Marry You and Happy
Cast :
Jeon Jungkook, Kim Taehyung, Lee Jinsol
Genre :
NC, Married Life, etc.
Length :
Chapter
Author :
Ms. Childish
One Month Later
Jungkook datang
menemui Jinsol di rumahnya. Ia menyempatkan diri walau ia sangat sibuk dengan
pekerjaannya. Ia harus membeli gaun pernikahan bersama Jinsol untuk minggu
depan.
“Nuna. Aku ingin
menemui Jinsol. Bolehkah aku mengajaknya jalan hari ini?” Tanya Jungkook saat
istri Hoya menemui Jungkook.
“Baiklah. Silahkan
masuk. Aku akan membangunkan Jinsol dulu. Dia tampak sangat lelah setelah
kemarin dia syuting seharian.”
Jungkook berjalan
melihat foto-foto Sungjong yang terpajang rapi di sekeliling ruang tamu itu. “Nuna.
Apakah ini anakku? Benarkah dia anakku?” Tanya Jungkook sambil terus menatap
foto Sungjong.
“Benar. Dia
sebenarnya anak kandungmu. Jinsol tidak menggugurkannya. Kami pergi ke Amerika
untuk menghindari pembicaraan tetangga. Dan kami baru kembali beberapa minggu
yang lalu. Dan. Aku juga sudah tau ceritanya. Kau menyurh Jinsol menggugurkan
kandungannya saat itu. kenapa?” Istri Hoya mendekati Jungkook dan menatap foto
yang sama.
“Saat itu aku
masih labil nuna. Aku hanya memikirkan pendidikanku. Dan jika orang tuaku tau
bahwa aku mengamili anak orang amaka mereka tidak akan menyekolahkanku. Sekarang.
Aku kembali untuknya. Untuk menikahinya. Tapi saat aku melihatnya datang
bersama Jimin hyung dan melihatnya bahagia bersamanya, aku mulai putus asa dan
menyerah. Aku tidak ingin mengganggunya lagi. Aku memutuskan untuk hidp sebagai
orang asing baginya.” Jelas Jungkook.
“Jungkook? Eonni?”
Jinsol baru saja turun setelah beberapa saat ia mempersiapkan diri.
Jungkook
tercengang melihat penampilan Jinsol yang sangat berbeda dari sebelumnya. Entah
apa yang membuatnya merasa berbeda.
“kenapa kau
menatapku seperti itu? apa ada yang aneh denganku? Kau tidak menyukainya? Aku
akan mengganti pakaianku.”
“jangan.”
Jungkook menahan tangan Jinsol saat Jinsol hendak kembali ke kamarnya. “Kau
sangat cantik. Aku menyukainya.” Pujinya sambil memeluk Jinsol.
“ehem… kalian. Sebaiknya
kalian cepat pergi. Mencari apartemen dan gaun pengantin yang bagus dan nyaman
untuk kalian.
“Eonni. Aku
berangkat.”
“Iya. Jungkook
jaga dia baik-baik. Dan jangan mengulangi kesalahan yang sama.”
“Arasseo nuna.”
Jungkook dan
Jinsol sudah tiba di butik gaun pengantin. Jungkook benar-benar memilih yang
terbaik untuk Jinsol. Ia mendatangi sebuah butik dari desainer terbaik di
Korea. Jungkook melihat setiap gaun pengantin yang ada. Beberapa sudah Jinsol
coba namun tak satupun yang membuatnya tertarik. Hingga akhirnya ia memilih
sebuah gaun panjang dengan mutiara yang mengelilingi bagian pinggang gaun
tersebut. Saat Jinsol mengenakannya Jungkook merasa dirinya benar-benar sedang
menikah hari ini. ia beranjak dari tempat duduknya dan mendekati Jinsol. “Kau
sangat cantik saat mengenakan gaun ini.” pujinya. Apa lagi yang akan Jungkook
katakan? Dia lebih suka memuji Jinsol. “Setelah ini aku harap kita akan hidup
bahagia tanpa ada permasalahan lagi.” Jungkook menarik pinggang Jinsol untuk
merapat. Ia mendekatkan kepalanya untuk mencium bibir Jinsol. “Wae?” Tanya
Jungkook saat Jinsol menjauhkan kepalanya.
“Ti-tidak. Jangan
lakukan itu disini.” Jawab Jinsol sambil menundukkan kepalanya.
“Kalau begitu ayo
kita lakukan itu di tempat lain.” Jinsol semakin bergetar saat mendengar ucapan
Jungkook barusan.
Hari sudah mulai
gelap. Matahari sudah kembali membenamkan sinarnya. Jinsol terlihat sangat
lelah setelah ia memilih apartemen dan gaun pengantinnya. Tidak hanya itu,
Jungkook tadi mengajaknya bermain di taman.
“Jinsol? Kita
sudah sampai.” Jungkook mengayunkan lengan Jinsol beberapa kali namun gadis itu
belum juga bangun. Jungkook segera keluar dari mobilnya dan menggendong Jinsol
-seperti pangantin- masuk kedalam rumah kakaknya.
“Hyung… Nunaa…”
teriak Jungkook dari depan pintu. “Nunaa!!! Hyuuungg!!!” teriak Jungkook sekali
lagi. Beberapa saat kemudian pintu rumah itu terbuka.
“Kau sudah
pulang? Masuklah dan bawa dia ke kamarnya.” Ujar Hoya.
“Ne. Hyung.”
Jungkook membawa Jinsol ke kamarnya. Ia membaringkan gadis itu di tempat
tidurnya. Jungkook menatap wajah Jinsol yang sedang tertidur sambil sesekali ia
tersenyum. “Maafkan aku karena sudah pernah meninggalkanmu. Aku mencintaimu.”
Jungkook mencium pipi kanan Jinsol dan beranjak pergi dari kamar Jinsol.
“Kau mau pulang?”
Tanya Hoya yang dibalas dengan anggukan oleh Jungkook. “Menginaplah untuk hari
ini. Ini sudah larut. Dan tidurlah di kamar Jinsol.”
“Hyung…”
“Aku
mengijinkanmu tidur dengannya. Kau calon suaminya. Kau tunangannya. Tolong jaga
dia baik-baik. Jangan tinggalkan dia lagi.” Ujar Hoya. Ia memeluk Jungkook dan
mengusap punggung pria itu.
7 Days later
Jinsol tampak
sangat cantik dengan gaun pengantin yang ia kenakan hari ini. Di sini. Di
sebuah ruangan yang penuhi bunga ia menunggu seseorang yang akan menuntunnya ke
altar. Ia ditemani oleh Sungjong. Anak itu dipangkunya di pahanya. Jinsol
memeluk anak itu sambil sesekali mencium ujung rambutnya.
“Apakah setelah
ini kau akan membawanya bersamamu?” Tanya istri Hoya sambil terus menatap
Jinsol.
“Aku dan Jungkook
berencana membawanya untuk tinggal bersama. Waeyo?”
“Bisakah kau
meninggalkannya bersamaku? Aku akan merawatnya dengan baik. Kau tau aku tidak
bisa memiliki anak lagi. Jadi bisakah aku memilikinya?”
“Eonni. Aku tidak
akan memaksamu untuk mengembalikannya padaku. Bagaimanapun, kau adalah ibu
baginya. Eonni. Dia bukan hanya anakku. Dia juga anakmu. Baginya, aku hanya
adik dari appanya.”
“Jinsol.” Hoya
memanggil dari pintu. Ia mengulurkan tangannya. Isyarat bahwa Jinsol harus
pergi ke altar bersamanya. Jinsol segera menyerahkan Sungjong pada istri Hoya.
“Eonni. Jagalah
dia baik-baik.” Istri Hoya mengangguk dan menggendong Sungjong.
Hari mulai gelap.
Jinsol dan Jungkook baru saja tiba di apartemen baru yang akan mereka tinggali
bersama. “Jungkook tunggu.” Suara Jinsol menghentikan gerakan Jungkook yang
hendak membuka pintu mobilnya. Jinsol menatap lurus ke depan. Tanpa menoleh
sedikit pun ke arah Jungkook. “Aku tidak tega membawa Sungjong bersama kita. Eonni
tidak bisa memiliki anak. Dan yang Sungjong tau, ibunya adalah dia. Bukan aku. Bisakah
kita meninggalkannya bersama oppa?” Tanya Jinsol.
“Kau ingin
meninggalkan anak kita bersama oppamu? Jika itu yang kau inginkan, aku menyetujuinya.
Kita akan memiliki anak yang baru setelah ini.” Jungkook mengusap rambut Jinsol
sambil tersenyum. Mendengar itu, Jinsol seketika menoleh karah pria itu.
Jungkook turun dan membukakan pintu di samping Jinsol. Pria itu menggendong
Jinsol sampai di apartemennya.
Kini mereka sudah
tiba di depan pintu apartemen. Jinsol membantu Jungkook membukakan pintu.
Setelah pintu itu terbuka, Jungkook segera memasuki apartemennya dan membawa
Jinsol masuk bersamanya. Jungkook membaringkan Jinsol di sebuah tempat tidur
yang sudah ditaburi oleh bunga mawar diatasnya. Jinsol tampak sangat gugup. Walau
ia sudah pernah melakukannya, tapi perasaannya masih sama seperti pertama kali
ia melakukannya. Jungkook menindih tubuh mungil gadis itu. “Kau cantik. Sangat
cantik. Apalagi disaat sepeti ini. Saat kau berbaring dibawahku. Apalagi saat
kau mendesahkan namaku 6 tahun yang lalu.” Jungkook membelai rambut Jinsol yang
berada di samping wajahnya.
‘Pria ini
benar-benar membuatku malu.’ Rutuk Jinsol dalam hatinya saat ia merasakan
pipinya mulai panas. ‘Benar-benar memalukan.’
“Malam ini kita
akan mengulangnya kembali. Aku akan melakukannya sepanjang malam. Kau tahu? Waktu
itu aku tidak ingin meninggalkanmu dan bermain secepat itu. Aku tidak bisa
berlama-lama karena aku tidak ingin seorang pun tau apa yang kita lakukan. Jika
aku bisa, aku akan bermain denganmu sepanjang malam. Dan malam ini, aku akan
melakukannya bersama orang yang sama dengan status yang berbeda. Aku akan
menghabiskan malam bersamamu. Aku mencintaimu. Jeon Jinsol.” Jungkook
menurunkan kepalanya dan mencium leher Jinsol.
“ngghh..geli
Kookhh...” Ujar Jinsol sambil mendorong dada bidang Jungkook. Namun dengan
segera Jungkook memegangi lengan Jinsol agar Jinsol tidak bisa memberontak.
Jungkook menciumi setiap inci tubuh gadis dibawahnya. Hingga kini ia berada di
belahan dada Jinsol. Ia menciumi bagian itu. “Nghh… Kook…” sebuah desahan
berhasil lolos dari bibir Jinsol.
“Kau ingin
menggodaku sayang?” Jungkook mengangkat kepalanya dan menatap Jinsol. Ia
memeluk Jinsol menciumi setiap bagian lehernya, tangannya berusaha membuka
resleting baju pengantin yang masih digunakan Jinsol sejak tadi. Jinsol meremas
rambut Jungkook untuk meluapkan perasaannya. Entah perasaan apa itu hanya dia
yang tau.
Sreek~
Resleting itu
dengan mudah Jungkook turunkan hingga full sampai bawah. Jungkook menurunkan
pakaian Jinsol dan melemparnya begitu saja. “Kau masih sama seperti dulu. Tidak
ada yang berubah. Kau masih sama sexy-nya seperti sebelumnya.” Jinsol
mengalihkan pandangannya. Ia tidak bisa menatap Jungkook. Ia terlalu malu untuk
menatapnya. Tangan Jungkook meraih pengait bra Jinsol dan melepasnya begitu
saja. Ia kemudian menghisap gundukan itu seperti bayi yang sedang kehausan. Tangan
kirinya meremas payudara yang lain. Naluri Jungkook benar-benar sudah berada di
tingkat paling atas. Adik kecilnya sudah bangkit sejak tadi. “nghh… Kookieehh…”
Jinsol tidak berhenti mendesahkan nama Jungkook dari tadi. Kewanitaannya pun
sudah mulai basah. Jungkook semakin liar diatas tubuh istrinya. Tangannya mulai
nakal. Ia menurunkan celana dalam Jinsol dan mengusap pelan kewanitaan Jinsol. Perlahan
ia memasukkan jari tengahnya ke dalam kewanitaan Jinsol yang terasa basah itu.
Jinsol meringis kesakitan saat tangan itu mesuk. Pahanya ia rapatkan kembali
untuk menahan sakitnya. Jungkook tidak berhenti menyesap gundukan milik Jinsol
hingga menimbulkan bercak kemerahan disana. Jungkook benar-benar sudah gila. Ia
mengeluar masukkan jarinya dari kewanitaan Jinsol ia bahkan memasukkan 3
jarinya membuat Jinsol meracau tidak jelas. Beberapa saat kemudian cairan
hangat keluar dari bagian kewanitaan Jinsol. Jungkook pun menjauhkan kepalanya
dari payudara Jinsol dan menghisap semua cairan di kewanitaan Jinsol hingga
bersih. “Ahhh….” Jinsol mendesah saat Jungkook menghisap kuat kewanitaannya.
Jungkook beralih
ke bibir Jinsol dan mencium gadis di bawahnya. Ia berbagi cairan dimulutnya
dengan Jinsol. Jijik. Yah Jinsol tidak pernah berpikir Jungkook akan segila
ini. Tak lama, Jinsol mendorong Jungkook hingga ciumannya terlepas. “Kau
curang. Pakaianmu masih lengkap. Sedangkan pakaianku sudah kau tanggalkan.” Ujar
Jinsol iri.
“Kau iri padaku?
baiklah.” Jungkook segera melepas semua pakaiannya hingga mereka sama-sama
naked. Jungkook kembali menunduk dan mencium bibir Jinsol. Juniornya yang
tegang tidak sengaja bergesekan dengan kewanitaan Jinsol. Terus begitu.
Jungkook melebarkan paha Jinsol dengan kakinya.
“Kau…siap?” Tanya
Jungkook ragu. Jinsol mengangguk pelan sambil menatap pria diatasnya. Tangannya
memegang lengan Jungkook. Perlahan ia merasakan sakit di bagian kewanitaannya.
“Aaaaahh……” Cengkeramannya
semakin kuat seiring dengan jeritannya saat junior Jungkook tertanam sempurna
di dalam kewanitaannya. Air matanya mengalir dari pelupuk matanya sambil
menahan sakit. Ini memang bukan pertama kalinya ia melakukan hubungan intim. Tapi
itu terjadi 5 tahun yang lalu. Saat ia masih SMA. Sekarang ia sudah lulus
kuliah dan sudah bekerja. Tentu saja semuanya berbeda.
“Sakitkah?” Tanya
Jungkook sambil menghapus jejak air mata Jinsol. “Aku akan memulainya.”
Lanjutnya. Jungkook mulai menggerakkan pinggulnya. Mengeluar masukkan benda
keras miliknya yang berada di dalam tubuh Jinsol. Rasa sakit yang Jinsol
rasakan semakin lama berubah menjadi sebuah kenikmatan. Apalagi disaat junior
Jungkook mengenai titik terdalam pada dirinya. Racauannya pun semakin menjadi.
“Ahh… Kookkieeehh…
deeper..” Racauan Jinsol terdengar jelas di telinga Jungkook. Hal itu semakin
membuat naluri Jungkook meningkat. Jungkook semakin mempercepat tumbukannya di
kewanitaan Jinsol. “Ahh… mmhh….” Desahan Jinsol memenuhi ruangan itu. tumbukan
Jungkok semakin cepat hingga menimbulkan decitan pada tempat tidurnya. Desahan
Jinsol dan Jungkook saling bersahutan seolah menjadi melodi yang sangat indah
bagi keduanya.
Jungkook
merasakan juniornya dijepit kuat di dalam tubuh Jinsol saat ia semakin kuat
menumbuk kewanitaan istrinya. Juniornya pun terasa semakin membesar. “Kookiieehhh…
aku keluar…” suara Jinsol terdengar semakin bergetar.
“Togetherhh…”
jawab Jungkook. Ia mempercepat gerakannya hingga ia merasakan cairannya
menyembur di dalam rahim istrinya. Pria itu memeluk Jinsol dan mencium
keningnya. “Aku mencintaimu. Aku berjanji padamu. Aku tidak akan pernah pergi
lagi darimu. Aku akan menjagamu. Kita akan membesarkan anak kita bersama-sama
nanti. Aku berjanji padamu.” Ujar Jungkook. Jinsol menangis mendengarnya. Ia
terharu. Jungkook berbeda dengan sebelumnya. Terakhir kali ia bertemu dengan
Jungkook sebelum akhirnya mereka pergi dengan kehidupan masing-masing, Jungkook
terlihat seperti pria brengsek. Jahat. Tapi sekarang ia merasakan ada sebuah
perasaan yang hanya bisa ia mengerti melalui ucapan Jungkook barusan. Pria itu
mencintainya. Harapannya sudah dikabulkan. Ayah dari Sungjong sekarang
bertanggung jawab atas kesalahannya di masa lalu. Ayah Sungjong menikahinya. Yang
ia harapkan hanya sebuah pernikahan dan pengakuan atas Sungjong. Tapi saat ini
bukan hanya itu. Jungkook menikahi Jinsol atas dasar cinta dan perasaan. Bukan
hanya karena rasa bersalahnya.
“Terima kasih kau
sudah kembali. Aku juga merindukanmu. Aku juga mencintaimu. Jangan tinggalkan
aku lagi.” Jinsol membalas pelukan Jungkook. Jinsol masih menangis. Tangisan bahagia.
“Tidurlah. Aku
akan menemanimu. Mulai saat ini kau tidak akan sendirian lagi. Ada aku di sini.”
Jungkook mencium bibir Jisol sekilas dan berbaring disamping Jinsol tanpa
melepaskan juniornya dari kewanitaan Jinsol.
Malam itu. Aku merasakan semuanya. Perasaan sakit yang
pernah aku berikan padamu dulu. Aku merasakannya. Saat aku meninggalkanmu dalam
keadaan hamil. Aku menyesal. Aku menyesal karena saat aku kembali aku tidak
menemukanmu. Dan saat kau muncul dihadapanku, kau sudah menjalin hubungan
dengan Jimin hyung. Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi. Aku akan
selalu menemanimu. Aku mencintaimu. Aku akan selalu mencintaimu. Jinsol.
-Jungkook-
Aku bersyukur kau kembali. Maafkan aku karena aku
bersikap kasar padamu saat itu. Aku masih belum bisa melupakan kejadian di
sekolah malam itu. Kau seperti pria brengsek saat kau meninggalkanku dalam
keadaan berantakan. Kau seperti pria brengsek saat kau meninggalkanku bersama
bayi di rahimku saat itu. Tapi aku bersyukur saat aku tau kau kembali untukku. Untuk
menebus semua kesalahanmu. Tapi aku lebih bahagia lagi karena kau menikahiku
bukan hanya untuk bertanggung jawab. Tapi karena kau mencintaiku. -Jinsol-
Hiduplah bahagia. Jangan pernah menangis lagi. Aku ada
di sini kapan pun kau membutuhkanku. Karena aku adalah sahabatmu. Sahabat
kecilmu. Aku akan menemanimu saat kau merasa sendiri. Aku akan menjadi sahabat
yang baik. Aku akan menyayangimu. Seperti Yein yang selalu ada untukmu. -Jimin-
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar