Cast :Lee
Jinsol, Park Jimin, and other
Length :oneshoot
Genre :Romance
(May be), school life
Author :
Nam Ohyun
“Mama, Papa, aku berangkat
dulu ya....” pamit seorang yeoja bernama Jinsol pada ayah dan ibunya. Hari ini
ia akan berangkat ke tempat yang selama ini ia idamkan. Korea Selatan. Tentunya
ia pergi untuk melanjutkan sekolahnya disana. Ia segera menaiki pesawat yang
akan membawanya ke Korea Selatan. Selama perjalanan ia hanya membaca buku dan
diam, memikirkan apa yang akan ia lakukan selama berada di Korea Selatan.
Sesekali ia memandang foto keluarga yang ia selipkan dibukunya.
Beberapa jam kemudian,
akhirnya ia sampai di bandara Incheon. Ketika ia sedang berjalan menuju pintu
keluar tak sengaja ia di tabrak oleh seorang namja berambut pirang.
.
@Incheon Airport
“Aww!!!” pekik Jinsol.
“Mian. Mianhae, jeongmal
mianhae.” Kata namja itu meminta maaf dan berlalu begitu saja tanpa membatu Jinsol
bangun.
“Hey!!!” teriaknya. “Aduh,
kakiku...” pekiknya sambil memegang pergelangan kakinya yang sakit. Ia pun
segera bangun dan melanjutkan jalannya dengan kaki pincang.
“Nona Jinsol!” panngil
seorang namja yang merupakan teman ayah Jinsol. “Gwaenchanha?”
“I’m okay uncle.” jawab Jinsol
singkat. Ia tidak mengerti banyak tentang bahasa Korea. Kemudian mereka segera
menuju ke mobil milik Paman Jeon.
“Terima kasih paman. Maaf,
kalau saya merepotkan.” Ucap Jinsol.
“Tidak. Kamu sama sekali
tidak merepotkan. Paman malah senang kamu datang ke negeri ini. Nah, kita sudah
sampai. Ayo turun.” Akhirnya mereka berdua pun turun dari mobil itu.
“Waaahh...” Jinsol kaget
melihat pemandangan yang sedang ada di hadapannya. Ternyata rumah pamannya jauh
lebih besar dari rumahnya.
“Hey Jinsol. Sampai kapan
kau akan berdiri disana? Ayo masuk...” ajak paman Jeon.
“Oh ne” Jinsol merasa
sangat kedinginan karena ia terbiasa dengan udara panas di Indonesia. Ia segera
memasuki rumah besar milik pamannya itu. Di dalam sudah ada seorang yeoja yang
tak lain adalah istri Paman Jeon dan putranya yang bernama Jeon Jungkook.
“Hey Jinsol, kamu sudah
datang?” sapa bibi Jeon.
“Ya tante.” Jawab Jinsol
segera.
“Jungkook kenalkan ini Jinsol.”
Kata Paman Jeon sambil memperkenalkan Jinsol pada Jeon Jungkook.
“Annyeong haseyo. Jeon
Jungkook Imnida. You can call me Jungkook.” Sapa Jungkook yang di balas dengan
anggukan dari Jinsol.
“Jungkook, Dia datang dari
Indonesia untuk melanjutkan kuliah disini. Dan mulai besok kamu akan berangkat
sekolah bersamanya.”
“Ne appa.” jawab Jungkook
pasrah.
“Oh iya. Jungkook antar
Jinsol ke kamarnya.” Perintah Paman Jeon.
“Ne appa.” Jungkook pun
mengantarkan Jinsol ke kamarnya.
“Umm... Oppa! You can speak
Indonesia?” tanya Jinsol.
“Of course saeng. Karena
appa menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.”
“Oh, kalau begitu, aku
tidak perlu menggunakan bahasa Inggris kan kalau berbicara dengan Oppa?”
“Iya... ya sudah mandi dan
istirahatlah. Kamu pasti lelah. Apalagi besok kamu sudah mulai sekolah.”
“Iya... makasih Oppa.” Jinsol
pun segera mengunci pintu dan segera mandi. Selesai mandi Jinsol tidak lupa
mengirimkan sebuah pesan kepada keluarganya di Indonesia kalau ia sudah sampai
dengan selamat, kemudian tidur.
.
“Saeng, apa kau yakin akan
berpenampilan seperti itu ke sekolah?” tanya Jungkook.
“Why? Aku suka dengan
penampilanku. Lagipula kalau aku berpenampilan seperti semalam, aku takut.
Takut ada yang suka sama aku. Hehe...” jawab Jinsol sangat percaya diri.
“kamu... bisa aja buat aku
ketawa....” ujar Jungkook sambil sedikit tertawa.
“Appa, Eomma, aku berangkat
dulu. Annyeong...” pamit Jungkook sambil melambaikan tangan. Berbeda dengan Jinsol
yang terbiasa dengan mencium tangan Paman, dan bibi Jeon.
“Paman, Bibi, Jinsol
berangkat ya...” pamit Jinsol.
“Iya. TTDJ ya...”
“Iya” “Ne” jawab Jinsol dan
Jungkook bersamaan.
.
Daekyung University
“Awww!!!” pekik Jinsol. Ia
tertabrak lagi oleh seorang namja yang kemarin menabraknya di Bandara.
“Neo...!” “You?!” ucap
keduanya kompak.
“You are in bandara
yesterday, right?!” tanya Jinsol memastikan. Namun pertanyaan Jinsol tak di
hiraukan oleh Jimin. Ia berlalu begitu saja. Sama seperti kemarin.
“Jinsol, are you okay?”
tanya Jungkook yang tadi sempat meninggalkannya karena jalan Jinsol sangat
lambat.
“Oh.. I’m okay oppa.” Jawab
Jinsol.
.
@Class
“Students. Kita kedatangan
siswi baru dari Indonesia. Jinsol silahkan masuk.” Ujar saem sambil
mempersilahkan Jinsol masuk.
“Hy all. Let me introduce
my self. My name is Lee Jinsol. I came from Indonesia.”
“Ya! Hyung ireona... ada
siswi baru.” Bisik Taehyung.
“Ah.. biarin. I don’t
care.” Jawab Jimin malas dan tanpa menoleh sedikitpun pada Taehyung.
“Oke Jinsol, kamu bisa
duduk di sebelah Jimin. Kamu tidak keberatan kan kalau duduk dengan namja?” Jinsol
mengangguk dan tanpa banyak bicara Jinsol pun segera menuju bangku Jimin.
“Hyung dia menuju ke bangku
kita. Palli ireona Hyung...” akhirnya Jimin bangun dan ia kaget melihat siswi
baru yang Taehyung maksud.
“Tto? Aish... kenapa dia
selalu muncul di hadapanku?” gerutu Jimin.
“Wae?” tanya Taehyung.
“Dia yeoja yang aku maksud
kemarin V... culun banget kan?” Jimin menutup wajahnya dengan sebuah buku yang
ada dihadapannya.
“Excuse me...” sapa Jinsol.
Jinsol sebenarnya sudah tau kalau namja disebelahnya itu adalah namja yang
menabraknya tadi dan kemarin. Tak lama kamudian dia membuka mulut. “Sampai
kapan kau akan menutupi wajahmu seperti itu Park Jimin? Aku sudah tau kalau
kamu yang menabrakku di bandara dan di koridor tadi.” Ujar Jinsol tanpa menoleh
pada Jimin yang masih berusaha menyembunyikan wajahnya dari Jinsol.
‘darimana dia tau? Apa dia
mengikutiku? Ah mana mungkin? Bukannya tadi dia langsung ke kantor? Arrhhgg....
molla...’ gerutu batin Jimin. Akhirnya perlahan Jimin menurunkan buku yang
menutupi wajahnya dengan perlahan dampai akhirnya ia menampakkan wajahnya.
“mian.”
“For what?” tanya Jinsol.
“Yesterday.” Kawab Jimin
singkat.
“Oh, I’ve forgive you.”
“Are you Jungkook’s
daughter?” tanya Jimin ragu.
“Yes. That’s right. But,
how do you know about it?”
