati, Suzy sedang mendominasi percakapan diantara mereka. Sesekali empat yeoja disampingnya tertawa atau hanya sekedar mengulas senyum simpul. Mereka terlihat sangat akrab.belum pernah aku melihat dia seceria itu. Yang aku tahu dia itu sosok arogan, sok jual mahal, dan don’t care banget sama orang-orang sekitar. Aku jadi inget kejadian tiga hari yang lalu, pas ketika aku mendekatinya, eh malah kena gampar bukunya yang tebelnya minta ampun. Suer! Baru kali ini aku dipermalukan sama seorang yeoja tak terkenal yang baru aja masuk ke dalam daftar siswi SMA International Seoul (?). bukannya sombong nih ya, biasanya yeoja-yeoja di sekolah ini yang hobby banget ngejar-ngejar aku. Sampai-sampai aku harus punya tempat persembunyian untuk lari dari kejaran mereka. Lah, sekoarang ok jadi aku yang ngejar-ngejar dia? Aneh banget kan? Apa karna dia belum mengenalku? Atau jangan-jangan ada benarnya juga perkataan Myung tadi, bahwa dia masih ada hubungan darah sama minak jinggo? Ah! Maldo andwae. Aku sadari dia punya daya tarik tersendiri sebagai seorang yeoja. Jadi, mustahil dia mengandalkan ilmu mandra guna atau manta-mantra aneh semacamnya untuk menarik perhatianku. Suzy.... Suzy.... kamu semakin membuatku semakin penasaran. Taeyeon, yeoja yang terkenal imut dan cantik itu, care banget kok sama namja. Lah kamu?

“Eh, Sunggyu. ngapain kamu disini? Lagi ngikutin Suzy ya?” kampret kamu Hyun! Dia mergokin aku ngikutin Suzy. Spontan, lima yeoja yang sedari tadi jalan dihadapanku menoleh ke belakang. Kearah wajahku.

“MALDO ANDWAE KALAU AKU NGIKUTIN YEOJA BELAGU ITU!!! NAM WOO HYUN SSI!!!” aku menjawab sekeras-kerasnya, biar Suzy dengar dan sekaligus meminimalisir warna merah di wajahku, gara-gara maluku dikoridor. Aku melihat Suzy masih tetap memasangwajah datarnya dan kembali menatap ke arah depan. Aku menghela nafas sebentar. Kelihatannya dia tersinggung.

“Ya! Sunggyu ssi... kamu ngikutin kita?” si cerewet Krystal berlagak sok kePDan. Cih!
            
“Aku mau pulang. Jalan menuju parkiran itu Cuma satu, ya koridor ini. Jadi tidak ada alasan kalau aku mengikutikalian.” Sahutku beralasan. Krystal hanya ber”O”, lalu kulihat lengannya di tarik pelan oleh Suzy. Dia memberi isyarat untuk mempercepat laju mereka. Sepuluh detik kemudian, sosok mereka hilang ditelan belokan koridor. Baiklah, untuk hari ini aku akhiri sampai disini dulu. Kan, besok-besok aku masih bisa melihat Suzy lagi di sekolah ini.

“Cie... cie... kamu beneran ngikutin dia?” Woohyun kembali melontarkan pertanyaan tololnya yang sempat membuat hatiku melompat barusan.

“Aniyo Woohyun ssi. Nih aku mau pulang. Kamu mau nebeng lagi?”

“Sirheo! Takut nabrak pohon! Soalnya kamu sedang tidak konsen nyetir. Dan sibuk mikirin si dia... hahaha.....” seperti biasa, sikap sok tau Woohyun kembali muncul. Dan lagi-lagi aku yang jadi korban.

“Ya! Kamu jangan sok baca pikiran orang. Aku tidak ada perasaan apa-apa sama cucu minak jinggo itu.”

“Ish... geureohjima... nih buktinya.” Woohyun menyerahkan selembar kertas kucel ketanganku., lalu beranjak perge setelah berteriak.

“Kapan-kapan cerita ke aku saja ya Gyu!!!”

Dasar! Sahabat aneh! Aku segeramembaca coretan kecil yang aku sadari sebagai tulisanku sendiri.

Kamu adalah jiwa baru yang datang menemui kerontang jiwaku.
Kamu adalah yeoja dari dimensi lain yang tengah menyapa kering hatiku.
Terima kasih atas oase yang kau bawa entah dari mana.
Bagaimanapun mendapatkanmu adalah impian terbesarku hari ini.
Suzy. Kau memang cantik.
Wait me in your heart.

Eomeo! Ini kan curhatanku tadi pas pelajaran matematika. Aku lupa membereskan dan membiarkannya keleleran gitu saja. Dan Woohyun sudah tau semuanya....

Myungsoo POV
Sempat kaget juga sih. Ternyata aku dan sahabatku, Sunggyu, punya perasaan yang sama pada Suzy. Tadi pulang sekolah, Woohyun memperlihatkan sebuah kertas berisi curhatan Sunggyu.. Aku tidak menyangka, padahal tadi pagi di kantin, Sunggyu terlihat sangat membenci Suzy. Atau dia pura-pura berlagak menyimpan dendam sama Suzy, biar aku dan Woohyun tidak tau tentang perasaannya. Agar, imagenya juga tidak turun, karena dia sangat populer di sekolah. Selain cerdas, dia juga punya tampang menarik. Dan aku akui itu.

Aku menatap langit-langit kamar. Perasaan aneh pada Suzy semakin bertambah setiap hari. Semua berasal dari rasa penasaran. sejak aku melihatnya dengan tatapan kosong di depan papan nama sekolah, seminggu yang lalu. Kurasakan mataku hangat oleh genangan air mata. rasa rindu itu membuncah lagi malam ini. Ingin rasanya cepat-cepat bertemu dengannya hari besok, kembali menatap mata cokelatnya dan melihat senyum lembutnya. Suzy...

Suzy POV
Baiklah cukup setengah bulan aku ada di SMA itu. SMA International Seoul, yang berisi makhluk-makhluk tidak tahu aturan. Seharusnya aku bertugas untuk mengingatkan mereka tentang buruknya keluyuran malam-malam, yadongan, tentang sopan santun dan tertib aturan, tentang ough... terlalu banyak ilmu-ilmu aturan yang mereka lewatkan. Aku tidak kuat berada diantara mereka. Aku masih remaja. Usiaku baru 17 tahun. Takut tidak kuat nafsu, kalau aku memaksakan diri berada diantara mereka. Bukannya mereka yang mengikutiku, nanti malah aku yang mengikuti kebiasaan buruk mereka. Orang-orangnya juga menyebalkan, apalagi yang namja. Aku kan paling anti dekat sama namja. Tidak apa-apalah dibilang ice princess, di sorakin sok jual mahal, aku tidak perduli. Yang penting aku tidak dekat-dekat dengan mereka. Apalagi Sunggyu. aduh malas banget menghadapi namja seperti dia. Menyebalkannya setiap hari. Tapi untung saja aku bisa cuek. Katanya, dia namja terpopuler di sekolah. Aduh! Apanya yang populer coba, sopan santun saja tidak punya. Ganteng sih ganteng. Tapi mendingan Kim Myungsoo daripada Sunggyu. dia baik, sopan, dan tidak seperti Sunggyu. Hehe, ada sedikit rasa juga sih sama namja itu. Uh kan, baru 2 minggu udah suka sama namja. Aigoo. Hm... lelah juga sih bersikap pura-pura lembut dihadapan mereka, tapi setidaknya aku tidak merusak nama baik yeoja sopan dengan cara jalanku yang urakan dan tidak beraturan dan juga cara bicaraku yang ceplas ceplos. Aku jadi kangen teman-teman asrama, disana aku hidup lebih aman, lebih leluasa dan setiap detik waktuku lebih bermanfaat. Untuk mengingatkan mereka, kapan-kapan saja. Saat ini aku mau memperdalam ilmu kesopananku dulu. Aku segera menghubungi Eommaku di Busan.

“Yeoboseyo, Eomma... aku tidak jadi sekolah dikota. Aku boleh kan kembali ke Busan?” eomma langsung mengiyakan kemauanku. Aku menghela nafas lega. My village..... I’m Coming....!!

Sunggyu POV
Argh!!!
Hari ini aku dapat berita gempar. Berita yang berhasil menggemparkan seisi sekolah dan juga isi hatiku. Suzy memutuskan berhenti dari sekolah. Dan memilih melanjutkan sekolah di Busan. Ini benar-benar berita gempar. Aku bingung, mau diapakan peasaan ini setelah dia pergi. Kalau boleh jujur, baru kali ini aku merasakan suka pada yeoja terlalu dalam. Gara-gara, Suzy berbeda dengan yeoja-yeoja lain di sekolah ini. Bukan hanya wajahnya saja yang good looking, tapi sikapnya yang selalu menjaga diri dari namja, itu yang aku suka.  Pertama aku sempat heran dan merasa aneh dengan sikapnya selama ini. Bahkan pertama kali melihatnya, aku sempat merasa jijik dan benci. Akhir-akhir ini aku sadar, ternyata dialah yeoja idamanku. Aku salut, aku kagum. Rasa kagumku berujung pada sebuah perasaan yang sampai saat ini belum sempat kuberi nama. Perasaan yang selalu membuatku bersemangat pergi ke sekolah, sebuah perasaan yang setiap malam membuatku beranga tentangnya, sebuah perasaan yang selama ini membuatku terpuruk, karena pemilik hati itu akan pergi. Ah! Aku tidak mengerti,kenapa harus se mellow ini? Aku jadi menyesal, kenapa dari kemarin selalu mengganggunya? Bukannya melindunginya. Aku jadi menyesal tidak baik-baik padanya. Karena dengan cara baik-baik padanya, karena selalu membuatnya marah dan kesal itulah, caraku memperhatikannya.

“Sudahlah Sunggyu... sebuah perasaan tidak baik ditangisi. Sekarang lebih baik kamu minta maaf padanya, agar tidak ada kesan buruk tentangmu.” Myungsoo menasehatiku. Akuhanya mengangguk mengiyakan. Dan segera beranjak berdiri, tapi Myung mencekal lenganku. “Aku butuh senyummu setelah ini Gyu. Kita punya perasaan yang sama ke yeoja itu. Tapi aku yakin, setelah ini kita bisa menghadapi semuanya...” aku kaget. Lalu tertawa kecil, baru menyadari sahabatku satu ini juga suka sama ice princess itu. Dia kemudian menepuk pundakku.

“Move On!” bisiknya pelan. Aku tersenyum dan segera berlari menuju Suzy. Meminta maaf, dan mengucapkan salam perpisahan. Dia mengangguk lalu tersenyum manis, senyum yang aku lihat untuk terakhir kalinya.

***

Benar-benar perasaan dengan pertemuan yang sangat singkat. Jinjja!!! Baru kali ini aku spesies ice princess. Benar-benar menggetirkan. Haha... baru kali ini juga, aku mellow tentang perasaan, tapi baiklah, hari ini saatnya MOVE ON! Annyeonghi gaseyo Suzy-a...
-Sunggyu

Tidak ada lagi senyuman manis dan pemandangan bola mata coklat tua di pagi hari, yah... aku berharap semoga aku tetap semangat mengikuti pelajaran dikelas walau tanpa dia. *ehem... eciee....* ah, sudahlah. Relakan kepergannya. Kata Sungjong “Cinta sejati itu melepaskan...”
-Myungsoo

Huft!!! Akhirnya out juga! Annyeonghi gaseyo Myungsoo-ssi. Dan selamat! Kamu sudah berhasil membuat hatiku berbunga-bunga. Tapi perasaan ini tidak akan ku biarkan untuk terus tumbuh. Good bye all. Busan!!! I’m Coming!!!
-Suzy

Sejak kehadiran Suzy, teman-temanku jadi gila semua. Sunggyu pura-pura benci tapi sebenarnya suka, dan Myungsoo yang terang-terangan menampakkan rasa sukanya ke Suzy. Untung aku selamat dari perasaan itu. Hahaha.....
-Woohyun

-End-

Sabtu, 25 April 2015

My Love From Indonesia

Title      :My Love From Indonesia
Cast       :Lee Jinsol, Park Jimin, and other
Length   :oneshoot
Genre    :Romance (May be), school life
Author   : Nam Ohyun



“Mama, Papa, aku berangkat dulu ya....” pamit seorang yeoja bernama Jinsol pada ayah dan ibunya. Hari ini ia akan berangkat ke tempat yang selama ini ia idamkan. Korea Selatan. Tentunya ia pergi untuk melanjutkan sekolahnya disana. Ia segera menaiki pesawat yang akan membawanya ke Korea Selatan. Selama perjalanan ia hanya membaca buku dan diam, memikirkan apa yang akan ia lakukan selama berada di Korea Selatan. Sesekali ia memandang foto keluarga yang ia selipkan dibukunya.
Beberapa jam kemudian, akhirnya ia sampai di bandara Incheon. Ketika ia sedang berjalan menuju pintu keluar tak sengaja ia di tabrak oleh seorang namja berambut pirang.
.
@Incheon Airport
“Aww!!!” pekik Jinsol.
“Mian. Mianhae, jeongmal mianhae.” Kata namja itu meminta maaf dan berlalu begitu saja tanpa membatu Jinsol bangun.
“Hey!!!” teriaknya. “Aduh, kakiku...” pekiknya sambil memegang pergelangan kakinya yang sakit. Ia pun segera bangun dan melanjutkan jalannya dengan kaki pincang.
“Nona Jinsol!” panngil seorang namja yang merupakan teman ayah Jinsol. “Gwaenchanha?”
“I’m okay uncle.” jawab Jinsol singkat. Ia tidak mengerti banyak tentang bahasa Korea. Kemudian mereka segera menuju ke mobil milik Paman Jeon.
“Terima kasih paman. Maaf, kalau saya merepotkan.” Ucap Jinsol.
“Tidak. Kamu sama sekali tidak merepotkan. Paman malah senang kamu datang ke negeri ini. Nah, kita sudah sampai. Ayo turun.” Akhirnya mereka berdua pun turun dari mobil itu.
“Waaahh...” Jinsol kaget melihat pemandangan yang sedang ada di hadapannya. Ternyata rumah pamannya jauh lebih besar dari rumahnya.
“Hey Jinsol. Sampai kapan kau akan berdiri disana? Ayo masuk...” ajak paman Jeon.
“Oh ne” Jinsol merasa sangat kedinginan karena ia terbiasa dengan udara panas di Indonesia. Ia segera memasuki rumah besar milik pamannya itu. Di dalam sudah ada seorang yeoja yang tak lain adalah istri Paman Jeon dan putranya yang bernama Jeon Jungkook.
“Hey Jinsol, kamu sudah datang?” sapa bibi Jeon.
“Ya tante.” Jawab Jinsol segera.
“Jungkook kenalkan ini Jinsol.” Kata Paman Jeon sambil memperkenalkan Jinsol pada Jeon Jungkook.
“Annyeong haseyo. Jeon Jungkook Imnida. You can call me Jungkook.” Sapa Jungkook yang di balas dengan anggukan dari Jinsol.
“Jungkook, Dia datang dari Indonesia untuk melanjutkan kuliah disini. Dan mulai besok kamu akan berangkat sekolah bersamanya.”
“Ne appa.” jawab Jungkook pasrah.
“Oh iya. Jungkook antar Jinsol ke kamarnya.” Perintah Paman Jeon.
“Ne appa.” Jungkook pun mengantarkan Jinsol ke kamarnya.
“Umm... Oppa! You can speak Indonesia?” tanya Jinsol.
“Of course saeng. Karena appa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.”
“Oh, kalau begitu, aku tidak perlu menggunakan bahasa Inggris kan kalau berbicara dengan Oppa?”
“Iya... ya sudah mandi dan istirahatlah. Kamu pasti lelah. Apalagi besok kamu sudah mulai sekolah.”
“Iya... makasih Oppa.” Jinsol pun segera mengunci pintu dan segera mandi. Selesai mandi Jinsol tidak lupa mengirimkan sebuah pesan kepada keluarganya di Indonesia kalau ia sudah sampai dengan selamat, kemudian tidur.
.
“Saeng, apa kau yakin akan berpenampilan seperti itu ke sekolah?” tanya Jungkook.
“Why? Aku suka dengan penampilanku. Lagipula kalau aku berpenampilan seperti semalam, aku takut. Takut ada yang suka sama aku. Hehe...” jawab Jinsol sangat percaya diri.
“kamu... bisa aja buat aku ketawa....” ujar Jungkook sambil sedikit tertawa.
“Appa, Eomma, aku berangkat dulu. Annyeong...” pamit Jungkook sambil melambaikan tangan. Berbeda dengan Jinsol yang terbiasa dengan mencium tangan Paman, dan bibi Jeon.
“Paman, Bibi, Jinsol berangkat ya...” pamit Jinsol.
“Iya. TTDJ ya...”
“Iya” “Ne” jawab Jinsol dan Jungkook bersamaan.
.
Daekyung University
“Awww!!!” pekik Jinsol. Ia tertabrak lagi oleh seorang namja yang kemarin menabraknya di Bandara.
“Neo...!” “You?!” ucap keduanya kompak.
“You are in bandara yesterday, right?!” tanya Jinsol memastikan. Namun pertanyaan Jinsol tak di hiraukan oleh Jimin. Ia berlalu begitu saja. Sama seperti kemarin.
“Jinsol, are you okay?” tanya Jungkook yang tadi sempat meninggalkannya karena jalan Jinsol sangat lambat.
“Oh.. I’m okay oppa.” Jawab Jinsol.
.
@Class
“Students. Kita kedatangan siswi baru dari Indonesia. Jinsol silahkan masuk.” Ujar saem sambil mempersilahkan Jinsol masuk.
“Hy all. Let me introduce my self. My name is Lee Jinsol. I came from Indonesia.”
“Ya! Hyung ireona... ada siswi baru.” Bisik Taehyung.
“Ah.. biarin. I don’t care.” Jawab Jimin malas dan tanpa menoleh sedikitpun pada Taehyung.
“Oke Jinsol, kamu bisa duduk di sebelah Jimin. Kamu tidak keberatan kan kalau duduk dengan namja?” Jinsol mengangguk dan tanpa banyak bicara Jinsol pun segera menuju bangku Jimin.
“Hyung dia menuju ke bangku kita. Palli ireona Hyung...” akhirnya Jimin bangun dan ia kaget melihat siswi baru yang Taehyung maksud.
“Tto? Aish... kenapa dia selalu muncul di hadapanku?” gerutu Jimin.
“Wae?” tanya Taehyung.
“Dia yeoja yang aku maksud kemarin V... culun banget kan?” Jimin menutup wajahnya dengan sebuah buku yang ada dihadapannya.
“Excuse me...” sapa Jinsol. Jinsol sebenarnya sudah tau kalau namja disebelahnya itu adalah namja yang menabraknya tadi dan kemarin. Tak lama kamudian dia membuka mulut. “Sampai kapan kau akan menutupi wajahmu seperti itu Park Jimin? Aku sudah tau kalau kamu yang menabrakku di bandara dan di koridor tadi.” Ujar Jinsol tanpa menoleh pada Jimin yang masih berusaha menyembunyikan wajahnya dari Jinsol.
‘darimana dia tau? Apa dia mengikutiku? Ah mana mungkin? Bukannya tadi dia langsung ke kantor? Arrhhgg.... molla...’ gerutu batin Jimin. Akhirnya perlahan Jimin menurunkan buku yang menutupi wajahnya dengan perlahan dampai akhirnya ia menampakkan wajahnya. “mian.”
“For what?” tanya Jinsol.
“Yesterday.” Kawab Jimin singkat.
“Oh, I’ve forgive you.”
“Are you Jungkook’s daughter?” tanya Jimin ragu.
“Yes. That’s right. But, how do you know about it?”
“Jungkook yang mengatakannya padaku.”
“Oh” jawab Jinsol singkat.
‘what? Just ‘Oh’? nothing another respon? Heuh... udah culun, belagu lagi...’ gerutu batin Jimin.
.
“Oppa!” panggil Jinsol pada Jungkook yang sedang berkumpul dengan para member BTS.
“Jamsimannyo” pamit Jungkook pada chingudeulnya. Ia segera mendekati Jinsol.
“Nugunde? Sepertinya dia bukan orang Korea.” Tanya Jin.
“Emang bukan, dia campuran santara Korea dan Indonesia.” Jawab Jimin tanpa memalingkan wajahnya dari minuman yang ada dihadapannya.
“Oh ya? Dari mana kau tau?” tanya J-Hope nyambung.
“Ya tau lah... secara.. dia itu teman sekelas sekaligus teman sebangkuku. You know?” semua member kecuali Jungkook *kan gak ada Jungkook ceritanya* menggeleng sebagai jawaban tidak tau.
“Oh iya? Kenalin aku dong Jimin...” rengek Jin.
“Ya! Hyung seleramu rendah banget sih. Dia itu kan culun, jelek lagi. Ish. No banget kalo aku.”
“Ya! Cantik atau jelek gak ngaruh. Yang penting setia. Arasseo?” jawab Jin tegas.
“Eh, jangan-jangan Hyung suka sama dia. Makanya dia bilang begitu padamu.... keutji?” goda Taehyung.
“Begini saja. Bagaimana kalau kita taruhan saja. Aku akan mentraktirmu sebulan penuh plus mobil baruku kalau kamu bisa mencium Jinsol di depan kita.” Tantang Jin.
“Haha... dia pasti takut. Iya kan Jimin?” Ejek Rapmon.
“Ani. Aku akan terima tantanganmu hyung. Jangankan didepan kalian. Di depan semua siswa pun aku berani.” Jawab Jimin tegas.
“Jjinjayo? Baiklah aku beri kau waktu dua minggu.” Lanjut Jin.
“Ah, Hyung itu terlalu lama. Bagaimana kalau seminggu saja?” tawar Suga.
“Ide yang bagus. Sepertinya akan lebih menarik tuh. Baiklah seminggu.” Jin menyetujui tawaran Suga.
“Mwo? Seminggu?” tanya Jimin kaget.
“Eo. Kenapa? Kau keberatan? Ya sudah.” Ujar Jin.
“Eh, lagi bicarain apa sih?” tanya Jungkook yang baru kembali dari pertemuannya dengan Jinsol.
“Mana Jinsol?” tanya Suga.
“Dia sudah pulang.” Jawab Jungkook seadanya.
“Oh ya sudah. Ayo ke ruang latihan.” Ajak Rapmon.
.
“Waaahhh!!! BTS!!!” teriak sekerumunan yeoja yang menyambut kedatangan para member BTS. Jinsol yang sudah terbiasa dengan wajah tampan seperti mereka hanya duduk, diam dan berusaha fokus pada novel yang sedang dibacanya. Kemudian tiba-tiba seorang namja duduk disebelahnya dan bertanya. “Kenapa kau tidak ikut menyambut kedatangan BTS?”
“Tidak. Karena aku tau mereka pasti tidak akan melihat kearahku. Apalagi Jimin. Walau kami sebangku, kami tidak pernah mengobrol kalau tidak penting.” Jawab Jinsol tanpa menoleh ke arah namja itu.
“Begitukah?” tanya namja itu.
“Tentu saja. Dan kau tau, dia itu juga sering me-“ tiba-tiba kalimat Jinsol terhenti ketika ia mendapatkan sosok Park Jimin di sampingnya.
“kenapa berhenti? Ayo teruskan. Aku sering me- apa?” tanya Jimin.
“Nothing. Hehe.. sorry.” Dengan segera Jinsol pergi meninggalkan Jimin.
.
Hari ini perasaan Jinsol terasa tidak nyaman. Entah kenapa ia merasa sangat malas pergi ke sekolah. Namun, ia memikirkan perjuangan orang tuanya di Indonesia untuk menyekolahkannya di Universitas impiannya. Jadi, mau tidak mau ia harus pergi kuliah. Hari ini Jinsol berangkat ke sekolah sendiri sementara Jungkook sudah berangkat duluan karena hari ini ia ada latihan pagi bersama para member BTS.
“Ya! Jimin-i! Ini sudah tujuh hari. Kenapa kau masih belum melakukannya?” tanya Jin.
“Hyung tunggu saja nanti. Aku akan menciumnya dihadapan kalian.” Jawab Jimin santai.
@Kantin
“Ya, Jimin-i itu Jinsol. Cepat, lakukan.” Tanpa banyak bicara Park Jimin mendekati Jinsol dan duduk di sebelahnya.
“Jinsol-ssi.” Tiba-tiba Jimin merasa gugup dan canggung. Tidak seperti biasanya. Jantungnya berdegup kencang.
“Apa? Ada apa?” tanya Jinsol tanpa menoleh ke arah Jimin.
“Look at me please Jinsol.” Jimin memegang dagu Jinsol agar menoleh ke arahnya.
“Hey!” teriak Jinsol kesal.
“I Love You Jinsol. Will u be my girlfriend?” Ucap Jimin singkat.
“Sorry, I haven’t time for answer it Jimin. Bye.” Jinsol segera beranjak dari tempat duduknya. Namun Park Jimin menahan tangan Jinsol kemudian menariknya.
“Hey! Lepaskan Jimin!” perintah Jinsol kasar. Namun Jimin tidak mempedulikan perintah Jinsol itu dan CHU~ ia mencium Jinsol. Segera Jinsol mendorong Jimin kemudian Plakk!! Sebuah tamparan mendarat dengan mulus di pipi Jimin. Jinsol sangat tidak menduga hal ini akan terjadi. Memang ia mengidolakannya namun ia tetap ingin menjaga kesucian bibirnya dan first kissnya.
“Ya! Jinsol ssi!” Park Jimin berusaha mengejar Jinsol namun ia terlambat.
.
@Jeon Family’s House
“Jinsol, what happen? Kenapa kamu pulang lebih awal? Dan... kau menangis?” tanya Nyonya Jeon. Namun Jinsol mengabaikan pertanyaan itu. Ia langsung menuju kekamarnya dan menguncinya rapat-rapat.
.
Ini sudah jam tujuh malam, tapi Jinsol belum juga keluar dari kamarnya. Dia bahkan belum makan sejak siang tadi. Jinsol terus saja menangis.
Tok tok tok
“Jinsol, open the door please....” Jungkook terus memanggil Jinsol dan memohon agar Jinsol membuka pintu kamarnya. Tapi Jungkook tidak mendengar jawaban Jinsol. “Jinsol, kamu belum makan sejak tadi. Ayo makan bersamaku.”
“Nggak! Kalian jahat! BTS jahat!” terak Jinsol dari dalam.
“Baiklah, aku atas nama Park Jimin dan member BTS lainnya meminta maaf atas apa yang telah terjadi. Okay?”
“U r late Oppa. Semuanya sudah terlambat!”
“Sebenarnya ada apa Jungkook? Kenapa Jinsol mengurung diri?” tanya Nyonya Jeon.
.
@Jungkook’s Room
“Tadi Jimin hyung menciumnya. Dan parahnya lagi, dia mencium Jinsol hanya untuk mendapatkan mobil baru Jin hyung.” Jelas Jungkook singkat
“Oh no.... kamu tahu kan Jungkook kalau Jinsol sangat sensitif dengan yang namanya berciuman?”
“Iya aku tau itu eomma. Tapi, aku sama sekali tidak tahu kalau Jimin hyung akan melakukannya. Aku takut. Aku takut Jinsol akan kembali ke Indonesia dan tidak mau lagi datang ke Korea eomma.”
“Apa kamu sudah menyuruh Jimin meminta maaf sama Jinsol atas perbuatannya?”
“Sudah, dan dia mengabaikan perintahku.”
.
Pagi ini Jinsol masih sangat kesal pada Jimin. Ia merasa dilecehkan, ia malu untuk pergi kuliah. Hari ini pagi-pagi sekali Jinsol mengemasi pakaiannya dan berencana untuk kembali ke Indonesia. Dengan terpaksa Jinsol harus berhenti mengejar impiannya. Saat ia keluar dari kamarnya semua orang melihatnya.
“Jinsol kamu mau kemana? Dan... kenapa kamu juga membawa koper?” tanya Jungkook.
“Ini gara-gara Jimin hyung di kantin kemarin kan?” tanya Jungkook curiga.
“Nggak Oppa, bukan. Paman, Bibi, Oppa, terima kasih sudah membiarkanku untuk tinggal disini walau hanya tujuh hari. Aku harus kembali ke Indonesia. Aku tidak bisa berlama-lama disini. Maaf kalau aku merepotkan kalian. Annyeonghi gaseyo.” Perlahan Jinsol melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu. Paman dan Bibi Jeon sangat sedih atas kepergian Jinsol dari rumah itu. Sementara Jungkook, ia sibuk menghubungi Jimin agar ia minta maaf pada Jinsol atas perbuatannya kemarin.
“Annyeonghi gaseyo.” Jinsol pamit pergi dan segera ia memasuki taksi yang sudah menunggunya.
.
@Incheon airport
Terima kasih Korea sudah memberiku banyak pengalaman baru. Aku tidak akan melupakan apa yang terjadi selama tujuh hari terakhir. Tapi ciuman itu. Ciuman itu membuat harga diriku terasa terinjak-injak. Gomawo Korea. Good Bye. –Jinsol-
.
2 Years Later
“Ya! Jimin-i! Neo wae? Sejak Jinsol pergi dua tahun lalu kau selalu menyendiri bahkan hampir tidak pernah latihan. Kalau kau memang mencintainya seharusnya kau datang saat dia akan pergi dan meminta maaf atas apa yang kau lakukan waktu itu. Bukan seperti ini.” Jin mulai mengoceh. Bagaimana tidak? Jimin sudah dua tahun menyendiri seperti ini dan tak sedikitpun muncul sebuah senyuman dari bibirnya.
“Benar. Dan seandainya aku berada di posisimu, aku akan menyusulnya ke Indonesia dan membawanya kembali.” Jawab Suga nyambung.
“Eo. Aku dengar Jungkook akan pergi ke Indonesia untuk merayakan birthday partynya Jinsol tanggal 4 Desember nanti.” Mendengar hal itu Jimin segera beranjak dari tempat duduknya dan pergi dari ruangan itu.
.
@Jinsol’s House
“Jinsol!” panggil mama Jinsol.
“Iya ma!” Jinsol segera menuju ke kamar mamanya. “Ada apa ma?”
“Tanggal 4 Desember nanti, Jungkook dan orang tuanya akan datang kesini.”
“Oh ya? Asik, akhirnya aku bisa ketemu Jungkook oppa lagi.”
.
4 Desember 2015
Hari ini adalah hari ulang tahun Jinsol yang ke 20. *anggap saja umurnya segitu* Ia sangat senang karena Jungkook dan keluarga yang sangat ia cintai akan datang ke Indonesia.
.
@Juanda Airport
“Oppa! Na yeogi isseo!” teriak Jinsol ketika melihat Jungkook. “Oppa, aku sangat merindukanmu.” Ucap Jinsol sembari memeluk Jungkook.
“Saengil chukha hamnida.” Ucap Jungkook.
“Gamsahamnida. Oh iya mana Paman dan bibi Jeon?”
“Mereka tidak bisa datang. Karena masih banyak pekerjaan. Mereka menitipkan ini untukmu.” Jungkook memberi bingkisan kepada Jinsol. Kado ultah dari Paman dan Bibi Jeon.
“Ya sudah, ayo pulang.” Ajak Jinsol. Mereka pun akhirnya pergi dari bandara itu dan menuju rumah Jinsol.
“Penampilanmu masih seperti di Korea. Kenapa?”
“Molla. Tiba-tiba aku tertarik dengan penampilan ini.”
.
Birthday Party
“Kook, ternyata Jinsol itu sangat cantik yah. Jinsol terlihat seperti princess malam ini.” Ujar Jimin.
“Jimin, kau tau kenapa dia berpenampilan culun sewaktu ia masih di Korea?” Tanya Jungkook. Jimin hanya menggeleng. “karena dia tidak ingin ada orang yang mencintainya karena penampilannya. Dan satu lagi. Kau tau siapa yang paling ia idolakan diantara kita bertujuh?”
“Uri? Bangtan? Nugu?”
“Hyeong-iya.” Mata Jimin membulat ketika ia mendengar bahwa Jinsol sangat mengidolakannya.
“Naega?”
“Um. Hyeong. Dia pergi ke Korea melanjutkan sekolah bersama kita karena dia ingin melihat secara langsung idolanya. Tapi, ternyata idolanya malah mengecewakannya dan membuatnya marah. Bukankah aku sudah bilang kalau dia tidak suka seperti itu?”
“mianhae Kook. Aku salah. Seharusnya aku tidak melakukan itu.” Kedua insan tersebut terus saja memperhatikan Jinsol yang sedang bersenda gurau dengan teman-temannya. Jungkook meletakkan gelas minumannya dan mendekati Jinsol. “Kookie eodigayo?” tanya Jimin. Jungkook tetap berjalan dan tidak menghiraukan pertanyaan Jimin.
“Jinsol. Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. Dia sangat merindukanmu dan dia juga menggalau selama dua tahun terakhir.” Ujar Jungkook.
“Huumm... aku tau maksud oppa siapa. Jimin kan? Oppa jebal, aku ingin melupakan hal itu dan melupakan orang itu.” Jawab Jinsol.
“Tapi saeng kamu harus melihatnya. Dia... dia ingin meminta maaf padamu.” Paksa Jungkook
“Bilang saja aku sudah memaafkannya.” Jawabnya cuek.
“Jinsol maaf kalau aku punya salah sama kamu.” Tiba-tiba Jinsol menjauh ketika Park Jimin mendekatinya. Namun dengan segera Park Jimin mengejar Jinsol. “Jinsol dengarkan aku. Tolong maafkan aku. Maafkan aku sudah lancang menciummu waktu itu. Jinsol, aku sudah tidak sanggup lagi memendam perasaanku. Aku ingin mengungkapkannya padamu. Jinsol, saranghaeyo. Nan neomu neomu neomu saranghaeyo.”
“Jimin-ssi?” Jinsol menatap mata Jimin. Mencari kebohongan dibalik sana. Namun hasilnya nihil, ia hanya melihat kebenaran. Jinsol tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Seolah ia bisu.
“Jinsol-ssi. Nae yeoja chingu ga dwae o jullae?” tanya Jimin.
“Jimin-ssi?” Jinsol kembali bertanya karena ia masih tidak percaya.
“Nan jeongmalyo. Jebal. Beri aku kesempatan untuk bersamamu dan menjalani semuanya bersamamu. Aku merasa sangat kehilanganmu dan aku menyesal. Aku menyesal sudah melakukannya Jinsol. Jebal, kembalilah ke Korea.” Ajak Jimin sambil menggenggam tangan Jinsol.
“Jimin maaf. Tapi aku sudah tidak percaya lagi sama kamu. Kamu membujukku untuk membawaku kembali ke Korea karena kamu menginginkan sesuatu dari member BTS yang lain kan? Aku nggak mau.” Kini Jinsol sepertinya sudah kehilangan kepercayaannya untuk Jimin.
“Jinsol jebal. I’m serious. Aku benar-benar tulus mengajakmu kembali ke Korea bukan karena ada tujuan lain.” Ucap Jimin sambil mengeratkan pegangannya.
“Jimin! Tolong jangan paksa aku!” Teriak Jinsol sambil menghempaskan tangan Jimin. Jinsol berlari menuju kamarnya dan menguncinya. Jimin tidak tinggal diam. Dia ikut memasuki rumah milik Jinsol dan menggedor-gedor pintu kamarnya.
“baiklah kalau kamu benar-benar tidak menyukaiku. Aku tidak akan memaksa. Kalau begitu aku pergi. Good bye. Maaf sudah mengganggumu.” Ucap Jimin dari luar kamar. Jinsol bersandar ke pintu dan menangis. Ia bingung. Selama ini ia hanya menghayal tentang Jimin dan menjadi pacarnya. Tapi saat dia benar-benar telah menjadi kenyataan dia malah berhenti memimpikan Jimin hanya karena satu hal. Satu hal yang tidak bisa ia lupakan walau sudah terjadi dua tahun yang lalu saat ia masih di korea.
“Jinsol. It’s me. Jungkook. Open the door please.” Ucap Jungkook lembut sambil mengetuk pintu. Jinsol menghapus air matanya dan membukakan pintu untuk Jungkook. “Bolehkan aku masuk?”
“Oh ne.” Ucap Jinsol dan menutup kembali pintu itu setelah Jungkook masuk.
“Kamu kenapa? Eum? Jawab oppa. Kenapa?” tanya Jungkook lembut sambil memegangi lengan Jinsol. Jinsol diam. Air matanya kembali mengalir. “Bukankah kamu ingin menjadi pacar Jimin? Bukankah kamu selalu bilang kalau kamu ingin Jimin jadi kenyataan dalam hidupmu? Kenapa kamu seperti ini? Jinsol answer me.”
“Oppa... sebenarnya aku juga mencintainya. ah tidak aku sangat mencintainya. Sebenarnya aku tidak ingin jauh darinya. Tapi sejak kejadian itu, aku merasa harga diriku terinjak-injak.”
“Jinsol dengar. Cinta sejati itu hanya datang sekali. Kamu tau kan kalau dia melakukannya dengan tulus. Jimin bilang padaku kalau dia melakukannya dengan tulus. Dia bahkan tidak menerima barang yang telah di janjikan oleh Jin Hyung. Karena ia merasa bahwa barang itulah yang membuatnya kehilanganmu. Jinsol, sebaiknya kau pikir-pikir kembali. Ikutilah kata hatimu. Dan kejarlah dia sebelum dia pergi jauh darimu.” Jinsol menatap mata Jungkook. Ia merasakan sesuatu yang berbeda saat mendengar ucapan Jungkook tadi. “Mungkin kamu lelah. Sebaiknya kamu tidur.” Jungkook pun akhirnya keluar dari kamar Jinsol.
.
Jinsol sedang menyisir rambutnya yang berantakan. Jungkook mengetuk pintu pelan dan meminta ijin kepada Jinsol untuk masuk.
“Jinsol, apa kau benar-benar akan membiarkan Jimin pergi sendiri? Apa kau yakin kau akan baik-baik saja setelah Jimin pergi? Dua puluh menit lagi Jimin akan kembali. Ku harap kau benar-benar mengikuti kata hatimu.” Mendengar hal itu, Jinsol segera beranjak dari duduknya dan pergi mengemudikan mobilnya menuju hotel tempat Jimin berada. Jinsol diberi tau oleh Jungkook tentang hotel tempat Jimin menginap semalam. Ia segera memasuki lift dan mencari kamar Jimin. Namun pintunya terkunci rapat. Ia segera kembali dan menuju bandara berharap Jimin masih disana.
.
@Juanda Airport
“Jinsol, maafkan aku atas semua yang telah aku lakukan padamu. Aku benar-bena menyesal telah melakukannya padamu saat kamu masih bersamaku. Mungkin ini akan jadi yang pertama dan terakhir kali aku berkunjung ke rumahmu. Good bye Surabaya.” Saat Jimin membalikkan badannya.
“Jimin!” suara seseorang yang tak asing lagi bagi Jimin terdengar sangat kencang memenuhi setiap sudut bandara. “hosh hosh hosh.... Jimin.”
“Waeyo kook?” tanya Jimin heran. Bagaimana tidak? Jungkook datang dengan napas yang tidak teratur dan ekspresinya terlihat sedih.
“Jinsol! Jinsol kecelakaan. Dan sebaiknya kau tunda dulu keberangkatanmu.” Jelas Jungkook.
“Mianhae Kook. Tapi Jinsol tidak ingin menemuiku lagi.” Jimin terlihat sedih.
“Aniyo. Tidak seperti itu. Jimin. Kau bilang kau sangat mencintai Jinsol? Tapi apakah ini yang dilakukan oleh orang yang saling mencintai?” Jungkook memberikan kode untuk Jimin.
“Maksudmu? Saling mencintai?” tanya Jimin tidak mengerti.
“Iya. Jinsol mengakui semuanya semalam padaku kalau dia juga sangat mencintaimu. Dan sebaiknya kamu tunda dulu keberangkatanmu.” Akhirnya Jimin dan Jungkook pun pergi kerumah sakit mengunjungi Jinsol.
@Hospital
Jimin menangis sambil menggenggam tangan Jinsol. Air matanya tidak berhenti mengalir. Ia terus menangis menunggu Jinsol sadar. Perlahan jari tangan Jinsol bergerak dan matanya juga mulai terbuka.
“Jinsol?” panggil Jimin lembut. Ia senang Jinsol telah sadar. Dengan segera Jimin memeluk Jinsol erat.
“Mianhae Jimin.” Air mata Jinsol mulai mengalir.
“Jinsol saranghae. Nan jeongmal saranghaeyo.”
“Nado Jimin. Nado.” Jinsol melepas pelukan Jimin. Keduanya tersenyum sekilas dan kembali berpelukan. “Jimin, apakah kata-katamu waktu itu masih berlaku?” tanya Jinsol yang masih berada dalam pelukan Jimin.
“Yang mana?”
“Saat kau memintaku menjadi yeoja chingumu.”
“Tentu. Itu berlaku sampai kapanpun. Karena aku sangat mencintaimu.”
“Semalam aku belum menjawab pertanyaanmu. Jadi, bolehkah aku menjawabnya sekarang?”
“Tidak perlu. Kau tidak perlu menjawabnya. Karena aku tau jawabanmu.”
“Bagaimana bisa kau tau?”
“Karena aku bisa membaca kata hatimu.” Keduanya tersenyum dalam pelukan. Jimin semakin mengeratkan pelukannya.
“Ehem... maaf mengganggu...” ucap Jungkook sambil berdeham.
“Hehehe....” ketiga insan tersebut tertawa bersama.
.
7 Days Later
Hari ini Jinsol, Jimin dan Jungkook akan kembali ke Korea. Jinsol yang sudah lulus kuliah karena kepandaiannya sekarang bekerja di Big Hit Entertainment bersama Park Jimin namja chingunya.
“Mama, papa, Jinsol berangkat ya...” pamit Jinsol.
“Ahjumma, ahjussi, aku kembali dulu ya...” pamit Jungkook.
“ehem... Ayah mertua, ibu mertua, saya pamit pergi ya...” pamit Jimin. Ia merasa gugup saat bertatap muka dengan kedua orang tua Jinsol.
“Ya!” teriak Jinsol tepat di telinga Jimin.
“Wae? Bukankah setelah ini kita akan menikah?”
“Kau kira aku mau menikah denganmu?” Tanya Jinsol.
“Sepertinya begitu. Hehehe….”
“Ya! Jimin! Saeng! Sampai kapan kalian akan disana. Ghaja palli pesawatnya sudah mau berangkat.” Teriak Jungkook.
“Bye Pa... Bye Ma...” Jinsol, Jungkook dan Jimin melambaikan tangan ke arah orang tua Jinsol.

-End-