Rabu, 09 Maret 2016

Love You Senior

Tittle     : Love You Senior (Saranghae Sunbaenim)
Cast     : Myungyeon couple, Suzy, Hyorin, Jungkook, Chanyeol.
Genre   : School Life
Author  : Nam Ohyun / Ms. Childish

Jiyeon. Seorang siswi baru yang sangat polos. Ia bersekolah di Anyang High School. Sekolah paling bergengsi di Korea Selatan. Hari itu, Jiyeon hendak meminta tanda tangan pada salah satu anggota OSIS yang sedang duduk di pinggir lapangan basket. “Kau mau tanda tanganku? Cium dulu kapten basket yang sedang bermain disana.” Ujar OSIS itu sambil menunjuk namja tinggi yang sedang bermain basket bersama ketiga temannya.
“Me-mencium? Apakah tidak bisa diganti dengan yang lain?” tawar Jiyeon. Ia sangat gugup. OSIS itu menggeleng cepat. Dengan pasrah, Jiyeon menghampiri namja yang dimaksud dan mencium pipinya.
“Kenapa kau menciumku?” Myungsoo kaget. Seketika ia menoleh ke arah Jiyeon dan mengerutkan dahinya.
“Tidak tahu. Sunbae yang menyuruhku.” Jiyeon mendongakkan kepalanya dan menatap Myungsoo.
“Aku menyuruhmu?” Myungsoo mengangkat alisnya sebelah.
“Maksud Jee, sunbae yang it-“ Jiyeon menunjuk kearah OSIS yang tadi menjaili Jiyeon, tapi mereka tiba-tiba menghilang.
Myungsoo tak sengaja melihat teman-temannya yang sedang menertawai Jiyeon. Myungsoo menggeleng pelan dan menatap Jiyeon lagi. “Mana Sunbae itu?” ujar Myungsoo sambil pura-pura melihat ke sekelilingnya.
“J-Jee tidak tahu…” Jiyeon menunduk. Gugup, takut, malu. Semua menjadi satu. Tiba-tiba pipi Jiyeon memerah. Ia melihat ke sekelilingnya lagi.
“Wah… gadis kecil itu cuku berani juga” ujar salah seorang teman Myungsoo bernama Chanyeol.
Myungsoo membalas melihat Chanyeol dan mengangguk. “Iya. Dia sangat berani.” Pandangan Myungsoo beralih lagi pada Jiyeon yang kini sedang menunduk karena takut. “Tidak ada siapapun kan disini?” Tanya Myungsoo.
“Umm… tapi sungguh Jee bukan sengaja menciummu oppa.” Jiyeon menahan rasa malunya karena ditertawakan oleh teman-teman Myungsoo. “Jee harus pergi.” Ujar Jiyeon singkar. Ia kemudian pergi. Namun Myungsoo menahan tangan Jiyeon agar tak pergi.
“Apakah kau marah padaku? Bukankah harusnya aku yang marah padamu?” ujar Myungsoo. Jiyeon bebalik dan menatap Myungsoo.
“Kalau begitu… marahlah. Jee tidak marah. Jee hanya malu.” Jiyeon kembali menunduk sambil melihat teman-teman Myungsoo takut.
Myungsoo menggeleng pelan dan mengacak pelan rambut Jiyeon. “Aku tidak akan marah. Maafkan teman-temanku yah. Sebaiknya kau kembali ke tempat teman-temanmu. Lain kali jangan minta tanda tangan sendirian.” Ujar Myungsoo mensehati.
“Oppa tidak marah? Kalau begitu, Jee kembali dulu. Maafkan soal kejadian tadi oppa.” Ujar Jiyeon penuh senyum. Ia kemudian berlari menuju kelasnya.
“Apa dia barusan memangggilmu oppa? Wah ternyata kalian sangat dekat.” Ujar Jungkook menggoda Myungsoo.
Myungsoo menggelang. “Tidak. Aku tidak mengenalnya sama sekali.” Myungsoo kembali melihat kearah bolanya. “Kaja main lagi.” Ujar Myungsoo.
∞∞∞
Jam istirahat telah tiba. Jiyeon pergi ke perpustakaan. Ia mengambil sebuah novel dan duduk di sebuah bangku yang ada dipojok ruangan.
“Kenapa kau tak menciumku juga?” Tanya salah seorang namja yang tiba-tiba menghampiri Jiyeon.
“Sejak kapan kau disini? Mana mungkin? Aku juga tidak mengenalmu. Aku tidak semurahan itu.”
“Oh benarkah? Tapi tadi dengan mudahnya kau mencium rekanku.” Ujarnya sambil mendekatkan wajahnya dengan Jiyeon.
“Menjauh Dariku!” Bentak Jiyeon sambil memukulkan buku tebal yang dipegangnya pada namja yang menggodanya itu. Jiyeon kemudian lari dari perpustakaan.
Myungsoo sedang berjalan dikoridor sekolah bersama teman-temannya. Ia hanya diam sambil mendengarkan temannya yang sedang bergurau dibelakangnya. Ia kemudian tersenyum dan menggeleng. “Bisakah kalian tidak bergurau? Ini koridor. Kekanak-kanakan sekali.
Jiyeon masih berlari dari arah perpus. Ia tidak melihat Myungsoo dan teman-temannya. Bukk!! Jiyeon tal sengaja menabrak Myungsoo hingga ia sendiri terjatuh. Myungsoo menghampiri Jiyeon terjatuh dan membantunya berdiri. “Gwaenchanha?” Myungsoo melihat kearah Jiyeon. “Eh? Kau lagi?” Myungsoo menikkan sebelah alisnya.
Jiyeon melirik kesamping. “Ah pabo. Ini kedua kalinya Jee berbuat salah padamu oppa. Gwaenchanhayo.” Jiyeon kemudian kembali berlari saat melihat teman Myungsoo keluar dari perpustakaan.
Myungsoo melihat temannya yang baru saja keluar dari perpustakaan. “Kau? Tumben sekali dari perpustakaan.” Myungsoo meaikkan sebelah alisnya “Apa yang kau lakukan dengannya?”
“Bukan urusanmu.” Jawab namja itu dan berjalan meninggalkan Myungsoo dan kawan-kawan.
‘Dia kenapa?’ pikir Myungsoo. Ia mengangkat bahunya dan jalan ke kantin skolah bersama teman-temannya.
∞∞∞
Jiyeon berjalan dikoridor sekolah. “huh, melelahkan sekali semua kejadian sial hari ini. gara-gara eonni-eonni (sunbae) itu.” Gerutu Jiyeon sambil berjalan menuju kelasnya.
“Kau sedang membicarakanku?” tiba-tiba Suzy datang menghampiri Jiyeon. “Sebentar lagi kau akan menjadi pusat cemoohan disekolah ini… kau tau siapa namja yang kau cium tadi? Kau kira orang-orang tak melihatmu menciumnya tadi hah?! Dasar anak kecil!” tiba-tiba sekawanan Suzy datang dan melempari Jiyeon dengan telur.
‘Sial! Kenapa Jee harus mengalami hal ini? pabo!’ rutuk Jiyeon dalam hati.
∞∞∞
Myungsoo masih duduk di kantin sambil menikmati minumannya. Tiba-tiba ia ia mendengar suara siswi lain. “Sepertinya ada keributan.” Ujar Jungkook.
“Lebih baik kita Tanya.” Sambung Chanyeol. Ia kemudian menghentikan salah satu siswi yang sedang lewat di dekat mereka.
“Kau tahu yeoja yang tadi menciummu? Dia sedang dibully sama Suzy dan teman-temannya.” Ujar Siswi tersebut. Ia kembali meneruskan langkahnya melihat keributan itu. Myungsoo seketika membulatkan matanya kaget.
“Lebih baik kita kesana.” Ujar Myungsoo. Ia pun pergi menghampiri Jiyeon.
Didepan koridor, Myungsoo melihat Jiyeon menunduk tak berkutik dan hanya meneteskan airmatanya.
“Lihatlah gadis kecil ini! sungguh menyedihkan.” ejek Suzy tepat di depan wajah Jiyeon.
“Apakah dia menangis?” Tanya Hyorin. “Simpanlah air matamu cantik. Tidak ada orang yang mengasihani gadis tidak tahu malu sepertimu! Berani-beraninya kau mencium namja yang kami sukai!” bentak Hyorin sambil memukul kepala Jiyeon.
“Tapi sun-” ucapan Jiyeon terpotong karena Suzy melempari wajah Jiyeon dengan telur dan sepatu fantofel yang dipakainya.
“Tutup mulutmu!” teriak Suzy.
Myungsoo tidak tahan hanya melihat Jiyeon. Ia segera berlari dan melewati kerumunan banyak siswa
“Hey Hentikan itu!” teriak Jungkook.
Myungsoo menghampiri Jiyeon dan membuka jasnya. Ia memakaikan jasnya di bahu Jiyeon. “Gwaenchanha?” Tanya Myungsoo khawatir. Jiyeon hanya menunduk sambil menangis. “Kenapa kalian mem-bully-nya!” teriak Myungsoo pada Suzy dan teman-temannya.
Suzy dan teman-temannya kaget dan menahan amarahnya karena Jiyeon ditolong oleh Myungsoo. Jiyeon kembali menunduk. “Tanyakan saja pada gadis murahan itu” jawab Hyorin ketus.
“Isshh” Myungsoo mendesah kesal. Ia merangkul tubuh Jiyeon dan membawanya pergi dari hadapan Suzy dan kawan-kawan. “Jha, bersihkan tubuhmu.” Ujar Myungsoo.
“Bukankah OSIS itu yang tadi menyuruhnya mencium Myungsoo? So, bukan salah Jiyeon kalau Jiyeon mencium Myungsoo.” Ujar Chanyeol.
“Sudahlah. Ayo pergi.” Ujar Myungsoo pada teman-temannya.
Setibanya di depan kamar mandi, Jiyeon bercermin di sebuah cermin yang tertempel di dinding. Bibirnya lecet dan mengeluarkan sedikit darah.
“Untuk yang ketiga kalinya aku merepotkanmu. Mianhae oppa.” Ujar Jiyeon merasa bersalah.
“Gwanchanha. Ini juga salahku.” Myungsoo mengusap sudut bibir Jiyeon yang terluka dengan sapu tangan yang dipegangnya. “Bersihkan tubuhmu.”
“Gomawo” ujar Jiyeon.
Myungsoo melihat baju Jiyeon yang sangat kotor “Apa kau bawa baju ganti?” Tanya Myungsoo. Jiyeon menggeleng.
“Aku tidak membawanya. Aku tidak tahu hari ini akan seperti ini.”
“ya sudah. Aku ambil baju gantiku. Kau dapat memakainya. Tapi aku hanya punya kemejanya saja. Dan mungkin, kemeja itu kebesaran untukmu.” Ujar Myungsoo sebelum ia pergi mengambil seragamnya dikelas.
“Itu sudah lebih dari cukup. Gomawo oppa.” Jiyeon tersenyum. ‘ternyata dia baik juga. Ku kira da sama seperti namja lainnya.’ Pikir Jiyeon. Ia memasuki kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.
Myungsoo mengambil bajunya diloker. Ia sempat melihat kearah teman-temannya. “Aku akan memberikan ini dulu pada Jiyeon. Setelah itu aku akan kembali.” Ujar Myungsoo.
Jiyeon sudah membersihkan dirinya. Jiyeon menunggu Myungsoo datang membawakan pakaian untuknya. Jiyeon mengeringkan rambutnya yang basah.
Myungsoo tiba didepan toilet. “seragamnya aku letakkan didepan pintu ya. Aku harus kembali ke kelas.” Ujar Myungsoo.
“Ne. Jeongmal gomawo oppa. Maaf sudah merepotkanmu.” Setelah Myungsoo pergi, Jiyeon mengambil seragam Myungsoo didepan pintu. Ia memakai kemeja kebesaran itu dan meminta ijin untuk pulang.
∞∞∞
Besok harinya, Jiyeon tidak masuk sekolah karena orang tuanya memindahkan Jiyeon ke sekolah biasa setelah kejadian kemarin. Sedangkan Myungsoo berjalan dikoridor dengan wajah datarnya. Ia pergi menuju kelasnya.
“L!” Teriak seseorang dari belakang Myungsoo. Dia terlihat sedang terburu-buru. “Hosh… hosh…” namja itu berlari dengan cepat kearah Myungsoo.
“Ada apa?” Tanya Myungsoo. Ekspresinya masih datar.
“Itu… Jiyeon…”
“Jiyeon?” Myungsoo mengerutkan dahinya tidak mengerti.
“Yeoja polos yang kemarin menciummu. Dia keluar dari sekolah. Orang tuanya memindahkannya kesekolah lain karena kejadian kemarin.” Ujar Jungkook sangat cepat dan tanpa bernapas.
“Jeongmalyo?” Ekspresi Myungsoo yang tadinya datar, kiri berubah seketika menjadi khawatir. “Kau tahu dia pindah kemana?” Tanya Myungsoo.
“Hyehwa High School for girl.” Jawab Jungkook. Myungsoo dengan cepat pergi meninggalkan sekolah. “L! Neo eodiga!” teriak Jungkook.
∞∞∞
Jiyeon sedang berjalan menuju kelasnya. Ia berharap akan menemukan ketenangan disekolah barunya kali ini. Saat ia berjalan di koridor kelas, seseorang tiba-tiba memanggilnya. “Jee!!!” suara yang tidak asing di telinga Jiyeon. Ia membalikkan badannya dan semua siswi melihat kearah namja itu. Benar saja. Dia orang yang kemarin sudah menolong Jiyeon di semua masalah yang dihadapi Jiyeon. ‘Ish… kenapa oppa itu ada disini? Ini kan sekolah khusus untuk yeoja. Kalau saem tau, dia bisa diusir.’ Gerutu Jiyeon dalam hati. Akhirnya Jiyeon memutuskan untuk menghampiri namja itu dan membawanya keluar.
“Oppa. Kenapa oppa ada disini? Kalo saem tahu-”
“Aku bisa di usir.” Potong Myungsoo. “Aku cuma mau minta sama kamu. Tolong kembali ke Anyang High School.” Myungsoo menggenggam tangan Jiyeon. Jiyeon menunduk. Ia meneteskan air matanya. Ia kembali teringat kejadian kemarin. “Uljima. Aku akan melindungimu. Aku janji padamu. Suzy tidak akan menjailimu lagi.” Jiyeon mendongakkan kepalanya menatap Myungsoo. “Saranghae Jee.”
‘apa dia bilang barusan? Apakah dia serius mengucapkannya?’ gumam batin Jiyeon. “Oppa…” ujar Jiyeon lirih.
“Saranghae Park Jiyeon.” Myungsoo mengulangi kalimatnya. Air mata Jiyeon kembali mengalir. Namun perasaannya kali ini berbeda. Jiyeon merasa sangat bahagia, terharu, dan rasanya ingin loncat-loncat. “Maukah kau menjadi yeoja chinguku?” deg! Jantung Jiyeon mulai berdebar kencang, wajahnya memerah, dan… tangannya mulai terasa dingin.
“Kenapa oppa mencintai yeoja polos dan tidak tahu malu seperti Jee?” Tanya Jiyeon.
“Aku suka yeoja polos dan bodoh sepertimu. Jee mau kan jadi pacar oppa?” Tanya Myungsoo sekali lagi. Sedetik kemudian sesungging senyuman terukir dengan sempurna di bibir manis Jiyeon. Jiyeon mengangguk cepat. Cup! Sebuah ciuman singkat tiba-tiba mendarat dengan mulus di bibir Jiyeon. Seketika senyuman Jiyeon memudar menjadi datar.
“Oppa… itu first kiss-ku.” Ujar Jiyeon dengan wajah polosnya. Senyuman Myungsoo ikut luntur.
“Mian.” Satu kata yang keluar dari bibir Myungsoo.
“Gwanchanha. Oppa, Jee masuk kelas dulu. Sebentar lagi bell masuk.” Ujar Jiyeon.
“Andwae. Sekolahmu bukan disini. Sekolahmu di Anyang High School. Kaja.” Myungsoo menarik tangan Jiyeon menuju ke mobilnya. “Sepertinya kita sudah terlambat. Bagaimana kalau kita bolos saja?” ujar Myungsoo.
“Yak! Oppa! Jee tidak mau bolos.” Teriak Jiyeon. Myungsoo melajukan mobilnya menuju sekolah.
∞∞∞
Sesampainya disekolah, Myungsoo dan Jiyeon dikejutkan dengan keadaan sekolah yang sangat ramai. “Apa hari ini ada acara?” Tanya Jiyeon pada Myungsoo. Myungsoo hanya mengangkat bahunya.
“L!” Chanyeol memanggil Myungsoo dari kejauhan. “Jiyeon? Kau disini juga?” Chanyeol menatap Jiyeon tidak percaya. Sahabatnya benar-benar hebat.
“Ada apa itu? Kenapa ramai sekali?” Tanya Myungsoo pada Chanyeol.
“Kau tahu? Suzy dan kawan-kawan sedang dihukum karena perbuatannya Pada Jiyeon kemarin. Lihat saja. Suzy sedang dihukum mengelilingin lapangan basket sebanyak 10 kali dengan papan nama yang tergantung di lehernya. Kau bisa baca kan? ‘Saya jelek.’ Kau tau siapa yang mengusulkan kata-kata itu?” Tanya Chanyeol. Jiyeon dan Myungsoo mengangkat bahu bersama-sama. “Tuh. Bestiemu yang satu itu.” Ujar Chanyeol sambil menunjuk Jungkook.
Jiyeon merasa kasihan pada Suzy. Ia tidak tega melihat sunbaenya dihukum. Jiyeon menghampiri Suzy dan memintanya untuk berhenti. “Sunbae berhenti!” teriak Jiyeon dari kerumunan siswa. Ia kemudian berjalan menembus kerumunan itu dan mendekati Suzy. “Saem, tolong hentikan ini.” Jiyeon memohon pada Jung saem. Agar menghentikan hukuman Suzy dan kawan-kawan.
“Jiyeon apa yang kau lakukan? Biarkan mereka menerima hukuman ini. Kau tidak lihat? Bibirmu berdarah kemarin dan sampai sekarang pun bibirmu masih luka.” Sambung Myungsoo sambil menunjuk bibir Jiyeon yang luka.
“Tapi ini hanya masalah kecil oppa.” Bentak Jiyeon. “Saem… jebal hentikan hukuman ini…” Jiyeon mulai merendahkan dirinya berlutut di depan saem agar ia mau menghentikan hukumannya pada Suzy. Jung saem yang tidak tega melihat Jiyeon berlutut seketika berteriak agar Suzy berhenti berlari lapangan. Suzy yang kelelahan pun akhirnya berhenti mengelilingi lapangan.
“Suzy, Hyorin. Kalian harus meminta maaf pada Jiyeon didepan semua siswi yang ada disini.” Ujar Jung saem. Jiyeon hanya diam. Suzy tampak sedang menahan amarahnya saat melihat Jiyeon. Tangannya mengepal.
“Suzy? Kau ingin memukul Jiyeon? Tidak cukup kau memukulnya dengan sepatu fantofle yang kemarin kau pakai hah?” Tanya Myungsoo saat melihat tangan Suzy yang mengepal sangat kuat. Perlahan tangan Suzy mulai melemas dan mengulurkan tangannya pada Jiyeon. Ia meminta maaf di depan semua siswi yang sedang menontonnya saat ini.
“Mianhae Park Jiyeon.” Ujar Suzy lirih.
“Ne. gwaenchanha eonni.” Jawab Jiyeon dengan polosnya.
∞∞∞
Jiyeon sedang duduk sendirian di pinggir lapangan sambil memperhatikan namja chingunya yang sedang bermain basket. Keringatnya bercucuran. Myungsoo menghentikan permainan dan duduk dengan kaki lurus ditengah-tengah lapangan. Jiyeon membawakan handuk dan sekaleng minuman untuk Myungsoo. “Untukmu sunbae.” Ujar Jiyeon sambil menyodorkan handuk dan minuman yang dibawanya.
“Bisakah kau bantu aku membersihkan keringatku?” ujar Myungsoo polos. Ia hanya menerima kaleng minuman yang Jiyeon bawa tapi tidak untuk handuknya. Dia ingin Jiyeon yang membersihkan keringatnya.
“Ish. Disini terlalu ramai. Malu dilihat teman-teman oppa.” Ujar Jiyeon malu-malu.
Myungsoo beranjak dari duduknya dan menarik tangan Jiyeon menuju taman sekolah yang sangat sepi. “Disini sepi. Jadi bersihkan keringatku sekarang ne.” ujar Myungsoo sambil memajukan wajahnya.
“Ishh…” Jiyeon mendengus kesal. Namun beberapa detik kemudian Jiyeon mulai membersihkan keringat Myungsoo dengan handuk tebal yang sedari tadi dibawanya. Jiyeon membersihkan keringat Myungsoo dengan penuh kasih sayang. Pelan dan sangat lembut. Jiyeon memperhatikan wajah tampan Myungsoo. Menatapnya tanpa berkedip. Semakin lama usapan Jiyeon semakin pelan dan wajahnya pun semakin dekat dengan wajah Myungsoo. Myungsoo dapat merasakan hembusan napas Jiyeon di wajahnya. Bibir Jiyeon akhirnya menempel sempurna tepat dibibir Myungsoo. Hanya menempel. Myungsoo membuka matanya dan melihat Jiyeon sedang menutup matanya.
Tak jauh dari tempat MyungYeon berada, seorang yeoja kini tengah berdiri dengan memegang ponselnya dan menghadapkannya ke arah MyungYeon. Ia tersenyum nakal melihat hasil fotonya.
Kembali ke MyungYeon. Jiyeon masih belum melepaskan tautan bibirnya dengan bibir Myungsoo. Hingga tiba-tiba ponsel Myungsoo bergetar. Seketika Jiyeon menjauhkan wajahnya dan menunduk malu. “Waeyo Chagi?” Tanya Myungsoo saat melihat Jiyeon menundukkan kepalanya. Jiyeon mulai melangkah meninggalkan Myungsoo namun tangannya di tahan hingga ia terpaksa harus menghentikan langkahnya. “Eodiga? Kau belum selesai membersihkan keringatku.” Ujar Myungsoo.
“Bersihkan saja sendiri.” Jawab Jiyeon sambil menyerahkan handuk yang dipegangnya ke tangan Myungsoo. Jiyeon kemudian kembali menuju kelasnya.
“Dasar yeoja polos.” Gumam Myungsoo saat Jiyeon pergi.
∞∞∞
Jiyeon berjalan terburu-buru menuju kelasnya. “kenapa kelas sangat sepi? Kemana yang lain?” Gumam Jiyeon. Jiyeon kemudian pergi ke lapangan. Saat ia tiba di depan madding, ia melihat sekerumunan siswa. Tiba-tiba Suzy dan Hyorin datang menghampirinya. Hatinya mulai gelisah. “Kali ini kau akan benar-benar menjadi pusat perhatian semua siswa.” Bisik Hyorin tepat ditelinga Jiyeon.
“A-apa maksud eonni?” Tanya Jiyeon tidak mengerti. ‘permainan apa lagi ini?’ Tanya Jiyeon dalam hati. Ia menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya lagi. Ia kemudian memberanikan diri mendekati madding. Jiyeon membulatkan matanya saat melihat apa yang baru saja ia lihat. ‘itu aku di taman tadi.’ Gumam batin Jiyeon.
“Eh-eh itu namjanya…” ujar salah seorang siswa yang sukses membuat siswa lain menoleh ke arah Myungsoo yang sedang berjalan bersama Jungkook dan Chanyeol. Jiyeon mengikuti arah pandang siswi lain.
“Ya… kenapa semua orang menatapmu seperti itu?” Tanya Jungkook.
“Apakah jiyeon sedang dijaili lagi sama Suzy dan Hyorin?” Sambung Chanyeol.
Myungsoo tak sengaja melihat Jiyeon tepat didepan madding. Ia sedang menangis. Myungsoo menghampiri Jiyeon. “Ada apa? Kenapa kau menangis?” Tanya Myungsoo khawatir. Jiyeon menunduk dan menunjuk sebuah foto yang sedang terpajang di madding. Disana Myungsoo melihat adegan ciumannya dengan Jiyeon. Myungsoo kemudian membaca selembar kertas yang tertempel di bawah foto itu.
‘Chukkahae Kim Myungsoo dan Park Jiyeon. Semoga kalian bahagia. Mianhae. Suzy and Hyorin.’ Ia kemudian tersenyum ke arah Jiyeon. “Jadi kau menangis karena ini?” Tanya Myungsoo sambil menyodorkan selembar kertas yang barusan dibacanya. Jiyeon mengangguk pelan. “Kau mau lagi?” Tawar Myungsoo tanpa menghiraukan murid-murid di sekitanya.
“Ciieee…..!!!!” seru semua orang yang ada disana.
“Jha ke lapangan.” Ujar Myungsoo sambil merangkul Jiyeon.
“Eits. Tunggu dulu.” Hyorin menahan Myungsoo dan Jiyeon tak jauh dari madding.
“Boleh kami meminta pajak jadian kalian?” pinta Suzy sambil menadahkan tangannya. Hyorin kemudian tertawa pelan.
“Mianhae Park Jiyeon. Kami sudah merepotkanmu kemarin.” Ujar Hyorin.
“Gwaenchanha Eonni.” Jiyeon kemudian tersenyum.

-End-

[Nappeun Namja Pt. 1] What Are You Doing?


Cast     : Jeon Jungkook, Kim Taehyung, Lee Jinsol, Jung Yein
Genre   : NC, School life, other
Length   : Chapter
Author   : Ms. Childish

Sejak kapan dia menjadi sangat seksi? Haruskah aku berusaha memilikinya walaupun dia sudah dimiliki oleh orang lain? -Jeon Jungkook-

Taehyung Oppa! Saranghae! -Lee Jinsol-



School Of Performing Art (SOPA). Sebuah sekolah yang sangat terkenal dan berkualitas. Sekolah itu merupakan sekolah terbesar di Korea Selatan (anggap saja begitu). Dan terbukti beberapa siswa lulusan sekolah itu kini menjadi artis terkenal. Sekolah itu juga menyediakan asrama untuk para siswa. Setiap asrama terdiri dari 2 tempat tidur. Sedangkan semua siswa yang berasrama disana mencapai ratusan bahkan hampir seribu siswa. Sudah terbayang bagaimana besarnya asrama dan luasnya sekolah itu. Belum lagi kelas music, laboratorium, perpustakaan, kantin sekolah dan lain-lain. Seperti biasa pada malam minggu SOPA mengadakan event seperti untuk vocal, dance, rapp, dan masih banyak lagi yang lain. Hal itu bertujuan untuk melatih para siswa agar tidak gagal dalam ujian kelulusan. Tentang ketertiban di SOPA. Tidak ada larangan untuk berpacaran. Akan tetapi, sudah ada waktu dan batasan tersendiri untuk mereka.

Kelas akhir. Bagi sebagian orang kelas akhir adalah hal yang paling mendebarkan dan paling banyak menghabiskan waktu untuk belajar agar mendapatkan nilai yang maksimal. Namun berbeda dengan Jungkook. Dia tidak terlalu serius menghadapai kelas akhir. Seolah semuanya hanya candaan dan untuk hiburan. Namun saat melihat keadaannya saat ini, wajar saja jika dia menganggap kelas akhir ini sepele. Ujian seperti konser. Ujian dimana setiap siswa akan dinilai secara langsung penampilannya diatas panggung. Ujian yang bisa dibilang seperti ajang pencarian bakat. Ujian itu akan mereka hadapi bulan depan.

“Ya! Jeon Jungkook!” teriak Taehyung dari belakang. Jungkook yang sedari tadi asik dengan lagu favoritenya segera menoleh ke arah sumber suara. “Kau tidak katihan?” Tanya Taehyung. Taehyung adalah salah satu pelatih dance di SOPA bersama Suga dan Jimin.
“Aku sedang malas hyung. Kau tau sendiri. Aku tidak suka menghabiskan waktu untuk latihan. Lagi pula latihannya hanya itu-itu saja. Kau latihan sendiri saja. Aku masih banyak urusan.” Jungkook kembali memasang headset nya dan pergi meninggalkan Taehyung.
“Dasar anak kecil. Padahal dia sudah kelas akhir. Bagaimana jika dia tidak lulus ujian nanti? Apa dia tidak memikirkan itu? ckckck” Umpat Taehyung saat Jungkook sudah jauh meninggalkannya.

Jungkook terus berjalan sepanjang koridor sekolah. Ya, saat jam segini memang sekolah sangat sepi. Karena ini bukan jam sekolah. Langkah Jungkook tiba-tiba terhenti saat ia sampai di depan sebuah ruangan yang sangat luas. Pintu ruangan itu terbuka. Entah itu karena memang dibuka atau entahlah Jungkook tidak memikirkan itu. Yang ia perhatikan adalah seseorang yang sedang berada di dalam ruangan tersebut. -Jinsol-. Jungkook melihat gadis itu sedang latihan dance. ‘kenapa pacar V hyung bisa menjadi sangat cantik dan seksi saat ia berkeringat?’ gumam batin Jungkook. Gerakan Jinsol pun akhirnya terhenti. Ia beristirahat sejenak di sudut ruangan. Perlahan, Jungkook memasuki ruangan itu dan menutup pintu yang sedari tadi terbuka.
“Kau sudah datang Oppa?” Tanya Jinsol sambil terus mengelap keringatnya. Namun ia kaget saat yang disapanya bukanlah Taehyung. Melainkan Jungkook. “Eh? Sunbaenim? Ada apa kau kemari? Tidak biasanya kau ingin latihan dance. Biasanya kau selalu menghabiskan waktu untuk bernyanyi dan berpacaran. Apakah kau sudah berakhir dengan Tzuyu?” Tanya Jinsol.
“Tidak. Aku kesini ingin mengajakmu untuk dance bersamaku hari minggu nanti.” Ujar Jungkook sambil mendudukkan dirinya tepat disamping Jinsol.
“Eh? Tapi sunbaenim. Bukankah kau akan dance bersama Yeri?” Tanya Jinsol heran.
“Aku tidak ingin bersama Yeri. Dia terlalu kaku. Aku tidak suka jika haru mengajarkan gadis sepertinya.”
“Aah.. begitu. Baiklah kalau begitu. Aku akan mengatakannya pada V oppa agar dia bisa mengatur jadwal latihan kita nanti.” Ujar Jinsol.
“Bagaimana kalau sekarang saja? Supaya lebih cepat selesai koreografinya.”
“Umm… boleh juga sunbae.” Jawab Jinsol.
Beberapa saat kemudian, Taehyung datang ke ruang dance tempat Jinsol dan Jungkook saat ini. Taehyung mengerutkan alisnya heran. Ia melihat Jungkook dan Jinsol sudah latihan bersama. “Ya! Jeon Jungkook!” Taehyung mematikan music yang mengiringi gerakan Jinsol dan Jungkook. Seketika keduanya menoleh ke arah Taehyung. “Bukankah kau bilang tidak ingin latihan tadi?” Tanya Taehyung.
“Aku malas latihan. Tapi saat aku melihat gerakan Jinsol yang sangat bagus, aku jadi tertarik untuk latihan.” Jawab Jungkook.
“Oppa. Jungkook sunbaenim bilang dia ingin dance bersamaku. Apakah kau mengijinkanku?” Tanya Jinsol dengan wajah memohon.
“Baiklah aku mengijinkanmu. Tapi bagaimana dengan Yeri?”
“Aku sudah menyuruh Yeri mencari pasangan yang baru. Gerakannya begitu kaku. Aku tidak suka.” Jawab Jungkook.
“Ya sudah terserah kau saja.” Ujar V. ia pergi meninggalkan Jinsol dan Jungkook karena ia sudah tau koreografi yang Jungkook buat sudah pasti bagus.

Latihan pertama dan kedua Jungkook biasa saja menghadapi Jinsol. Begitu juga dengan latihan yang ketiga. Hingga latihan kelima. Jinsol dan Jungkook latihan berdua di ruangan yang sama seperti sebelumnya. Jinsol menggerakkan badannya sesuai dengan gerakan-geraan yang sudah direncakan. Tiba-tiba saja Jinsol kehilangan keseimbangannya saat berbalik menghadap Jungkook hingga ia terjatuh tepat diatas pria berbadan kekar itu. Jinsol memejamkan matanya kuat saat Jungkook mulai mendekatkan wajahnya. Seolah ia mengetahui apa yang akan Jungkook lakukan. ‘Oh shit! Kenapa harus sekarang?’ teriak batin Jungkook saat merasakan sesuatu yang aneh di balik celananya. Pria itu mencium bibir Jinsol dan menekan tengkuknya saat gadis di atasnya itu hendak menjauh. Jungkook melumat bibir gadis itu sambil menggesekkan bagian bawahnya dengan milik gadis itu. Jinsol yang merasakan hal itu segera mendorong pria itu kuat-kuat hingga ia terlepas dari ciuman panas yang baru saja mereka lakukan.
“Ma-maafkan aku sunbae.” Jinsol segera bangun dari atas Jungkook dan pergi meninggalkannya sendiri di ruangan yang dikelilingi oleh kaca itu.
Jungkook juga bangun dan duduk saat Jinsol pergi dan menutup pintu ruangan itu dengan kasar. “Arrgh! Sial! Sekarang aku harus menidurkannya sendiri.” Teriak Jungkook sambil mengacak rambutnya kasar. Jungkook memundurkan dirinya dan bersandar pada sebuah kaca yang menjadi dinding ruangan itu. Ia mengeluarkan juniornya yang sudah bangun dari dalam celananya. Jungkook mengocok juniornya sendiri sambil mendesahkan nama Jinsol. Hingga akhirnya cairan putih keluar dari saluran kencingnya. Jungkook mengambil sebuah tisu yang selalu ia bawa di kantong celananya untuk membersihkan cairan di juniornya.

Malam minggu sudah tiba. Seperti biasa, siswa kelas akhir akan mengikuti event mingguan yang diadakan oleh pihak sekolah serta asrama. Jungkook sedang berjalan menuju asrama Jinsol. Jungkook mengetuk pintu asrama yang ada di depannya dan beberapa saat kemudian pintu itu terbuka.
“S-sunbaenim? Ada apa?” Tanya seorang gadis yang membuka pintu asrama itu. -Yein-
“Apakah Jinsol ada di dalam?” Tanya Jungkook kembali.
“Jinsol baru saja pergi ke ruang latihan. Dia bilang, dia akan langsung pergi ke ruang make up untuk event nanti malam.” Jawab Yein.
“Oh baiklah kalau begitu. Terima kasih.” Jungkook segera pergi ke ruang latihan untuk menemui Jinsol. Saat ia tiba di ruang latihan, ia melihat Jinsol sedang duduk . Tak lama kemudian gadis itu beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu. Namun langkahya terhenti saat ia tiba di ambang pintu. “Kau sangat rajin. Semoga sukses untuk nanti.” Ujar Jungkook sambil mengangkat tangannya untuk menyemangati Jinsol.
“Ne. Kau juga. Semoga berhasil.” Jinsol juga mengangkat tangannya sambil tersenyum manis ke arah Jungkook. “Ya sudah kalau begitu. Aku akan bersiap dulu. Tiga puluh menit lagi kita sudah harus selesai.”
“Ne. Bagaimana kalau kita pergi bersama saja?” tawar Jungkook.
“Kedengarannya itu bagus. Baiklah. Ayo pergi bersama.”

30 Menit Kemudian

Jinsol dan Jungkook sudah selesai berias sejak tiga menit yang lalu. Sambil berias, Jungkook dan Jinsol latihan menyanyi.
“Jungkook Jinsol bersiaplah. Satu menit lagi giliran kalian.” Ujar seorang panitia. Jinsol dan Jungkook segera berjalan meninggalkan ruang make up itu. Jinsol menarik napas dalam-dalam dan pergi menaiki panggung yang biasa di gunakan untuk event.

Musik mulai berbunyi. Jungkook dan Jinsol juga mulai menggerakkan tubuhnya seperti gerakan-gerakan mereka saat latihan. Taehyung memperhatikan Jinsol dari salah satu bangku penonton yang berada di barisan paling depan.
Saat lagu sudah hampir selesai dan saat Jinsol berputar mengelilingi Jungkook tangannya tak sengaja menyentuh kejantanan Jungkook. Namun Jinsol tidak menyadarinya. Jungkook terus menggerakkan badannya seolah ia tidak merasakan apa-apa sampai akhirnya music pun terhenti.

“Kerja yang bagus Jinsol.” Ujar Yein saat Jinsol sudah sampai di ruang make up.
“Penampilanku memang selalu bagus. Kau baru menyadarinya?” Tanya Jinsol sambil tertawa kecil.
“Ya sudah. Aku mau ganti baju. Aku ngantuk. Kau cepatlah kembali ke asrama.” Ujar Yein.
“Ne. Arasseo. Tapi sepertinya aku akan menemui V oppa dulu sebelum kembali ke asrama.”
“Ish… kamu ini. ya sudahlah. Jangan sampai melebihi jam 12. Nilaimu akan dikurangi.”
“Iya iya aku mengerti Yein-ku sayang.” Jinsol mencubit pipi Yein gemas. Akhirnya Yein pun pergi meninggalkan Jinsol.

Event sudah selesai. Jinsol pun berpamitan pada V untuk pergi. Karena dirinya masih belum mengganti pakaiannya. “Oppa, aku pergi dulu. Jangan lupa tidur ne.” Pamit Jinsol sambil memberikan sebuah ciuman di bibir V. Hal yang sudah biasa namun selalu manis untuk V.
Ruang ganti sudah sangat sepi. Namun di luar masih banyak siswa yang lewat. Hanya ada Jinsol sendiri di dalam sana. Saat Jinsol sedang mengganti pakaiannya, Jungkook masuk ke ruangan yang dipenuhi kaca dan lampu itu. Jungkook mengunci pintu. Beberapa saat kemudian, Jinsol keluar dari ruang ganti dengan dress mini yang ia kenakan sebelum tampil di panggung. Jungkook berjalan mendekati Jinsol dan menyudutkannya diantara dinding yang bisa dibilang dingin.
“Akh!” Jinsol memekik saat merasakan dirinya menghantam dinding. “Su-sunbae. Apa yang kau lakukan?” Tanya Jinsol heran saat menyadari orang yang menyudutkannya adalah Jungkook.
“Kau sudah dua kali membuat adik kecilku bangun Jinsol. Dan sekarang, kau harus membuatnya tidur kembali.” Bisik Jungkook tepat di telinga Jinsol. Jungkook mulai menjilat telinga gadis itu. Beberapa saat kemudian Jungkook beralih mencium bibir mungil Jinsol. Jinsol meronta, meminta Jungkook agar menghentikan kegiatannya.
“S-sunbae… hentikan…” pinta Jinsol. Namun Jungkook tidak menghiraukannya. Jungkook malah mencium gadis itu lagi dan memperdalam ciumannya.
“Aku tidak bisa berlama-lama disini Jinsol-a.” Bisik Jungkook lagi. Ia kemudian mendudukkan Jinsol di lantai yang sangat dingin. Jungkook kembali mencium bibir gadis itu penuh nafsu. Tangannya menaikkan rok dan meminggirkan celana dalam Jinsol. Ia kemudian melepaskan ciumannya lagi dan menurunkan celana serta dalamannya. Hingga nampaklah juniornya yang sudah tegang. Jinsol memejamkan matanya kuat-kuat. Ia tidak memiliki keberanian untuk melihat apa yang akan terjadi. “Aku akan memulainya.” Ujar Jungkook sambil menarik Jinsol ke dalam pelukannya. Perlahan Jungkook memasukkan juniornya ke kewanitaan Jinsol.
“Aaakh!” Jinsol berteriak saat kepala junior Jungkook mulai memasuki dirinya. Ia meremas bahu pria itu kuat-kuat.
“Jangan berteriak. Kalau ada yang mendengar teriakanmu, kita akan dikeluarkan dari sekolah. Kau tidak ingin itu terjadi bukan?” Bisik Jungkook. Ia kemudian melanjutkan aksinya. Jungkook memasukkan juniornya semakin dalam. Namun Jinsol kembali berteriak. Hingga akhirnya Jungkook menghentakkan juniornya hingga menancap sempurna di miss v Jinsol.
“Aaahhh!!” Jinsol kembali berteriak saat junior Jungkook sudah masuk ke dalam dirinya. Ia merasakan sesuatu mengalir dari miss v nya. Masih gadis. Itu lah yang ada di pikiran Jungkook saat Jungkook juga merasakan darah yang mengalir keluar dari miss v Jinsol. Jungkook mulai menggerakkan pinggangnya hingga membuat Jinsol berteriak beberapa kali. namun teriakan itu perlahan berubah menjadi desahan yang membuat hasratnya untuk menyentuh gadis itu semakin naik. “Ahhh… su-sunbaeehh…” desah Jinsol sambil menikmati setiap perlakuan Jungkook.
“Desahkanhh namaku Jinsol.” Bisik Jungkook.
“J-ju Junghh kook… ahh… lebih cepathh mhh…” pinta Jinsol terbata-bata. Ia tidak bisa menahan desahannya. Jungkook pun mengiyakan permintaan Jinsol dan mempercepat genjotannya. Desahan demi desahan keluar dari mulut Jinsol. Hingga akhirnya Jinsol merasakan sesuatu ingin keluar dari dalam dirinya. “Ju Jung… Kook… mmhh… akuu ahhh… ada yang mau keluarr…” Suara Jinsol mulai bergetar.
“Aku juga Jinsol. Mmhh…” Jungkook mempercepat genjotannya. Ia merasakan juniornya semakin membesar dan berurat.
“Akuuh tidak tahan jungkook ahh.” Suaranya Jinsol semakin bergetar. Ia tidak bisa menahan sesuatu yang ingin keluar dari dalam dirinya. Cairan Jinsol mulai keluar.
“Bersamaa hh…” desah Jungkook. Jungkook akhirnya menyusul Jinsol. Ia mengeluarkan cairannya di dalam miss v Jinsol.
“Aaahhh…” desahan panjang mengakhiri kegiatan mereka saat itu. Jungkook menarik keluar juniornya dari kewanitaan Jinsol.
“Rapihkan penampilanmu. Jangan sampai ada yang mengetahui kejadian ini. dan hubungi aku jika terjadi sesuatu padamu.” Ujar Jungkook sambil memasukkan kembali Juniornya ke dalam celananya. Ia akhirnya pergi meninggalkan Jinsol di ruangan itu.


TBC