“Jungkook yang
mengatakannya padaku.”
“Oh” jawab Jinsol singkat.
‘what? Just ‘Oh’? nothing
another respon? Heuh... udah culun, belagu lagi...’ gerutu batin Jimin.
.
“Oppa!” panggil Jinsol pada
Jungkook yang sedang berkumpul dengan para member BTS.
“Jamsimannyo” pamit Jungkook
pada chingudeulnya. Ia segera mendekati Jinsol.
“Nugunde? Sepertinya dia
bukan orang Korea.” Tanya Jin.
“Emang bukan, dia campuran
santara Korea dan Indonesia.” Jawab Jimin tanpa memalingkan wajahnya dari
minuman yang ada dihadapannya.
“Oh ya? Dari mana kau tau?”
tanya J-Hope nyambung.
“Ya tau lah... secara.. dia
itu teman sekelas sekaligus teman sebangkuku. You know?” semua member kecuali Jungkook
*kan gak ada Jungkook ceritanya* menggeleng sebagai jawaban tidak tau.
“Oh iya? Kenalin aku dong Jimin...”
rengek Jin.
“Ya! Hyung seleramu rendah
banget sih. Dia itu kan culun, jelek lagi. Ish. No banget kalo aku.”
“Ya! Cantik atau jelek gak
ngaruh. Yang penting setia. Arasseo?” jawab Jin tegas.
“Eh, jangan-jangan Hyung
suka sama dia. Makanya dia bilang begitu padamu.... keutji?” goda Taehyung.
“Begini saja. Bagaimana
kalau kita taruhan saja. Aku akan mentraktirmu sebulan penuh plus mobil baruku
kalau kamu bisa mencium Jinsol di depan kita.” Tantang Jin.
“Haha... dia pasti takut.
Iya kan Jimin?” Ejek Rapmon.
“Ani. Aku akan terima
tantanganmu hyung. Jangankan didepan kalian. Di depan semua siswa pun aku
berani.” Jawab Jimin tegas.
“Jjinjayo? Baiklah aku beri
kau waktu dua minggu.” Lanjut Jin.
“Ah, Hyung itu terlalu
lama. Bagaimana kalau seminggu saja?” tawar Suga.
“Ide yang bagus. Sepertinya
akan lebih menarik tuh. Baiklah seminggu.” Jin menyetujui tawaran Suga.
“Mwo? Seminggu?” tanya
Jimin kaget.
“Eo. Kenapa? Kau keberatan?
Ya sudah.” Ujar Jin.
“Eh, lagi bicarain apa
sih?” tanya Jungkook yang baru kembali dari pertemuannya dengan Jinsol.
“Mana Jinsol?” tanya Suga.
“Dia sudah pulang.” Jawab
Jungkook seadanya.
“Oh ya sudah. Ayo ke ruang
latihan.” Ajak Rapmon.
.
“Waaahhh!!! BTS!!!” teriak
sekerumunan yeoja yang menyambut kedatangan para member BTS. Jinsol yang sudah
terbiasa dengan wajah tampan seperti mereka hanya duduk, diam dan berusaha
fokus pada novel yang sedang dibacanya. Kemudian tiba-tiba seorang namja duduk
disebelahnya dan bertanya. “Kenapa kau tidak ikut menyambut kedatangan BTS?”
“Tidak. Karena aku tau
mereka pasti tidak akan melihat kearahku. Apalagi Jimin. Walau kami sebangku,
kami tidak pernah mengobrol kalau tidak penting.” Jawab Jinsol tanpa menoleh ke
arah namja itu.
“Begitukah?” tanya namja
itu.
“Tentu saja. Dan kau tau,
dia itu juga sering me-“ tiba-tiba kalimat Jinsol terhenti ketika ia
mendapatkan sosok Park Jimin di sampingnya.
“kenapa berhenti? Ayo
teruskan. Aku sering me- apa?” tanya Jimin.
“Nothing. Hehe.. sorry.”
Dengan segera Jinsol pergi meninggalkan Jimin.
.
Hari ini perasaan Jinsol
terasa tidak nyaman. Entah kenapa ia merasa sangat malas pergi ke sekolah.
Namun, ia memikirkan perjuangan orang tuanya di Indonesia untuk
menyekolahkannya di Universitas impiannya. Jadi, mau tidak mau ia harus pergi
kuliah. Hari ini Jinsol berangkat ke sekolah sendiri sementara Jungkook sudah
berangkat duluan karena hari ini ia ada latihan pagi bersama para member BTS.
“Ya! Jimin-i! Ini sudah
tujuh hari. Kenapa kau masih belum melakukannya?” tanya Jin.
“Hyung tunggu saja nanti.
Aku akan menciumnya dihadapan kalian.” Jawab Jimin santai.
@Kantin
“Ya, Jimin-i itu Jinsol.
Cepat, lakukan.” Tanpa banyak bicara Park Jimin mendekati Jinsol dan duduk di
sebelahnya.
“Jinsol-ssi.” Tiba-tiba Jimin
merasa gugup dan canggung. Tidak seperti biasanya. Jantungnya berdegup kencang.
“Apa? Ada apa?” tanya Jinsol
tanpa menoleh ke arah Jimin.
“Look at me please Jinsol.”
Jimin memegang dagu Jinsol agar menoleh ke arahnya.
“Hey!” teriak Jinsol kesal.
“I Love You Jinsol. Will u
be my girlfriend?” Ucap Jimin singkat.
“Sorry, I haven’t time for
answer it Jimin. Bye.” Jinsol segera beranjak dari tempat duduknya. Namun Park
Jimin menahan tangan Jinsol kemudian menariknya.
“Hey! Lepaskan Jimin!”
perintah Jinsol kasar. Namun Jimin tidak mempedulikan perintah Jinsol itu dan CHU~
ia mencium Jinsol. Segera Jinsol mendorong Jimin kemudian Plakk!! Sebuah
tamparan mendarat dengan mulus di pipi Jimin. Jinsol sangat tidak menduga hal
ini akan terjadi. Memang ia mengidolakannya namun ia tetap ingin menjaga
kesucian bibirnya dan first kissnya.
“Ya! Jinsol ssi!” Park
Jimin berusaha mengejar Jinsol namun ia terlambat.
.
@Jeon Family’s House
“Jinsol, what happen?
Kenapa kamu pulang lebih awal? Dan... kau menangis?” tanya Nyonya Jeon. Namun Jinsol
mengabaikan pertanyaan itu. Ia langsung menuju kekamarnya dan menguncinya
rapat-rapat.
.
Ini sudah jam tujuh malam,
tapi Jinsol belum juga keluar dari kamarnya. Dia bahkan belum makan sejak siang
tadi. Jinsol terus saja menangis.
Tok tok tok
“Jinsol, open the door
please....” Jungkook terus memanggil Jinsol dan memohon agar Jinsol membuka
pintu kamarnya. Tapi Jungkook tidak mendengar jawaban Jinsol. “Jinsol, kamu
belum makan sejak tadi. Ayo makan bersamaku.”
“Nggak! Kalian jahat! BTS
jahat!” terak Jinsol dari dalam.
“Baiklah, aku atas nama Park
Jimin dan member BTS lainnya meminta maaf atas apa yang telah terjadi. Okay?”
“U r late Oppa. Semuanya
sudah terlambat!”
“Sebenarnya ada apa Jungkook?
Kenapa Jinsol mengurung diri?” tanya Nyonya Jeon.
.
@Jungkook’s Room
“Tadi Jimin hyung
menciumnya. Dan parahnya lagi, dia mencium Jinsol hanya untuk mendapatkan mobil
baru Jin hyung.” Jelas Jungkook singkat
“Oh no.... kamu tahu kan Jungkook
kalau Jinsol sangat sensitif dengan yang namanya berciuman?”
“Iya aku tau itu eomma.
Tapi, aku sama sekali tidak tahu kalau Jimin hyung akan melakukannya. Aku
takut. Aku takut Jinsol akan kembali ke Indonesia dan tidak mau lagi datang ke
Korea eomma.”
“Apa kamu sudah menyuruh Jimin
meminta maaf sama Jinsol atas perbuatannya?”
“Sudah, dan dia mengabaikan
perintahku.”
.
Pagi ini Jinsol masih
sangat kesal pada Jimin. Ia merasa dilecehkan, ia malu untuk pergi kuliah. Hari
ini pagi-pagi sekali Jinsol mengemasi pakaiannya dan berencana untuk kembali ke
Indonesia. Dengan terpaksa Jinsol harus berhenti mengejar impiannya. Saat ia
keluar dari kamarnya semua orang melihatnya.
“Jinsol kamu mau kemana?
Dan... kenapa kamu juga membawa koper?” tanya Jungkook.
“Ini gara-gara Jimin hyung
di kantin kemarin kan?” tanya Jungkook curiga.
“Nggak Oppa, bukan. Paman,
Bibi, Oppa, terima kasih sudah membiarkanku untuk tinggal disini walau hanya
tujuh hari. Aku harus kembali ke Indonesia. Aku tidak bisa berlama-lama disini.
Maaf kalau aku merepotkan kalian. Annyeonghi gaseyo.” Perlahan Jinsol
melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu. Paman dan Bibi Jeon sangat sedih
atas kepergian Jinsol dari rumah itu. Sementara Jungkook, ia sibuk menghubungi Jimin
agar ia minta maaf pada Jinsol atas perbuatannya kemarin.
“Annyeonghi gaseyo.” Jinsol
pamit pergi dan segera ia memasuki taksi yang sudah menunggunya.
.
@Incheon airport
Terima kasih Korea sudah memberiku banyak pengalaman baru. Aku tidak akan
melupakan apa yang terjadi selama tujuh hari terakhir. Tapi ciuman itu. Ciuman
itu membuat harga diriku terasa terinjak-injak. Gomawo Korea. Good Bye. –Jinsol-
.
2 Years Later
“Ya! Jimin-i! Neo wae?
Sejak Jinsol pergi dua tahun lalu kau selalu menyendiri bahkan hampir tidak
pernah latihan. Kalau kau memang mencintainya seharusnya kau datang saat dia
akan pergi dan meminta maaf atas apa yang kau lakukan waktu itu. Bukan seperti
ini.” Jin mulai mengoceh. Bagaimana tidak? Jimin sudah dua tahun menyendiri
seperti ini dan tak sedikitpun muncul sebuah senyuman dari bibirnya.
“Benar. Dan seandainya aku
berada di posisimu, aku akan menyusulnya ke Indonesia dan membawanya kembali.”
Jawab Suga nyambung.
“Eo. Aku dengar Jungkook
akan pergi ke Indonesia untuk merayakan birthday partynya Jinsol tanggal 4
Desember nanti.” Mendengar hal itu Jimin segera beranjak dari tempat duduknya
dan pergi dari ruangan itu.
.
@Jinsol’s House
“Jinsol!” panggil mama Jinsol.
“Iya ma!” Jinsol segera
menuju ke kamar mamanya. “Ada apa ma?”
“Tanggal 4 Desember nanti, Jungkook
dan orang tuanya akan datang kesini.”
“Oh ya? Asik, akhirnya aku
bisa ketemu Jungkook oppa lagi.”
.
4 Desember 2015
Hari ini adalah hari ulang
tahun Jinsol yang ke 20. *anggap saja umurnya segitu* Ia sangat senang karena Jungkook
dan keluarga yang sangat ia cintai akan datang ke Indonesia.
.
@Juanda Airport
“Oppa! Na yeogi isseo!”
teriak Jinsol ketika melihat Jungkook. “Oppa, aku sangat merindukanmu.” Ucap Jinsol
sembari memeluk Jungkook.
“Saengil chukha hamnida.”
Ucap Jungkook.
“Gamsahamnida. Oh iya mana
Paman dan bibi Jeon?”
“Mereka tidak bisa datang.
Karena masih banyak pekerjaan. Mereka menitipkan ini untukmu.” Jungkook memberi
bingkisan kepada Jinsol. Kado ultah dari Paman dan Bibi Jeon.
“Ya sudah, ayo pulang.”
Ajak Jinsol. Mereka pun akhirnya pergi dari bandara itu dan menuju rumah Jinsol.
“Penampilanmu masih seperti
di Korea. Kenapa?”
“Molla. Tiba-tiba aku
tertarik dengan penampilan ini.”
.
Birthday Party
“Kook, ternyata Jinsol itu
sangat cantik yah. Jinsol terlihat seperti princess malam ini.” Ujar Jimin.
“Jimin, kau tau kenapa dia
berpenampilan culun sewaktu ia masih di Korea?” Tanya Jungkook. Jimin hanya
menggeleng. “karena dia tidak ingin ada orang yang mencintainya karena
penampilannya. Dan satu lagi. Kau tau siapa yang paling ia idolakan diantara
kita bertujuh?”
“Uri? Bangtan? Nugu?”
“Hyeong-iya.” Mata Jimin
membulat ketika ia mendengar bahwa Jinsol sangat mengidolakannya.
“Naega?”
“Um. Hyeong. Dia pergi ke
Korea melanjutkan sekolah bersama kita karena dia ingin melihat secara langsung
idolanya. Tapi, ternyata idolanya malah mengecewakannya dan membuatnya marah.
Bukankah aku sudah bilang kalau dia tidak suka seperti itu?”
“mianhae Kook. Aku salah.
Seharusnya aku tidak melakukan itu.” Kedua insan tersebut terus saja
memperhatikan Jinsol yang sedang bersenda gurau dengan teman-temannya. Jungkook
meletakkan gelas minumannya dan mendekati Jinsol. “Kookie eodigayo?” tanya Jimin.
Jungkook tetap berjalan dan tidak menghiraukan pertanyaan Jimin.
“Jinsol. Ada seseorang yang
ingin bertemu denganmu. Dia sangat merindukanmu dan dia juga menggalau selama
dua tahun terakhir.” Ujar Jungkook.
“Huumm... aku tau maksud
oppa siapa. Jimin kan? Oppa jebal, aku ingin melupakan hal itu dan melupakan
orang itu.” Jawab Jinsol.
“Tapi saeng kamu harus
melihatnya. Dia... dia ingin meminta maaf padamu.” Paksa Jungkook
“Bilang saja aku sudah memaafkannya.”
Jawabnya cuek.
“Jinsol maaf kalau aku
punya salah sama kamu.” Tiba-tiba Jinsol menjauh ketika Park Jimin
mendekatinya. Namun dengan segera Park Jimin mengejar Jinsol. “Jinsol dengarkan
aku. Tolong maafkan aku. Maafkan aku sudah lancang menciummu waktu itu. Jinsol,
aku sudah tidak sanggup lagi memendam perasaanku. Aku ingin mengungkapkannya
padamu. Jinsol, saranghaeyo. Nan neomu neomu neomu saranghaeyo.”
“Jimin-ssi?” Jinsol menatap
mata Jimin. Mencari kebohongan dibalik sana. Namun hasilnya nihil, ia hanya
melihat kebenaran. Jinsol tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Seolah ia bisu.
“Jinsol-ssi. Nae yeoja
chingu ga dwae o jullae?” tanya Jimin.
“Jimin-ssi?” Jinsol kembali
bertanya karena ia masih tidak percaya.
“Nan jeongmalyo. Jebal.
Beri aku kesempatan untuk bersamamu dan menjalani semuanya bersamamu. Aku
merasa sangat kehilanganmu dan aku menyesal. Aku menyesal sudah melakukannya Jinsol.
Jebal, kembalilah ke Korea.” Ajak Jimin sambil menggenggam tangan Jinsol.
“Jimin maaf. Tapi aku sudah
tidak percaya lagi sama kamu. Kamu membujukku untuk membawaku kembali ke Korea
karena kamu menginginkan sesuatu dari member BTS yang lain kan? Aku nggak mau.”
Kini Jinsol sepertinya sudah kehilangan kepercayaannya untuk Jimin.
“Jinsol jebal. I’m serious.
Aku benar-benar tulus mengajakmu kembali ke Korea bukan karena ada tujuan
lain.” Ucap Jimin sambil mengeratkan pegangannya.
“Jimin! Tolong jangan paksa
aku!” Teriak Jinsol sambil menghempaskan tangan Jimin. Jinsol berlari menuju
kamarnya dan menguncinya. Jimin tidak tinggal diam. Dia ikut memasuki rumah
milik Jinsol dan menggedor-gedor pintu kamarnya.
“baiklah kalau kamu
benar-benar tidak menyukaiku. Aku tidak akan memaksa. Kalau begitu aku pergi.
Good bye. Maaf sudah mengganggumu.” Ucap Jimin dari luar kamar. Jinsol
bersandar ke pintu dan menangis. Ia bingung. Selama ini ia hanya menghayal
tentang Jimin dan menjadi pacarnya. Tapi saat dia benar-benar telah menjadi
kenyataan dia malah berhenti memimpikan Jimin hanya karena satu hal. Satu hal
yang tidak bisa ia lupakan walau sudah terjadi dua tahun yang lalu saat ia
masih di korea.
“Jinsol. It’s me. Jungkook.
Open the door please.” Ucap Jungkook lembut sambil mengetuk pintu. Jinsol
menghapus air matanya dan membukakan pintu untuk Jungkook. “Bolehkan aku
masuk?”
“Oh ne.” Ucap Jinsol dan
menutup kembali pintu itu setelah Jungkook masuk.
“Kamu kenapa? Eum? Jawab
oppa. Kenapa?” tanya Jungkook lembut sambil memegangi lengan Jinsol. Jinsol
diam. Air matanya kembali mengalir. “Bukankah kamu ingin menjadi pacar Jimin?
Bukankah kamu selalu bilang kalau kamu ingin Jimin jadi kenyataan dalam
hidupmu? Kenapa kamu seperti ini? Jinsol answer me.”
“Oppa... sebenarnya aku
juga mencintainya. ah tidak aku sangat mencintainya. Sebenarnya aku tidak ingin
jauh darinya. Tapi sejak kejadian itu, aku merasa harga diriku terinjak-injak.”
“Jinsol dengar. Cinta
sejati itu hanya datang sekali. Kamu tau kan kalau dia melakukannya dengan
tulus. Jimin bilang padaku kalau dia melakukannya dengan tulus. Dia bahkan
tidak menerima barang yang telah di janjikan oleh Jin Hyung. Karena ia merasa
bahwa barang itulah yang membuatnya kehilanganmu. Jinsol, sebaiknya kau
pikir-pikir kembali. Ikutilah kata hatimu. Dan kejarlah dia sebelum dia pergi
jauh darimu.” Jinsol menatap mata Jungkook. Ia merasakan sesuatu yang berbeda
saat mendengar ucapan Jungkook tadi. “Mungkin kamu lelah. Sebaiknya kamu
tidur.” Jungkook pun akhirnya keluar dari kamar Jinsol.
.
Jinsol sedang menyisir
rambutnya yang berantakan. Jungkook mengetuk pintu pelan dan meminta ijin
kepada Jinsol untuk masuk.
“Jinsol, apa kau
benar-benar akan membiarkan Jimin pergi sendiri? Apa kau yakin kau akan
baik-baik saja setelah Jimin pergi? Dua puluh menit lagi Jimin akan kembali. Ku
harap kau benar-benar mengikuti kata hatimu.” Mendengar hal itu, Jinsol segera
beranjak dari duduknya dan pergi mengemudikan mobilnya menuju hotel tempat Jimin
berada. Jinsol diberi tau oleh Jungkook tentang hotel tempat Jimin menginap
semalam. Ia segera memasuki lift dan mencari kamar Jimin. Namun pintunya
terkunci rapat. Ia segera kembali dan menuju bandara berharap Jimin masih
disana.
.
@Juanda Airport
“Jinsol, maafkan aku atas
semua yang telah aku lakukan padamu. Aku benar-bena menyesal telah melakukannya
padamu saat kamu masih bersamaku. Mungkin ini akan jadi yang pertama dan
terakhir kali aku berkunjung ke rumahmu. Good bye Surabaya.” Saat Jimin
membalikkan badannya.
“Jimin!” suara seseorang
yang tak asing lagi bagi Jimin terdengar sangat kencang memenuhi setiap sudut
bandara. “hosh hosh hosh.... Jimin.”
“Waeyo kook?” tanya Jimin
heran. Bagaimana tidak? Jungkook datang dengan napas yang tidak teratur dan
ekspresinya terlihat sedih.
“Jinsol! Jinsol kecelakaan.
Dan sebaiknya kau tunda dulu keberangkatanmu.” Jelas Jungkook.
“Mianhae Kook. Tapi Jinsol
tidak ingin menemuiku lagi.” Jimin terlihat sedih.
“Aniyo. Tidak seperti itu. Jimin.
Kau bilang kau sangat mencintai Jinsol? Tapi apakah ini yang dilakukan oleh
orang yang saling mencintai?” Jungkook memberikan kode untuk Jimin.
“Maksudmu? Saling
mencintai?” tanya Jimin tidak mengerti.
“Iya. Jinsol mengakui
semuanya semalam padaku kalau dia juga sangat mencintaimu. Dan sebaiknya kamu
tunda dulu keberangkatanmu.” Akhirnya Jimin dan Jungkook pun pergi kerumah
sakit mengunjungi Jinsol.
@Hospital
Jimin menangis sambil
menggenggam tangan Jinsol. Air matanya tidak berhenti mengalir. Ia terus
menangis menunggu Jinsol sadar. Perlahan jari tangan Jinsol bergerak dan
matanya juga mulai terbuka.
“Jinsol?” panggil Jimin
lembut. Ia senang Jinsol telah sadar. Dengan segera Jimin memeluk Jinsol erat.
“Mianhae Jimin.” Air mata Jinsol
mulai mengalir.
“Jinsol saranghae. Nan
jeongmal saranghaeyo.”
“Nado Jimin. Nado.” Jinsol
melepas pelukan Jimin. Keduanya tersenyum sekilas dan kembali berpelukan. “Jimin,
apakah kata-katamu waktu itu masih berlaku?” tanya Jinsol yang masih berada
dalam pelukan Jimin.
“Yang mana?”
“Saat kau memintaku menjadi
yeoja chingumu.”
“Tentu. Itu berlaku sampai
kapanpun. Karena aku sangat mencintaimu.”
“Semalam aku belum menjawab
pertanyaanmu. Jadi, bolehkah aku menjawabnya sekarang?”
“Tidak perlu. Kau tidak
perlu menjawabnya. Karena aku tau jawabanmu.”
“Bagaimana bisa kau tau?”
“Karena aku bisa membaca
kata hatimu.” Keduanya tersenyum dalam pelukan. Jimin semakin mengeratkan
pelukannya.
“Ehem... maaf
mengganggu...” ucap Jungkook sambil berdeham.
“Hehehe....” ketiga insan
tersebut tertawa bersama.
.
7 Days Later
Hari ini Jinsol, Jimin dan Jungkook
akan kembali ke Korea. Jinsol yang sudah lulus kuliah karena kepandaiannya
sekarang bekerja di Big Hit Entertainment bersama Park Jimin namja chingunya.
“Mama, papa, Jinsol
berangkat ya...” pamit Jinsol.
“Ahjumma, ahjussi, aku
kembali dulu ya...” pamit Jungkook.
“ehem... Ayah mertua, ibu
mertua, saya pamit pergi ya...” pamit Jimin. Ia merasa gugup saat bertatap muka
dengan kedua orang tua Jinsol.
“Ya!” teriak Jinsol tepat di telinga Jimin.
“Wae? Bukankah setelah ini kita akan menikah?”
“Kau kira aku mau menikah denganmu?” Tanya Jinsol.
“Sepertinya begitu. Hehehe….”
“Ya! Jimin! Saeng! Sampai kapan kalian akan
disana. Ghaja palli pesawatnya sudah mau berangkat.” Teriak Jungkook.
“Bye Pa... Bye Ma...” Jinsol,
Jungkook dan Jimin melambaikan tangan ke arah orang tua Jinsol.
-End-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar