Cast :
Myungyeon couple, Suzy, Hyorin, Jungkook, Chanyeol.
Genre :
School Life
Author :
Nam Ohyun / Ms. Childish
Jiyeon. Seorang siswi baru yang sangat
polos. Ia bersekolah di Anyang High School. Sekolah paling bergengsi di Korea
Selatan. Hari itu, Jiyeon hendak meminta tanda tangan pada salah satu anggota
OSIS yang sedang duduk di pinggir lapangan basket. “Kau mau tanda tanganku? Cium
dulu kapten basket yang sedang bermain disana.” Ujar OSIS itu sambil menunjuk namja
tinggi yang sedang bermain basket bersama ketiga temannya.
“Me-mencium? Apakah tidak bisa diganti
dengan yang lain?” tawar Jiyeon. Ia sangat gugup. OSIS itu menggeleng cepat. Dengan
pasrah, Jiyeon menghampiri namja yang dimaksud dan mencium pipinya.
“Tidak tahu. Sunbae yang menyuruhku.”
Jiyeon mendongakkan kepalanya dan menatap Myungsoo.
“Aku menyuruhmu?” Myungsoo mengangkat
alisnya sebelah.
“Maksud Jee, sunbae yang it-“ Jiyeon
menunjuk kearah OSIS yang tadi menjaili Jiyeon, tapi mereka tiba-tiba
menghilang.
Myungsoo tak sengaja melihat teman-temannya
yang sedang menertawai Jiyeon. Myungsoo menggeleng pelan dan menatap Jiyeon
lagi. “Mana Sunbae itu?” ujar Myungsoo sambil pura-pura melihat ke
sekelilingnya.
“J-Jee tidak tahu…” Jiyeon menunduk. Gugup,
takut, malu. Semua menjadi satu. Tiba-tiba pipi Jiyeon memerah. Ia melihat ke
sekelilingnya lagi.
“Wah… gadis kecil itu cuku berani juga”
ujar salah seorang teman Myungsoo bernama Chanyeol.
Myungsoo membalas melihat Chanyeol dan
mengangguk. “Iya. Dia sangat berani.” Pandangan Myungsoo beralih lagi pada
Jiyeon yang kini sedang menunduk karena takut. “Tidak ada siapapun kan disini?”
Tanya Myungsoo.
“Umm… tapi sungguh Jee bukan sengaja
menciummu oppa.” Jiyeon menahan rasa malunya karena ditertawakan oleh
teman-teman Myungsoo. “Jee harus pergi.” Ujar Jiyeon singkar. Ia kemudian
pergi. Namun Myungsoo menahan tangan Jiyeon agar tak pergi.
“Apakah kau marah padaku? Bukankah harusnya
aku yang marah padamu?” ujar Myungsoo. Jiyeon bebalik dan menatap Myungsoo.
“Kalau begitu… marahlah. Jee tidak marah.
Jee hanya malu.” Jiyeon kembali menunduk sambil melihat teman-teman Myungsoo
takut.
Myungsoo menggeleng pelan dan mengacak
pelan rambut Jiyeon. “Aku tidak akan marah. Maafkan teman-temanku yah. Sebaiknya
kau kembali ke tempat teman-temanmu. Lain kali jangan minta tanda tangan
sendirian.” Ujar Myungsoo mensehati.
“Oppa tidak marah? Kalau begitu, Jee
kembali dulu. Maafkan soal kejadian tadi oppa.” Ujar Jiyeon penuh senyum. Ia
kemudian berlari menuju kelasnya.
“Apa dia barusan memangggilmu oppa? Wah
ternyata kalian sangat dekat.” Ujar Jungkook menggoda Myungsoo.
Myungsoo menggelang. “Tidak. Aku tidak
mengenalnya sama sekali.” Myungsoo kembali melihat kearah bolanya. “Kaja main
lagi.” Ujar Myungsoo.
∞∞∞
Jam istirahat telah tiba. Jiyeon pergi ke
perpustakaan. Ia mengambil sebuah novel dan duduk di sebuah bangku yang ada dipojok
ruangan.
“Kenapa kau tak menciumku juga?” Tanya
salah seorang namja yang tiba-tiba menghampiri Jiyeon.
“Sejak kapan kau disini? Mana mungkin? Aku
juga tidak mengenalmu. Aku tidak semurahan itu.”
“Oh benarkah? Tapi tadi dengan mudahnya kau
mencium rekanku.” Ujarnya sambil mendekatkan wajahnya dengan Jiyeon.
“Menjauh Dariku!” Bentak Jiyeon sambil
memukulkan buku tebal yang dipegangnya pada namja yang menggodanya itu. Jiyeon
kemudian lari dari perpustakaan.
Myungsoo sedang berjalan dikoridor sekolah
bersama teman-temannya. Ia hanya diam sambil mendengarkan temannya yang sedang
bergurau dibelakangnya. Ia kemudian tersenyum dan menggeleng. “Bisakah kalian
tidak bergurau? Ini koridor. Kekanak-kanakan sekali.
Jiyeon masih berlari dari arah perpus. Ia
tidak melihat Myungsoo dan teman-temannya. Bukk!! Jiyeon tal sengaja menabrak
Myungsoo hingga ia sendiri terjatuh. Myungsoo menghampiri Jiyeon terjatuh dan
membantunya berdiri. “Gwaenchanha?” Myungsoo melihat kearah Jiyeon. “Eh? Kau
lagi?” Myungsoo menikkan sebelah alisnya.
Jiyeon melirik kesamping. “Ah pabo. Ini
kedua kalinya Jee berbuat salah padamu oppa. Gwaenchanhayo.” Jiyeon kemudian
kembali berlari saat melihat teman Myungsoo keluar dari perpustakaan.
Myungsoo melihat temannya yang baru saja
keluar dari perpustakaan. “Kau? Tumben sekali dari perpustakaan.” Myungsoo
meaikkan sebelah alisnya “Apa yang kau lakukan dengannya?”
“Bukan urusanmu.” Jawab namja itu dan
berjalan meninggalkan Myungsoo dan kawan-kawan.
‘Dia kenapa?’ pikir Myungsoo. Ia mengangkat
bahunya dan jalan ke kantin skolah bersama teman-temannya.
∞∞∞
Jiyeon berjalan dikoridor sekolah. “huh,
melelahkan sekali semua kejadian sial hari ini. gara-gara eonni-eonni (sunbae)
itu.” Gerutu Jiyeon sambil berjalan menuju kelasnya.
“Kau sedang membicarakanku?” tiba-tiba Suzy
datang menghampiri Jiyeon. “Sebentar lagi kau akan menjadi pusat cemoohan
disekolah ini… kau tau siapa namja yang kau cium tadi? Kau kira orang-orang tak
melihatmu menciumnya tadi hah?! Dasar anak kecil!” tiba-tiba sekawanan Suzy
datang dan melempari Jiyeon dengan telur.
‘Sial! Kenapa Jee harus mengalami hal ini?
pabo!’ rutuk Jiyeon dalam hati.
∞∞∞
Myungsoo masih duduk di kantin sambil
menikmati minumannya. Tiba-tiba ia ia mendengar suara siswi lain. “Sepertinya
ada keributan.” Ujar Jungkook.
“Lebih baik kita Tanya.” Sambung Chanyeol. Ia
kemudian menghentikan salah satu siswi yang sedang lewat di dekat mereka.
“Kau tahu yeoja yang tadi menciummu? Dia
sedang dibully sama Suzy dan teman-temannya.” Ujar Siswi tersebut. Ia kembali
meneruskan langkahnya melihat keributan itu. Myungsoo seketika membulatkan
matanya kaget.
“Lebih baik kita kesana.” Ujar Myungsoo. Ia
pun pergi menghampiri Jiyeon.
Didepan koridor, Myungsoo melihat Jiyeon
menunduk tak berkutik dan hanya meneteskan airmatanya.
“Lihatlah gadis kecil ini! sungguh
menyedihkan.” ejek Suzy tepat di depan wajah Jiyeon.
“Apakah dia menangis?” Tanya Hyorin. “Simpanlah
air matamu cantik. Tidak ada orang yang mengasihani gadis tidak tahu malu
sepertimu! Berani-beraninya kau mencium namja yang kami sukai!” bentak Hyorin
sambil memukul kepala Jiyeon.
“Tapi sun-” ucapan Jiyeon terpotong karena
Suzy melempari wajah Jiyeon dengan telur dan sepatu fantofel yang dipakainya.
“Tutup mulutmu!” teriak Suzy.
Myungsoo tidak tahan hanya melihat Jiyeon.
Ia segera berlari dan melewati kerumunan banyak siswa
“Hey Hentikan itu!” teriak Jungkook.
Myungsoo menghampiri Jiyeon dan membuka
jasnya. Ia memakaikan jasnya di bahu Jiyeon. “Gwaenchanha?” Tanya Myungsoo
khawatir. Jiyeon hanya menunduk sambil menangis. “Kenapa kalian mem-bully-nya!”
teriak Myungsoo pada Suzy dan teman-temannya.
Suzy dan teman-temannya kaget dan menahan
amarahnya karena Jiyeon ditolong oleh Myungsoo. Jiyeon kembali menunduk. “Tanyakan
saja pada gadis murahan itu” jawab Hyorin ketus.
“Isshh” Myungsoo mendesah kesal. Ia
merangkul tubuh Jiyeon dan membawanya pergi dari hadapan Suzy dan kawan-kawan. “Jha,
bersihkan tubuhmu.” Ujar Myungsoo.
“Bukankah OSIS itu yang tadi menyuruhnya
mencium Myungsoo? So, bukan salah Jiyeon kalau Jiyeon mencium Myungsoo.” Ujar Chanyeol.
“Sudahlah. Ayo pergi.” Ujar Myungsoo pada
teman-temannya.
Setibanya di depan kamar mandi, Jiyeon
bercermin di sebuah cermin yang tertempel di dinding. Bibirnya lecet dan
mengeluarkan sedikit darah.
“Untuk yang ketiga kalinya aku
merepotkanmu. Mianhae oppa.” Ujar Jiyeon merasa bersalah.
“Gwanchanha. Ini juga salahku.” Myungsoo
mengusap sudut bibir Jiyeon yang terluka dengan sapu tangan yang dipegangnya. “Bersihkan
tubuhmu.”
“Gomawo” ujar Jiyeon.
Myungsoo melihat baju Jiyeon yang sangat
kotor “Apa kau bawa baju ganti?” Tanya Myungsoo. Jiyeon menggeleng.
“Aku tidak membawanya. Aku tidak tahu hari
ini akan seperti ini.”
“ya sudah. Aku ambil baju gantiku. Kau
dapat memakainya. Tapi aku hanya punya kemejanya saja. Dan mungkin, kemeja itu
kebesaran untukmu.” Ujar Myungsoo sebelum ia pergi mengambil seragamnya
dikelas.
“Itu sudah lebih dari cukup. Gomawo oppa.”
Jiyeon tersenyum. ‘ternyata dia baik juga. Ku kira da sama seperti namja
lainnya.’ Pikir Jiyeon. Ia memasuki kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.
Myungsoo mengambil bajunya diloker. Ia
sempat melihat kearah teman-temannya. “Aku akan memberikan ini dulu pada
Jiyeon. Setelah itu aku akan kembali.” Ujar Myungsoo.
Jiyeon sudah membersihkan dirinya. Jiyeon
menunggu Myungsoo datang membawakan pakaian untuknya. Jiyeon mengeringkan
rambutnya yang basah.
Myungsoo tiba didepan toilet. “seragamnya
aku letakkan didepan pintu ya. Aku harus kembali ke kelas.” Ujar Myungsoo.
“Ne. Jeongmal gomawo oppa. Maaf sudah
merepotkanmu.” Setelah Myungsoo pergi, Jiyeon mengambil seragam Myungsoo
didepan pintu. Ia memakai kemeja kebesaran itu dan meminta ijin untuk pulang.
∞∞∞
Besok harinya, Jiyeon tidak masuk sekolah
karena orang tuanya memindahkan Jiyeon ke sekolah biasa setelah kejadian
kemarin. Sedangkan Myungsoo berjalan dikoridor dengan wajah datarnya. Ia pergi
menuju kelasnya.
“L!” Teriak seseorang dari belakang
Myungsoo. Dia terlihat sedang terburu-buru. “Hosh… hosh…” namja itu berlari
dengan cepat kearah Myungsoo.
“Ada apa?” Tanya Myungsoo. Ekspresinya
masih datar.
“Itu… Jiyeon…”
“Jiyeon?” Myungsoo mengerutkan dahinya
tidak mengerti.
“Yeoja polos yang kemarin menciummu. Dia
keluar dari sekolah. Orang tuanya memindahkannya kesekolah lain karena kejadian
kemarin.” Ujar Jungkook sangat cepat dan tanpa bernapas.
“Jeongmalyo?” Ekspresi Myungsoo yang
tadinya datar, kiri berubah seketika menjadi khawatir. “Kau tahu dia pindah
kemana?” Tanya Myungsoo.
“Hyehwa High School for girl.” Jawab Jungkook.
Myungsoo dengan cepat pergi meninggalkan sekolah. “L! Neo eodiga!” teriak Jungkook.
∞∞∞
Jiyeon sedang berjalan menuju kelasnya. Ia
berharap akan menemukan ketenangan disekolah barunya kali ini. Saat ia berjalan
di koridor kelas, seseorang tiba-tiba memanggilnya. “Jee!!!” suara yang tidak
asing di telinga Jiyeon. Ia membalikkan badannya dan semua siswi melihat kearah
namja itu. Benar saja. Dia orang yang kemarin sudah menolong Jiyeon di semua
masalah yang dihadapi Jiyeon. ‘Ish… kenapa oppa itu ada disini? Ini kan sekolah
khusus untuk yeoja. Kalau saem tau, dia bisa diusir.’ Gerutu Jiyeon dalam hati.
Akhirnya Jiyeon memutuskan untuk menghampiri namja itu dan membawanya keluar.
“Oppa. Kenapa oppa ada disini? Kalo saem
tahu-”
“Aku bisa di usir.” Potong Myungsoo. “Aku cuma
mau minta sama kamu. Tolong kembali ke Anyang High School.” Myungsoo
menggenggam tangan Jiyeon. Jiyeon menunduk. Ia meneteskan air matanya. Ia
kembali teringat kejadian kemarin. “Uljima. Aku akan melindungimu. Aku janji
padamu. Suzy tidak akan menjailimu lagi.” Jiyeon mendongakkan kepalanya menatap
Myungsoo. “Saranghae Jee.”
‘apa dia bilang barusan? Apakah dia serius
mengucapkannya?’ gumam batin Jiyeon. “Oppa…” ujar Jiyeon lirih.
“Saranghae Park Jiyeon.” Myungsoo
mengulangi kalimatnya. Air mata Jiyeon kembali mengalir. Namun perasaannya kali
ini berbeda. Jiyeon merasa sangat bahagia, terharu, dan rasanya ingin
loncat-loncat. “Maukah kau menjadi yeoja chinguku?” deg! Jantung Jiyeon mulai
berdebar kencang, wajahnya memerah, dan… tangannya mulai terasa dingin.
“Kenapa oppa mencintai yeoja polos dan
tidak tahu malu seperti Jee?” Tanya Jiyeon.
“Aku suka yeoja polos dan bodoh sepertimu.
Jee mau kan jadi pacar oppa?” Tanya Myungsoo sekali lagi. Sedetik kemudian
sesungging senyuman terukir dengan sempurna di bibir manis Jiyeon. Jiyeon
mengangguk cepat. Cup! Sebuah ciuman singkat tiba-tiba mendarat dengan mulus di
bibir Jiyeon. Seketika senyuman Jiyeon memudar menjadi datar.
“Oppa… itu first kiss-ku.” Ujar Jiyeon
dengan wajah polosnya. Senyuman Myungsoo ikut luntur.
“Mian.” Satu kata yang keluar dari bibir
Myungsoo.
“Gwanchanha. Oppa, Jee masuk kelas dulu. Sebentar
lagi bell masuk.” Ujar Jiyeon.
“Andwae. Sekolahmu bukan disini. Sekolahmu di
Anyang High School. Kaja.” Myungsoo menarik tangan Jiyeon menuju ke mobilnya. “Sepertinya
kita sudah terlambat. Bagaimana kalau kita bolos saja?” ujar Myungsoo.
“Yak! Oppa! Jee tidak mau bolos.” Teriak
Jiyeon. Myungsoo melajukan mobilnya menuju sekolah.
∞∞∞
Sesampainya disekolah, Myungsoo dan Jiyeon
dikejutkan dengan keadaan sekolah yang sangat ramai. “Apa hari ini ada acara?” Tanya
Jiyeon pada Myungsoo. Myungsoo hanya mengangkat bahunya.
“L!” Chanyeol memanggil Myungsoo dari
kejauhan. “Jiyeon? Kau disini juga?” Chanyeol menatap Jiyeon tidak percaya. Sahabatnya
benar-benar hebat.
“Ada apa itu? Kenapa ramai sekali?” Tanya
Myungsoo pada Chanyeol.
“Kau tahu? Suzy dan kawan-kawan sedang
dihukum karena perbuatannya Pada Jiyeon kemarin. Lihat saja. Suzy sedang dihukum
mengelilingin lapangan basket sebanyak 10 kali dengan papan nama yang
tergantung di lehernya. Kau bisa baca kan? ‘Saya jelek.’ Kau tau siapa yang
mengusulkan kata-kata itu?” Tanya Chanyeol. Jiyeon dan Myungsoo mengangkat bahu
bersama-sama. “Tuh. Bestiemu yang satu itu.” Ujar Chanyeol sambil menunjuk Jungkook.
Jiyeon merasa kasihan pada Suzy. Ia tidak
tega melihat sunbaenya dihukum. Jiyeon menghampiri Suzy dan memintanya untuk
berhenti. “Sunbae berhenti!” teriak Jiyeon dari kerumunan siswa. Ia kemudian
berjalan menembus kerumunan itu dan mendekati Suzy. “Saem, tolong hentikan ini.”
Jiyeon memohon pada Jung saem. Agar menghentikan hukuman Suzy dan kawan-kawan.
“Jiyeon apa yang kau lakukan? Biarkan
mereka menerima hukuman ini. Kau tidak lihat? Bibirmu berdarah kemarin dan
sampai sekarang pun bibirmu masih luka.” Sambung Myungsoo sambil menunjuk bibir
Jiyeon yang luka.
“Tapi ini hanya masalah kecil oppa.” Bentak
Jiyeon. “Saem… jebal hentikan hukuman ini…” Jiyeon mulai merendahkan dirinya
berlutut di depan saem agar ia mau menghentikan hukumannya pada Suzy. Jung saem
yang tidak tega melihat Jiyeon berlutut seketika berteriak agar Suzy berhenti
berlari lapangan. Suzy yang kelelahan pun akhirnya berhenti mengelilingi
lapangan.
“Suzy, Hyorin. Kalian harus meminta maaf
pada Jiyeon didepan semua siswi yang ada disini.” Ujar Jung saem. Jiyeon hanya
diam. Suzy tampak sedang menahan amarahnya saat melihat Jiyeon. Tangannya
mengepal.
“Suzy? Kau ingin memukul Jiyeon? Tidak
cukup kau memukulnya dengan sepatu fantofle yang kemarin kau pakai hah?” Tanya
Myungsoo saat melihat tangan Suzy yang mengepal sangat kuat. Perlahan tangan
Suzy mulai melemas dan mengulurkan tangannya pada Jiyeon. Ia meminta maaf di
depan semua siswi yang sedang menontonnya saat ini.
“Mianhae Park Jiyeon.” Ujar Suzy lirih.
“Ne. gwaenchanha eonni.” Jawab Jiyeon
dengan polosnya.
∞∞∞
Jiyeon sedang duduk sendirian di pinggir
lapangan sambil memperhatikan namja chingunya yang sedang bermain basket. Keringatnya
bercucuran. Myungsoo menghentikan permainan dan duduk dengan kaki lurus
ditengah-tengah lapangan. Jiyeon membawakan handuk dan sekaleng minuman untuk
Myungsoo. “Untukmu sunbae.” Ujar Jiyeon sambil menyodorkan handuk dan minuman
yang dibawanya.
“Bisakah kau bantu aku membersihkan
keringatku?” ujar Myungsoo polos. Ia hanya menerima kaleng minuman yang Jiyeon
bawa tapi tidak untuk handuknya. Dia ingin Jiyeon yang membersihkan
keringatnya.
“Ish. Disini terlalu ramai. Malu dilihat
teman-teman oppa.” Ujar Jiyeon malu-malu.
Myungsoo beranjak dari duduknya dan menarik
tangan Jiyeon menuju taman sekolah yang sangat sepi. “Disini sepi. Jadi
bersihkan keringatku sekarang ne.” ujar Myungsoo sambil memajukan wajahnya.
“Ishh…” Jiyeon mendengus kesal. Namun
beberapa detik kemudian Jiyeon mulai membersihkan keringat Myungsoo dengan
handuk tebal yang sedari tadi dibawanya. Jiyeon membersihkan keringat Myungsoo
dengan penuh kasih sayang. Pelan dan sangat lembut. Jiyeon memperhatikan wajah
tampan Myungsoo. Menatapnya tanpa berkedip. Semakin lama usapan Jiyeon semakin
pelan dan wajahnya pun semakin dekat dengan wajah Myungsoo. Myungsoo dapat
merasakan hembusan napas Jiyeon di wajahnya. Bibir Jiyeon akhirnya menempel
sempurna tepat dibibir Myungsoo. Hanya menempel. Myungsoo membuka matanya dan
melihat Jiyeon sedang menutup matanya.
Tak jauh dari tempat MyungYeon berada,
seorang yeoja kini tengah berdiri dengan memegang ponselnya dan menghadapkannya
ke arah MyungYeon. Ia tersenyum nakal melihat hasil fotonya.
Kembali ke MyungYeon. Jiyeon masih belum
melepaskan tautan bibirnya dengan bibir Myungsoo. Hingga tiba-tiba ponsel Myungsoo
bergetar. Seketika Jiyeon menjauhkan wajahnya dan menunduk malu. “Waeyo Chagi?”
Tanya Myungsoo saat melihat Jiyeon menundukkan kepalanya. Jiyeon mulai
melangkah meninggalkan Myungsoo namun tangannya di tahan hingga ia terpaksa
harus menghentikan langkahnya. “Eodiga? Kau belum selesai membersihkan
keringatku.” Ujar Myungsoo.
“Bersihkan saja sendiri.” Jawab Jiyeon
sambil menyerahkan handuk yang dipegangnya ke tangan Myungsoo. Jiyeon kemudian
kembali menuju kelasnya.
“Dasar yeoja polos.” Gumam Myungsoo saat
Jiyeon pergi.
∞∞∞
Jiyeon berjalan terburu-buru menuju
kelasnya. “kenapa kelas sangat sepi? Kemana yang lain?” Gumam Jiyeon. Jiyeon
kemudian pergi ke lapangan. Saat ia tiba di depan madding, ia melihat
sekerumunan siswa. Tiba-tiba Suzy dan Hyorin datang menghampirinya. Hatinya
mulai gelisah. “Kali ini kau akan benar-benar menjadi pusat perhatian semua
siswa.” Bisik Hyorin tepat ditelinga Jiyeon.
“A-apa maksud eonni?” Tanya Jiyeon tidak
mengerti. ‘permainan apa lagi ini?’ Tanya Jiyeon dalam hati. Ia menarik napas
dalam-dalam dan menghembuskannya lagi. Ia kemudian memberanikan diri mendekati madding.
Jiyeon membulatkan matanya saat melihat apa yang baru saja ia lihat. ‘itu aku
di taman tadi.’ Gumam batin Jiyeon.
“Eh-eh itu namjanya…” ujar salah seorang
siswa yang sukses membuat siswa lain menoleh ke arah Myungsoo yang sedang
berjalan bersama Jungkook dan Chanyeol. Jiyeon mengikuti arah pandang siswi
lain.
“Ya… kenapa semua orang menatapmu seperti
itu?” Tanya Jungkook.
“Apakah jiyeon sedang dijaili lagi sama
Suzy dan Hyorin?” Sambung Chanyeol.
Myungsoo tak sengaja melihat Jiyeon tepat
didepan madding. Ia sedang menangis. Myungsoo menghampiri Jiyeon. “Ada apa? Kenapa
kau menangis?” Tanya Myungsoo khawatir. Jiyeon menunduk dan menunjuk sebuah
foto yang sedang terpajang di madding. Disana Myungsoo melihat adegan ciumannya
dengan Jiyeon. Myungsoo kemudian membaca selembar kertas yang tertempel di
bawah foto itu.
‘Chukkahae Kim Myungsoo dan Park Jiyeon. Semoga
kalian bahagia. Mianhae. Suzy and Hyorin.’ Ia kemudian tersenyum ke arah
Jiyeon. “Jadi kau menangis karena ini?” Tanya Myungsoo sambil menyodorkan
selembar kertas yang barusan dibacanya. Jiyeon mengangguk pelan. “Kau mau lagi?”
Tawar Myungsoo tanpa menghiraukan murid-murid di sekitanya.
“Ciieee…..!!!!” seru semua orang yang ada
disana.
“Jha ke lapangan.” Ujar Myungsoo sambil
merangkul Jiyeon.
“Eits. Tunggu dulu.” Hyorin menahan
Myungsoo dan Jiyeon tak jauh dari madding.
“Boleh kami meminta pajak jadian kalian?”
pinta Suzy sambil menadahkan tangannya. Hyorin kemudian tertawa pelan.
“Mianhae Park Jiyeon. Kami sudah
merepotkanmu kemarin.” Ujar Hyorin.
“Gwaenchanha Eonni.” Jiyeon kemudian
tersenyum.
-End-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar