Senin, 04 April 2016

[Nappeun Namja Pt.2] Graduation School




Cast     : Jeon Jungkook, Kim Taehyung, Lee Jinsol, Jung Yein
Genre   : School life, other
Length   : Chapter
Author   : Nuril Fania Farid Mahfud

Rasa sakit yang kau berikan, takkan pernah bisa aku lupakan. Kau adalah pria terjahat yang pernah aku kenal. -Lee Jinsol-

Jinsol berjalan menuju asramanya sambil menahan sakit di bagian selangkangannya sesekali ia meringis kesakitan. Asrama sudah sangat sepi. Karena ini sudah waktunya tidur. Asrama Jinsol sudah tak jauh dari tempatnya saat ini. Jinsol terus berjalan. Dengan langkah hati-hati ia membuka pintu asramanya. Ia memasuki kamarnya dan mengunci pintu. Jinsol segera menuju tempat tidurnya. Ia melihat Yein tidur tanpa selimut. Jinsol kemudian menaikkan selimut Yein hingga menutupi lehernya. ‘Yein maafkan aku. Ini salahku. Seharusnya aku tidak mendekatinya.’ Gumam batin Jinsol sambil mengusap kepala Yein pelan. Air mata Jinsol tak bisa dibendung lagi.

Nappeun namja Pt. 2

Hari sudah pagi. Semua siswa sudah siap untuk berangkat ke kelas. Bahkan ada yang sudah sampai sejak tadi. Jinsol dan Yein baru saja keluar dari asrama. Tak lupa mereka mengunci pintu sebelum pergi. Mereka melewati koridor sekolah. Dari jauh Jinsol melihat Jungkook berjalan dengan santai sambil mendengarkan musik. Penampilan yang biasa namun bisa membuat semua gadis disekolah itu tertarik padanya.

Jinsol dan Yein terus saja melangkah. Begitu juga dengan Jungkook. Hingga kini Jungkook semakin dekat dengan dirinya. Jinsol berharap Jungkook akan meminta maaf atas perbuatannya semalam. Namun semua tak berjalan seperti apa yang Jinsol harapkan. Jungkook melewatinya tanpa menoleh sedikit pun ke arah Jinsol. ‘Kau pria jahat Jungkook!’ rutuk Jinsol dalam hatinya.

Jam pelajaran sudah di mulai sejak 45 menit yang lalu. Jinsol dan Yein duduk bersebelahan. Hari ini mereka ada pelajaran melukis. Dengan tema wajah seseorang yang disukai. Yein melihat Jinsol sedang melamun. Perlahan Yein menyentuh lengan Jinsol.”Jinsol-a? kau akan menggambar wajah siapa? Aku akan menggambar wajah Jungkook. Yang keren, tampan, dan seperti malaikat.” Seru Yein sambil memuji Jungkook. Yah, Yein menyukai Jungkook. Sejak pertma kali ia masuk di sekolah ini. namun Yein tidak pernah merasa cemburu saat Jungkook berdekatan atau bahkan berpacaran dengan gadis lain. Yein tidak bisa mengungkapkan perasaannya. Baginya, harga diri lebih penting dari pada perasaannya. “Hei Jinsol.” Panggil Yein sambil mencolek lengan Jinsol. Seketika Jinsol tersadar dari lamunannya.
“Eh iya? Maaf aku kurang sehat hari ini. Jadi aku kurang fokus. Maafkan aku.” Ujar Jinsol.
“Kau sakit? Kau baik-baik saja tadi pagi.”
“Tidak. Aku tidak apa-apa. Kau ini. aku hanya bercanda.” Jawab Jinsol sambil tertawa pelan.
“Jinsol, Yein! Apakah tugas kalian sudah selesai?” Tanya guru pengajar.
“Belum ssaem.” Jawab Jinsol dan Yein bersamaan. Mereka akhirnya mengerjakan tugas bersama.

Ini sudah dua minggu sejak kejadian antara Jungkook dan Jinsol malam itu. Jinsol sudah jarang menghubungi Taehyung. Dengan alasan ia ingin fokus pada ujian yang akan dihadapinya 2 minggu lagi. Jinsol sengaja menjauhi Taehyung karena ia tidak ingin Taehyung mengetahui kejadian buruk yang sudah dialaminya. Sedangkan Jungkook. Dia semakin dekat dengan Yein. Sahabatnya. Ia ingin menjauhkan Jungkook dari Yein karena ia tidak ingin kejadian yang dialaminya akan terjadi pada sahabatnya. Namun disisi lain, Jinsol tidak ingin merenggut kebahagiaan sahabatnya. Saat ini ia benar-benar bingung.

Jinsol baru saja keluar dari ruang latihan. Ia melihat Taehyung sedang menunggunya di depan ruang latihan. “Oppa? Kenapa kau disini?” Tanya Jinsol.
“Tidak. Aku hanya ingin melihat wajah cantik pacarku.” Ujar Taehyung sambil mengusap pipi Jinsol.
“Dasar.” Ujar Jinsol sambil mencubit pinggang Taehyung.
“Oh iya, aku membawakan makan siang untukmu.” Taehyung mengangkat rantang yang dibawanya. “Aku menyuruh eomma untuk memasakkan ini. Tapi aku tidak bilang kalau ini untukmu. Kau mau makan ini bersamaku dikantin?” sedetik kemudian Jinsol mengangguk dan pergi ke kantin bersama Taehyung.

Saat di perjalanan menuju kantin, Jinsol melihat Jungkook dari kejauhan. “Hyung!” panggil Jungkook. Taehyung segera berjalan mendekati Jungkook begitu juga dengan Jungkook. Namun tidak dengan Jinsol. Ia berjalan dengan sangat pelan. Senyumnya seketika luntur. Rasa takut kini sedang menghantui perasaannya. Kejadian malam itu terlintas kembali di pikirannya.
“Jinsol?” panggil Taehyung sambil menarik Jinsol. “Kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat.” Taehyung kemudian menyentuh dahi gadis itu dengan punggung tangannya. “Kau sakit? Aku akan mengantarmu ke asrama.” Jinsol masih menunduk. Wajahnya menjadi pucat karena bayangan yang ada di pikirannya. “Jungkook, aku akan mengantar Jinsol dulu. Kau bisa menungguku di taman belakang.” Pamit Taehyung. Ia akhirnya mengantarkan Jinsol kembali keasramanya.

Sesampainya di asrama…
“Yein!” pangil Taehyung sambil mengetuk pintu asrama.
“Aku bisa masuk sendiri oppa. Yein mungkin sedang latihan.” Jinsol menyentuh lengan pria itu dan akhirnya Taehyung pergi meninggalkan Jinsol.
“Cepat sembuh ne. kau harus mengikuti ujian nanti.” Ujar Taehyung sambil memberikan kecupan di bibir Jinsol.
‘Mianhae oppa. Aku tidak bisa mengatakan yang sejujurnya padamu sekarang. Tapi suatu saat nanti aku akan membeitahumu yang sebenarnya terjadi. aku janji.’ Gumam batin Jinsol.
“Jinsol?” panggil Yein yang sedang berjalan menuju kearah Jinsol. “Tidak biasanya kau kembali lebih dulu. Kau kenapa? Apakah kau sakit? Wajahmu pucat.”
“Yein. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu di dalam.” Ujar Jinsol. Ia membuka kenop pintu dan masuk lebih dulu ke dalam asrama itu. Yein pun mengikutinya.
“Ada apa?” Yein mengunci pintu asramanya dan duduk di sebelah Jinsol.
“Yeiin…” Jinsol memeluk Yein dengan erat. Dan saat itu juga air matanya berjatuhan.
“Kenapa? Cerita padaku. Kau ada masalah dengan pacarmu?” Ujar Yein sambil mengusap pelan punggung Jinsol.
“Yein… Aku dan Jungkook… Aku… aku sudah tidak suci lagi.” Jinsol menangis dalam pelukan Yein. Ia takut. Ia takut jika Yein akan membencinya dan menjauhinya.
“Maksudmu, Jungkook memperkosa dirimu gitu?” Tanya Yein. Jinsol hanya mengangguk. “Bagaimana bisa itu terjadi? Apa Jungkook menyukaimu? Ini tidak bisa dibiarkan. Dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya padamu.” Ujar Yein. Dia segera beranjak dari tempat tidur Jinsol dan hendak pergi menemui Jungkook. Namun Jinsol menahan tangan Yein.
“Ku mohon. Jangan lakukan itu. Jika kau mengatakannya sekarang semua orang akan tau dan aku akan dikeluarkan dari sekolah.”
“Tapi aku tidak suka dia memperlakukanmu seperti ini Jinsol. Aku juga wanita sama sepertimu. Jika aku yang mengalami itu apa kau akan diam saja? Tidak kan? Aku tidak bisa membiarkan dia hidup tenang setelah dia membuatmu menderita Jinsol. Kau lebih penting untukku daripada perasaanku Jinsol. Biarpun aku menyukainya dan bahkan kami sudah mulai dekat sekarang, aku akan menjauhinya untukmu. Aku kecewa padanya. Dia murid yang pintar, tampan dan seperti malaikat. Tapi hatinya jauh dari kata baik.” Ujar Yein. Jinsol kemudian berlutut dihadapan Yein dan memohon padanya agar dia tidak mengatakan itu.
“Yein aku mohon padamu. Jangan katakan ini pada siapa pun. Aku tidak ingin dia marah Yein.”
“Kenapa harus dia yang marah? Harusnya kau yang marah bukan dia. Ini salah dia bukan salahmu.”
“Yein… berjanjilah padaku kau tidak akan mengatakan ini pada siapa pun. Hm?” Ujar Jinsol.
“Baiklah. Sekarang berdiri. Kau tidak boleh berlutut dihadapanku. Aku sahabatmu dan aku akan selalu memaafkan kesalahanmu. Aku akan selalu ada untukmu seperti kamu selalu ada untukku.” Yein membangunkan Jinsol dan memeluknya dengan penuh kasih sayang.
“Maafkan aku. Karenaku, kau jadi membenci Jungkook.”
“Aku lebih percaya padamu Jinsol. Dia sudah berbuat kesalahan yang sangat besar. Dia sudah menghancurkan masa depanmu. Untuk apa aku menyukai orang sepertinya? Sudahlah. Sebaiknya kita belajar saja. Aku ingin kita lulus dari sekolah ini dan membangun sebuah keluarga. Aku, kau dan calon anakmu jika kau hamil. Aku akan membantumu. Aku janji padamu.”

EXAM

Ujian akan di mulai hari ini. Itu artinya, aku akan segera lulus dari sekolah ini. gumam batin Jinsol sambil menatap dirinya yang terpantul di kaca.
“Jinsol, setelah kita lulus dari sekolah ini. aku ingin kita tinggal bersama. Appa bilang, dia sudah membelikan rumah untukku.” Ujar Yein sambil memegang bahu Jinsol.
“Ne. Terima kasih Yein.”
“Apa kau satu ruangan dengan Jungkook?” Tanya Yein. Jinsol hanya mengangguk. “Kau pasti bisa Jinsol. Aku akan selalu mendukungmu.” Ujar Yein sambil mengusap rambut Jinsol. “Ayo. Ujian akan segera dimulai.” Ajak Yein.

@Class

Ujian sudah dimulai sejak satu jam yang lalu. Jinsol mengerjakan soal ujian dengan lancar. Bahkan ia sudah hampir selesai. Tiba-tiba saja ia merasa pusing. Jinsol segera menyelesaikan soalnya. Dan ijin untuk pergi ke toilet. Saat ia tiba di ambang pintu, ia kehilangan kesadarannya. Jungkook yang melihat itu segera menghampiri Jinsol dan membawanya ke UKS. Guru pengawas sudah mengijinkan Jungkook untuk menemani Jinsol di UKS.
Beberapa saat kemudian, Jinsol mulai tersadar. “Kau… sudah bangun?” Tanya Jungkook. Jinsol hendak menjawab namun ia merasa mual. Jinsol segera berlari menuju toilet dan meninggalkan Jungkook. “Ada apa dengannya? Apa dia hamil? Secepat itukah?” gumam Jungkook. Ia kemudian menyusul Jinsol ke toilet. “Kau baik-baik saja?” Tanya Jungkook saat Jinsol keluar dari toilet. “Apakah kau hamil?” tanyanya lagi. Jinsol mengangguk. Ia kemudian menyerahkan test pack pada Jungkook. Ia menunduk. Tidak ada keberanian dari dalam dirinya untuk menatap pria itu. Jinsol hanya bisa menangis. “Maafkan aku. Setelah ini aku harus belajar ke luar negeri. Jadi sebaiknya kau gugurkan saja kandunganmu.”
Mendengar itu, seketika tubuh Jinsol bergetar. Dan sedetik kemudian pukulan yang cukup keras mendarat dipipi mulus Jungkook. “Semudah itukah kau mengatakannya? Ini benihmu dan kau dengan mudah mengatakan itu? Kau yang melakukannya. Kau harus bertanggung jawab atas anak ini Jungkook.” Air mata Jinsol menetes. Di depan pria itu dan mengemis untuk meminta pertanggung jawaban darinya. Sungguh harga dirinya telah jatuh saat ini.
“Cih. Aku bilang gugurkan saja anak itu Jinsol. Aku tidak akan menikahimu. Jika aku menikahimu, bagaimana dengan masa depanku nanti?” Ujar Jungkook penuh penekanan disetiap kata-katanya.
“Masa depanmu kau bilang? Lalu bagaimana denganku? Kau yang merusak masa depanku Jungkook! Inikah yang akan kau lakukan setelah aku menghubungimu bahwa aku hamil? Aku tidak menduga hal ini. aku benar-benar tidak menduga bahwa murid pandai sepertimu, ternyata kelakuannya seperti ini. Jika suatu saat nanti kau membutuhkanku, jangan pernah lagi datang padaku. Aku tidak sudi melihat wajahmu lagi.”

Jinsol berjalan menuju asramanya. Dengan langkah yang terburu-buru sambil menghapus jejak air mata di wajahnya. “Jinsol? Kau dari mana? Aku dengar kau tadi pingsan di kelasmu. Aku mencarimu di UKS tapi aku tidak menemukanmu. Dan… kenapa kau menangis?” Tanya Yein.
Seketika Jinsol memeluk sahabatnya dengan erat. “Yein… aku… hamil.” Ujar Jinsol.
“Apa? Jinsol kau jangan bercanda.”
“Aku tidak bercanda Yein. Aku serius. Yeiin…” Jinsol menangis lagi dipelukan Yein.
“Kau sudah memberitahu Jungkook tentang ini?” Tanya Yein sambil memegang bahu Jinsol. Jinsol hanya mengangguk. “Lalu?” Tanya Yein lagi.
“Dia menyuruhku menggugurkan kandunganku. Tapi aku tidak mau melakukan itu.” jawab Jinsol sambil menunduk.
“Kenapa?”
“Yein, aku sudah salah melakukan itu dengannya. Dan apakah aku harus melenyapkan bayi tidak berdosa yang sedang ada di dalam kandunganku? Yein. Aku tidak ingin menjadi seorang pembunuh dengan melenyapkan anak ini. Minggu depan ada pengumuman kelulusan. Semoga saja Jungkook akan berubah pikiran dan bertanggung jawab atas anak ini.” Jelas Jinsol.
“Tuhaan… ujian apa yang kau berikan pada sahabatku? Ini bukan hanya ujian materi. Tapi Kau memberikannya ujian rohani juga. Jinsol. Semoga hidupmu selalu bahagia.” Yein memeluk Jinsol dengan penuh kasih sayang. “Aku berjanji akan membantumu. Aku berjanji akan selalu ada bersamamu. Kapan pun kau membutuhkanku datanglah padaku.” Ujar Yein disela-sela pelukannya.
“Aku juga Yein. Aku akan membantumu meraih mimpimu. Aku yakin, suatu saat nanti aku akan berhasil dan mencapai mimpiku menyusul kesuksesanmu.”

Hari demi hari berlalu begitu saja. Nafsu makan Jinsol meingkat karena kehamilannya. Ia juga sudah tidak mual lagi. Wajahnya tampak ceria. Sepertinya ia sudah melupakan masalahnya dengan Jungkook. Lalu bagaimana dengan Taehyung?

Dua hari setelah ujian selesai, Taehyung datang ke asrama Jinsol. Ia tidak bisa datang karena ia harus mengikuti casting untuk film baru. Dan yang pasti akan menghabiskan waktunya dengan syutingnya daripada dengan Jinsol. Jinsol masih diam dan tidak berani mengungkapkan kehamilannya pada Taehyung. Ia berencana akan memberitahu Taehyung setelah ia dinyatakan lulus dan keluar dari asrama.

“Jinsol!” Panggil Yein mengagetkan Jinsol. “Ayo cepat. Sebentar lagi acaranya akan dimulai.” Yein menarik tangan Jinsol agar ia berjalan lebih cepat.
“Yein aku tidak yakin kali ini.” Ujar Jinsol. Yein tidak mempedulikan perkataan Jinsol dan terus melajutkan langkahnya hingga ia tiba di sebuah ruangan yang sangat ramai. Ia menduduki sebuah kursi tepat disebelah ayah Yein. Jinsol sendiri tidak memiliki orang tua. Ia hanya memiliki seorang kakak laki-laki yang sudah menikah. Dan saat ini tidak memungkinkan untuk datang karena ia sedang ada pekerjaan di Amerika.
“Annyeong ahjussi.” Sapa Jinsol saat melihat ayah Yein.
“Jangan panggil aku ahjussi. Anggap saja aku appamu.” Ujar ayah Yein.
“Ah ne appa.” Jawab Jinsol dengan penuh senyum.

Acara sudah dimulai sejak beberapa menit yang lalu. Saat ini adalah pengumuman tentang juara sekolah yang akan dihadiahi dengan sbuah agency dan sejumlah uang dari sekolah.
“Ranking 1 pada hari ini. Diraih oleh seorang siswa yang sangat rajin dan terkenal di sekolah. Dan dia berencana untuk melanjutkan study-nya di Amerika. Mungkin siswa ini sudah tidak asing lagi di sekolah ini. Mari ucapkan selamat untuk Jeon Jungkook. Siswa yang selalu menduduki juara 1 disekolah.”
Jinsol bertepuk tangan malas sambil melihat wajah Jungkook. Air mata kini mengalir dari pelupuk matanya. Mengingat statusnya yang akan menjadi orang tua tunggal untuk anaknya. ‘Aku tidak akan menuntut apapun darimu Jungkook. Aku akan berdoa kepada Tuhan semoga kau selalu bahagia. Dan rasa sakit yang kau berikan, takkan pernah bisa aku lupakan. Kau adalah pria terjahat yang pernah aku kenal.’


-TBC-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar