Senin, 25 April 2016

[Nappeun Namja Pt.5] Truth

Nappeun Namja Pt.5
TRUTH

Cast     : Jeon Jungkook, Kim Taehyung, Lee Jinsol, Lee Hoya
Genre   : Family, Happy (?), etc.
Length   : Chapter
Author   : Ms. Childish


Pagi ini para member BTS sedang bersiap menuju Daegu. Mereka akan mengadakan fanmeeting. Jungkook dan hyung-hyungnya terlihat sangat senang. Apalagi Jimin. menurutnya ini adalah kesempatan untuk bertemu dengan Jinsol.

Jinsol tampak sedang tidak senang. Sarapannya belum ia cicipi sejak tadi. Hoya memperhatikan ekspresi Jinsol yang tapak sedih. “Kau kenapa Jinsol? Kenapa kau tidak memakan makananmu? Apa kau ada masalah?” Tanya Hoya.
“Oppa. Setelah ini aku ini aku ingin berbicara dengan oppa.”
“baiklah kalau begitu.”

Jinsol sedang berdiri dihadapan Hoya. Ia memainkan jarinya karena kegelisahannya. “Kau kenapa? Apakah pekerjaanmu tidak cocok? Aku akan memindahkanmu ke kantorku jika kau tidak nyaman menjadi selebriti.” Ujar Hoya.
“Tidak oppa. Bukan itu. Ini… tentang Jungkook.”
“Jungkook? Ada apa dengannya? Apa dia mengganggumu lagi?” Tanya Hoya.
“Dia… kemarin dia datang menemuiku di lokasi syuting. Dan… dia bertanya tentang Sungjong. Sepertinya dia tau tentang Sungjong. Oppa. Aku sudah melupakannya tapi kenapa dia muncul lagi?” Tanya Jinsol. Butiran air mata berjatuhan dari pelupuk matanya.
“Jinsol. Aku mengerti perasaanmu. Sekarang. Jangan kau sia-siakan Jimin. Dia pria baik-baik. Berbeda dengan Jungkook. Aku juga tidak akan membiarkannya menyakitimu lagi.”

Drrtt… Drrtt…
“Jimin. aku akan menjawabnya dulu oppa.” Pamit Jinsol. Ia berjalan keluar dan menjawab panggilan dari Jimin.
“Ne oppa.”
“……”
“Ne? Jinjja? Arasseo. Aku segera kesana.” Jinsol segera kembali ke ruangan kakaknya dan meminta ijin untuk menyusul Jimin ke Daegu. Hoya mengiyakannya. Ia selalu mengijinkan adiknya itu untuk pergi kemana saja yang ia mau asalkan tidak untuk pergi minum bersama siapapun. Hoya melarang keras akan hal itu. ia tidak ingin kesalahan yang sama terjadi dua kali pada Jinsol.

“Oppa!” panggil Jinsol dari kejauhan. Jinsol segera berlari mendekati Jimin dan memeluk pria itu. “Apakah aku terlambat?” Tanya Jinsol sambil menormalkan nafasnya yang terengah-engah.
“Jinsol? Terima kasih kau sudah datang. Hari ini aku akan pergi ke Daegu. Dan aku akan kembali besok pagi. Tunggu aku dan jangan selingkuh. Aku akan merayakan hari pertunangan kita setelah aku pulang dari Daegu.”
“Aku tau itu. aku tidak akan selingkuh. Percayalah padaku oppa.” Jawab Jinsol.

Acara Fanmeet telah selesai. Semua member BTS telah meninggalkan tempatnya dan pergi ke hotel untuk istirahat. Jungkook. Seperti biasa ia menuliskan semua kejadian yang terjadi di buku merahnya. Jungkook tampak sangat lelah hingga tanpa sadar ia tertidur begitu saja. Tanpa menutup bukunya. Tanpa mengenakan selimut. Dan tanpa mengganti bajunya.
Jimin baru saja kembali setelah mengantar Jinsol sampai depan gerbang hotel. Ia memasuki kamar Jungkook. Memang dia satu kamar dengan Jimin. Saat Jimin hendak berbaring, ia melihat buku catatan harian Jungkook yang terbuka. Jimin merasa tertarik untuk membaa buku bersampul merah itu. Dimulai dari halaman pertama.

Senyumnya. Tariannya. Wajahnya. Masih aku ingat hingga saat ini. lima tahun sudah berlalu tapi kenapa aku semakin merindukannya?

Jimin tertawa kecil sambil membaca kalimat itu. “Kekanakan sekali.” Gumam Jimin. ia kemudian membalik halaman berikutnya.

Kenapa rasa bersalahku kini semakin besar? Perasaan itu semaki menghantuiku. Dimana kau? Aku mencarimu. Maafkan aku karena aku tidak sempat bertanggung jawab atas kesalahanku. Awalnya aku hanya ingin bersenang-senang denganmu. Tapi kenapa perasaan itu sekarang berubah? Tolong kembalilah.

“Kesalahan? Kesalahan apa yang dilakukan anak ini?” Jimin terus membalik lembaran-lembaran itu. Hingga ia tiba di sebuah halaman yang penuh dengan tulisan tangan Jungkook. Cerita yang cukup panjang.

Kau semakin cantik. Kau juga terlihat semakin dewasa. Kau menjadi wanita yang kuat. Membesarkan anak kita sebagai keponakan itu sulit. Aku menyesal telah meninggalkanmu di masa lalu. Kau terlihat sangat bahagia tadi. Bersama Jimin hyung. Kurasa aku harus menjauh darimu. Dan tetap menjadi orang asing bagimu. Aku tidak ingin menjadi pengacau hidupmu. Selamanya. Kau hanya mimpiku. Biarkan perasaan ini ku pendam sendiri. Walau terasa begitu sakit. Walau ada rasa kecewa di dalam hati. Walau sedih dan tangis mengiringi ingatanku denganmu di masa lalu. Aku. Hanya PENGACAU bagimu. Aku senang melihatmu tersenyum bersama Jimin hyung. Jinsol. Maafkan aku atas kesalahan terbesarku. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan mengganggumu bersama Jimin. Semoga kau bahagia.

“Apa ini?” tangan Jimin gemetar saat ia menemukan nama Jinsol dan namanya disana. Ia segera mengambil ponselnya dan mengambil gambar tulisan tangan Jungkook itu. ia ingin menyerahkannya pada Jinsol dan ia juga ingin mempersatukan Jungkook dengan Jinsol. “Apa ini yang membuat Jungkook sakit waktu itu? tapi bagaimana bisa ia menyembunyikan ini dariku? Dan Sungjong. Benarkah dia anak Jungkook? Aku akan menanyakan ini pada Jinsol.”
‘Jinsol. Temui aku besok di taman dekat rumahmu.’ Jimin baru saja mengirimi Jinsol pesan singkat. Ia berharap bahwa ia akan menemukan jawaban yang sebenarnya besok.

BTS sedang perjalanan kembali ke Seoul. Jimin terus saja memandangi layar ponselnya. Setelah beberapa jam, akhirnya mereka tiba di Seoul. Besok adalah hari pertunangannya dengan Jinsol. Bagaimana bisa ia menerima seorang wanita yang sudah pernah hamil? Tidak masalahnya bukan itu. Masalahnya adalah karena Jinsol pernah mengandung anak Jungkook. Yang sekarang menjadi keponakannya. Sungjong.

Jinsol menunggu kehadiran Jimin di sebuah kursi panjang. Ia mencari sosok Jimin. Jinsol segera berlari saat ia menemukan Jimin sedang berjalan bersama teman-temannya. “Oppa.” Panggil Jinsol sambil tersenyum kearah Jimin.
“Jinsol? Hyung aku akan menemuinya dulu. Kalian kembalilah lebih dulu.” Ujar Jimin. ia berjalan menuju arah Jinsol.

Jimin dan Jinsol sedang berada di café dekat bandara. Mereka sedang menikmati kopi bersama. Romantic bukan? Di musim dingin ini mereka minum kopi berdua. “Bagaimana pekerjaanmu kemarin? Kau pasti sangat lelah. Oppa sebaiknya istirahat saja. Besok kan hari pertunangan kita.” Jinsol memulai permbicaraan.
“Jinsol. Aku ingin menanyaan sesuatu padamu.” Ujar Jimin dengan wajah seriusnya.
“Tanyakan saja oppa. Tidak biasanya oppa meminta ijin dulu padaku untuk bertanya.” Jawab Jinsol sambil tersenyum.
“Apakah benar kau pernah hamil sebelumnya?” Tanya Jimin.
Seketika Jinsol kaget dan menatap Jimin. senyumnya luntur. Hatinya terasa seperti ditusuk dengan jarum. Tidak. Lebih dari itu. Air bening sedang mengambang di matanya. “Kenapa kau menanyakan hal itu?” bukanlah sebuah jawaban yang Jinsol berikan. Namun sebuah pertanyaan.
“Jawab aku. Apa kau pernah memiliki hubungan dengan Jungkook?” Jimin berusaha mengontrol emosinya. Ia tidak ingin dirinya marah dan membuat Jinsol malu. “Jawab aku Jinsol.” Lagi. Jimin menuntut sebuah jawaban. Perlahan kepala Jinsol mengangguk. “Apakah kau mencintai pria itu?” Tanya Jimin lagi. “Apa benar Sungjong itu bukan keponakanmu melainkan anakmu?” lanjutnya.
“Oppa. Darimana oppa tau sedetail itu? apakah Jungkook yang memberitahunya padamu? Atau..” belum selesai Jinsol berbicara, Jimin memotongnya denga kalimatnya sendiri.
“Baca ini.” jimin menyerahkan ponselnya dan menunjukkan foto dari catatan harian Jungkook. Dari halaman terdepan hingga akhir. Air mata Jinsol mengalir. Lagi.
‘Kau menyesalinya? Jadi selama ini kau mencariku? Tapi kenapa? Waktu itu kau menyuruhku menggugurkan kandunganku. Kenapa kau baru menyesalinya sekarang?’ Tanya batin Jinsol.
“Menikahlah dengannya. Aku yakin kau akan lebih bahagia bersamanya. Dia bukanlah pria jahat seperti dulu. Di dorm, dia yang paling peduli pada semua member selain Taehyung. Dia juga pintar. Dan… ku mohon. Jika kau benar menyayangiku, menikahlah dengannya.” Jimin menggenggam tangan Jinsol dengan erat.

Next day

Hari ini hari pertunangan Jimin dan Jinsol. Semua orang menghadiri acara tersebut. Termasuk Jungkook dan member BTS yang lainnya. Acara pertunangan ini terlihat seperti acara pernikahan. Namun tidak ada pendeta di tempat itu.
Jinsol sedang menunggu diruang kamarnya. Ia menatap dirinya. Dengan wajah datar. Pikirannya tidak focus pada acara pertunangannya. Ingatannya pada masa lalunya kembali menghantui pikiran gadis itu. Saat Jungkook meninggalkannya diruang make up dengan penampilan kacau. Wajah Jungkook saat ia menyuruh gadis itu menggugurkan kandungannya.
Berbeda dengan Jinsol. Jimin sedang memikirkan tentang perasaan Jungkook. Jungkook selalu bersikap baik pada Jimin. member yang paling peduli dan menyayanginya. Setidaknya itu yang Jimin percaya. Bagaimana pun Jimin tidak bisa memisahkan Jungkook dengan anaknya. Walaupun tidak untuk Jinsol. Setidaknya Jungkook bisa bahagia karena bisa memiliki haknya sebagai ayah dari Sungjong.
“Jimin. Para tamu sudah menunggumu. Sebaiknya kau temui mereka.” Ujar leader pada Jimin.
“Ne hyung.” Jimin sudah menentukan apa yang ia lakukan hari ini.
Jimin berjalan dengan percaya dirinya diatas altar. Kemudian disusul oleh Jinsol. Saat tiba pertukaran cincin. Jimin menghentikan gerakannya. Ia menggenggam tangan Jinsol. Ia berbalik kearah para tamu. “Pertunangan ini. Aku tidak berhak untuk memiliki gadis cantik dan baik yang sedang berdiri di sampingku saat ini. Ada seseorang lagi yang lebih berhak dariku. Seseorang yang lebih mencintainya. Menyayanginya. Dan dia juga jauh lebih baik dariku. Pria itu adalah sahabatku sendiri. Adik para member BTS. Jungkook.”
“Oppa…” gumam Jinsol. Jimin tersenyum kearah Jinsol.
Semua orang kini memusatkan perhatiannya pada Jungkook. Jimin perlahan berjalan dan mendekati Jungkook. Menggenggam tangan pria itu dan membawanya berada di samping kiri Jimin. sedangnkan Jinsol dengan berdiri di sebelah kanan Jimin. “Aku ingin kalian menjadi pasangan yang bahagia.” ujar Jimin.
“Hyung… apa yang kau lakukan?” Tanya Jungkook pelan.
“Kumohon. Lakukan ini untukku Kook. Kau lebih berhak untuk memilikinya.” Jimin menyerahkan sebuah cincin ke tangan Jungkook. Meminta pria itu memasangkan cincin pada gadis dihadapannya. Jimin turun dan menduduki sebuah kursi tamu yang tadinya menjadi tempat Jungkook. ‘seperti inikah perasaanmu setiap kali aku bersama Jinsol? Dan seperti inikah perasaanmu saat kau melihatku bersama Jinsol disana tadi? Aku sudah merasakannya Jungkook. Aku harap kau akan bahagia bersamanya.’ Gumam batin Jimin.
“Kau hebat Jimin.” Ujar Taehyung sambil menepuk pundak Jimin.

Acara pertunangan itu sudah selesai. Jinsol berjalan menuju kamarnya dengan langkah yang sangat cepat. Ia segera memasuki kamarnya dan menangis.
“Jinsol… kenapa kau menagis? Bukankah seharusnya kau bahagia karena Jungkook mau bertanggung jawab atas kejadian dimasa lalumu?” Tanya istri Hoya sambil mengusap rambut Jinsol. Jinsol bangun dan memeluk erat kakak iparnya.
“Aku memang menginginkannya unn. Tapi bukan sekarang. Aku sudah melupakannya. Tapi… Jimin. bagaimana dengannya? Dia pasti sakit.”
“Lalu bagaimana dengan perasaan Jungkook? Siapa yang tahu tentang perasaannya? Apakah Taehyung pernah menceritakan perasaan Jungkook padamu? Tidak kan? Apakah Jimin juga pernah menceritakan perasaan Jungkook padamu? Tidak kan? Tidak ada yang tau perasaannya Jinsol. Dan. Bukankah jika kau menikah dengannya kau akan bahagia dan hidup bersama dengan Sungjong?”
“eonni… aku tidak menginginkan pertunangan ini. Dia yang menghancurkan hidupku dulu. Dia juga yang membuatku terpuruk. Tapi Jimin. dia sahabat kecilku. Dia teman sekolahku. Dia juga orang yang sangat mengerti diriku.”

“Tapi dia hanya sahabatmu Jinsol. Jangan tempatkan cinta diatas persahabatan jika kau tidak ingin hubungan itu hancur. Cobalah untuk menerimanya. Dia pantas menikahimu. Ingatlah. Suatu hari nanti Sungjong akan mengetahui yang sebenarnya. Dan itu akan lebih baik jika kau memberitahu yang sebenarnya terjadi sejak saat ini.” Jinsol diam. Jinsol hanya mendengarkan nasihat kakak iparnya dan mengangguk. “Ya sudah. Gantilah bajumu dan temui Jungkook bersama teman-temannya di ruang makan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar