TRUTH
Cast :
Jeon Jungkook, Kim Taehyung, Lee Jinsol, Lee Hoya
Genre :
Family, Happy (?), etc.
Length :
Chapter
Author :
Ms. Childish
Pagi ini para member BTS sedang bersiap
menuju Daegu. Mereka akan mengadakan fanmeeting. Jungkook dan hyung-hyungnya
terlihat sangat senang. Apalagi Jimin. menurutnya ini adalah kesempatan untuk
bertemu dengan Jinsol.
Jinsol tampak sedang tidak senang. Sarapannya
belum ia cicipi sejak tadi. Hoya memperhatikan ekspresi Jinsol yang tapak
sedih. “Kau kenapa Jinsol? Kenapa kau tidak memakan makananmu? Apa kau ada
masalah?” Tanya Hoya.
“Oppa. Setelah ini aku ini aku ingin
berbicara dengan oppa.”
“baiklah kalau begitu.”
Jinsol sedang berdiri dihadapan Hoya. Ia
memainkan jarinya karena kegelisahannya. “Kau kenapa? Apakah pekerjaanmu tidak
cocok? Aku akan memindahkanmu ke kantorku jika kau tidak nyaman menjadi
selebriti.” Ujar Hoya.
“Tidak oppa. Bukan itu. Ini… tentang
Jungkook.”
“Jungkook? Ada apa dengannya? Apa dia
mengganggumu lagi?” Tanya Hoya.
“Dia… kemarin dia datang menemuiku di
lokasi syuting. Dan… dia bertanya tentang Sungjong. Sepertinya dia tau tentang
Sungjong. Oppa. Aku sudah melupakannya tapi kenapa dia muncul lagi?” Tanya
Jinsol. Butiran air mata berjatuhan dari pelupuk matanya.
“Jinsol. Aku mengerti perasaanmu. Sekarang.
Jangan kau sia-siakan Jimin. Dia pria baik-baik. Berbeda dengan Jungkook. Aku
juga tidak akan membiarkannya menyakitimu lagi.”
Drrtt… Drrtt…
“Jimin. aku akan menjawabnya dulu oppa.” Pamit
Jinsol. Ia berjalan keluar dan menjawab panggilan dari Jimin.
“Ne oppa.”
“……”
“Ne? Jinjja? Arasseo. Aku segera kesana.”
Jinsol segera kembali ke ruangan kakaknya dan meminta ijin untuk menyusul Jimin
ke Daegu. Hoya mengiyakannya. Ia selalu mengijinkan adiknya itu untuk pergi
kemana saja yang ia mau asalkan tidak untuk pergi minum bersama siapapun. Hoya
melarang keras akan hal itu. ia tidak ingin kesalahan yang sama terjadi dua
kali pada Jinsol.
“Oppa!” panggil Jinsol dari kejauhan.
Jinsol segera berlari mendekati Jimin dan memeluk pria itu. “Apakah aku
terlambat?” Tanya Jinsol sambil menormalkan nafasnya yang terengah-engah.
“Jinsol? Terima kasih kau sudah datang. Hari
ini aku akan pergi ke Daegu. Dan aku akan kembali besok pagi. Tunggu aku dan
jangan selingkuh. Aku akan merayakan hari pertunangan kita setelah aku pulang
dari Daegu.”
“Aku tau itu. aku tidak akan selingkuh. Percayalah
padaku oppa.” Jawab Jinsol.
Acara Fanmeet telah selesai. Semua member
BTS telah meninggalkan tempatnya dan pergi ke hotel untuk istirahat. Jungkook. Seperti
biasa ia menuliskan semua kejadian yang terjadi di buku merahnya. Jungkook
tampak sangat lelah hingga tanpa sadar ia tertidur begitu saja. Tanpa menutup
bukunya. Tanpa mengenakan selimut. Dan tanpa mengganti bajunya.
Jimin baru saja kembali setelah mengantar
Jinsol sampai depan gerbang hotel. Ia memasuki kamar Jungkook. Memang dia satu
kamar dengan Jimin. Saat Jimin hendak berbaring, ia melihat buku catatan harian
Jungkook yang terbuka. Jimin merasa tertarik untuk membaa buku bersampul merah
itu. Dimulai dari halaman pertama.
Senyumnya.
Tariannya. Wajahnya. Masih aku ingat hingga saat ini. lima tahun sudah berlalu
tapi kenapa aku semakin merindukannya?
Jimin tertawa kecil sambil membaca kalimat
itu. “Kekanakan sekali.” Gumam Jimin. ia kemudian membalik halaman berikutnya.
Kenapa
rasa bersalahku kini semakin besar? Perasaan itu semaki menghantuiku. Dimana
kau? Aku mencarimu. Maafkan aku karena aku tidak sempat bertanggung jawab atas
kesalahanku. Awalnya aku hanya ingin bersenang-senang denganmu. Tapi kenapa
perasaan itu sekarang berubah? Tolong kembalilah.
“Kesalahan? Kesalahan apa yang dilakukan
anak ini?” Jimin terus membalik lembaran-lembaran itu. Hingga ia tiba di sebuah
halaman yang penuh dengan tulisan tangan Jungkook. Cerita yang cukup panjang.
Kau
semakin cantik. Kau juga terlihat semakin dewasa. Kau menjadi wanita yang kuat.
Membesarkan anak kita sebagai keponakan itu sulit. Aku menyesal telah
meninggalkanmu di masa lalu. Kau terlihat sangat bahagia tadi. Bersama Jimin
hyung. Kurasa aku harus menjauh darimu. Dan tetap menjadi orang asing bagimu. Aku
tidak ingin menjadi pengacau hidupmu. Selamanya. Kau hanya mimpiku. Biarkan
perasaan ini ku pendam sendiri. Walau terasa begitu sakit. Walau ada rasa
kecewa di dalam hati. Walau sedih dan tangis mengiringi ingatanku denganmu di
masa lalu. Aku. Hanya PENGACAU bagimu. Aku senang melihatmu tersenyum bersama
Jimin hyung. Jinsol. Maafkan aku atas kesalahan terbesarku. Aku berjanji pada
diriku sendiri bahwa aku tidak akan mengganggumu bersama Jimin. Semoga kau
bahagia.
“Apa ini?” tangan Jimin gemetar saat ia
menemukan nama Jinsol dan namanya disana. Ia segera mengambil ponselnya dan
mengambil gambar tulisan tangan Jungkook itu. ia ingin menyerahkannya pada
Jinsol dan ia juga ingin mempersatukan Jungkook dengan Jinsol. “Apa ini yang
membuat Jungkook sakit waktu itu? tapi bagaimana bisa ia menyembunyikan ini
dariku? Dan Sungjong. Benarkah dia anak Jungkook? Aku akan menanyakan ini pada
Jinsol.”
‘Jinsol.
Temui aku besok di taman dekat rumahmu.’ Jimin baru
saja mengirimi Jinsol pesan singkat. Ia berharap bahwa ia akan menemukan
jawaban yang sebenarnya besok.
BTS sedang perjalanan kembali ke Seoul.
Jimin terus saja memandangi layar ponselnya. Setelah beberapa jam, akhirnya
mereka tiba di Seoul. Besok adalah hari pertunangannya dengan Jinsol. Bagaimana
bisa ia menerima seorang wanita yang sudah pernah hamil? Tidak masalahnya bukan
itu. Masalahnya adalah karena Jinsol pernah mengandung anak Jungkook. Yang
sekarang menjadi keponakannya. Sungjong.
Jinsol menunggu kehadiran Jimin di sebuah
kursi panjang. Ia mencari sosok Jimin. Jinsol segera berlari saat ia menemukan
Jimin sedang berjalan bersama teman-temannya. “Oppa.” Panggil Jinsol sambil
tersenyum kearah Jimin.
“Jinsol? Hyung aku akan menemuinya dulu. Kalian
kembalilah lebih dulu.” Ujar Jimin. ia berjalan menuju arah Jinsol.
Jimin dan Jinsol sedang berada di café
dekat bandara. Mereka sedang menikmati kopi bersama. Romantic bukan? Di musim
dingin ini mereka minum kopi berdua. “Bagaimana pekerjaanmu kemarin? Kau pasti
sangat lelah. Oppa sebaiknya istirahat saja. Besok kan hari pertunangan kita.”
Jinsol memulai permbicaraan.
“Jinsol. Aku ingin menanyaan sesuatu
padamu.” Ujar Jimin dengan wajah seriusnya.
“Tanyakan saja oppa. Tidak biasanya oppa
meminta ijin dulu padaku untuk bertanya.” Jawab Jinsol sambil tersenyum.
“Apakah benar kau pernah hamil sebelumnya?”
Tanya Jimin.
Seketika Jinsol kaget dan menatap Jimin. senyumnya
luntur. Hatinya terasa seperti ditusuk dengan jarum. Tidak. Lebih dari itu. Air
bening sedang mengambang di matanya. “Kenapa kau menanyakan hal itu?” bukanlah
sebuah jawaban yang Jinsol berikan. Namun sebuah pertanyaan.
“Jawab aku. Apa kau pernah memiliki
hubungan dengan Jungkook?” Jimin berusaha mengontrol emosinya. Ia tidak ingin
dirinya marah dan membuat Jinsol malu. “Jawab aku Jinsol.” Lagi. Jimin menuntut
sebuah jawaban. Perlahan kepala Jinsol mengangguk. “Apakah kau mencintai pria
itu?” Tanya Jimin lagi. “Apa benar Sungjong itu bukan keponakanmu melainkan
anakmu?” lanjutnya.
“Oppa. Darimana oppa tau sedetail itu?
apakah Jungkook yang memberitahunya padamu? Atau..” belum selesai Jinsol
berbicara, Jimin memotongnya denga kalimatnya sendiri.
“Baca ini.” jimin menyerahkan ponselnya dan
menunjukkan foto dari catatan harian Jungkook. Dari halaman terdepan hingga
akhir. Air mata Jinsol mengalir. Lagi.
‘Kau menyesalinya? Jadi selama ini kau
mencariku? Tapi kenapa? Waktu itu kau menyuruhku menggugurkan kandunganku. Kenapa
kau baru menyesalinya sekarang?’ Tanya batin Jinsol.
“Menikahlah dengannya. Aku yakin kau akan
lebih bahagia bersamanya. Dia bukanlah pria jahat seperti dulu. Di dorm, dia
yang paling peduli pada semua member selain Taehyung. Dia juga pintar. Dan… ku
mohon. Jika kau benar menyayangiku, menikahlah dengannya.” Jimin menggenggam
tangan Jinsol dengan erat.
Next day
Hari ini hari pertunangan Jimin dan Jinsol.
Semua orang menghadiri acara tersebut. Termasuk Jungkook dan member BTS yang
lainnya. Acara pertunangan ini terlihat seperti acara pernikahan. Namun tidak
ada pendeta di tempat itu.
Jinsol sedang menunggu diruang kamarnya. Ia
menatap dirinya. Dengan wajah datar. Pikirannya tidak focus pada acara
pertunangannya. Ingatannya pada masa lalunya kembali menghantui pikiran gadis
itu. Saat Jungkook meninggalkannya diruang make up dengan penampilan kacau. Wajah
Jungkook saat ia menyuruh gadis itu menggugurkan kandungannya.
Berbeda dengan Jinsol. Jimin sedang
memikirkan tentang perasaan Jungkook. Jungkook selalu bersikap baik pada Jimin.
member yang paling peduli dan menyayanginya. Setidaknya itu yang Jimin percaya.
Bagaimana pun Jimin tidak bisa memisahkan Jungkook dengan anaknya. Walaupun
tidak untuk Jinsol. Setidaknya Jungkook bisa bahagia karena bisa memiliki
haknya sebagai ayah dari Sungjong.
“Jimin. Para tamu sudah menunggumu. Sebaiknya
kau temui mereka.” Ujar leader pada Jimin.
“Ne hyung.” Jimin sudah menentukan apa yang
ia lakukan hari ini.
Jimin berjalan dengan percaya dirinya
diatas altar. Kemudian disusul oleh Jinsol. Saat tiba pertukaran cincin. Jimin
menghentikan gerakannya. Ia menggenggam tangan Jinsol. Ia berbalik kearah para
tamu. “Pertunangan ini. Aku tidak berhak untuk memiliki gadis cantik dan baik
yang sedang berdiri di sampingku saat ini. Ada seseorang lagi yang lebih berhak
dariku. Seseorang yang lebih mencintainya. Menyayanginya. Dan dia juga jauh
lebih baik dariku. Pria itu adalah sahabatku sendiri. Adik para member BTS.
Jungkook.”
“Oppa…” gumam Jinsol. Jimin tersenyum
kearah Jinsol.
Semua orang kini memusatkan perhatiannya
pada Jungkook. Jimin perlahan berjalan dan mendekati Jungkook. Menggenggam
tangan pria itu dan membawanya berada di samping kiri Jimin. sedangnkan Jinsol
dengan berdiri di sebelah kanan Jimin. “Aku ingin kalian menjadi pasangan yang
bahagia.” ujar Jimin.
“Hyung… apa yang kau lakukan?” Tanya
Jungkook pelan.
“Kumohon. Lakukan ini untukku Kook. Kau
lebih berhak untuk memilikinya.” Jimin menyerahkan sebuah cincin ke tangan
Jungkook. Meminta pria itu memasangkan cincin pada gadis dihadapannya. Jimin
turun dan menduduki sebuah kursi tamu yang tadinya menjadi tempat Jungkook. ‘seperti
inikah perasaanmu setiap kali aku bersama Jinsol? Dan seperti inikah perasaanmu
saat kau melihatku bersama Jinsol disana tadi? Aku sudah merasakannya Jungkook.
Aku harap kau akan bahagia bersamanya.’ Gumam batin Jimin.
“Kau hebat Jimin.” Ujar Taehyung sambil
menepuk pundak Jimin.
Acara pertunangan itu sudah selesai. Jinsol
berjalan menuju kamarnya dengan langkah yang sangat cepat. Ia segera memasuki
kamarnya dan menangis.
“Jinsol… kenapa kau menagis? Bukankah
seharusnya kau bahagia karena Jungkook mau bertanggung jawab atas kejadian
dimasa lalumu?” Tanya istri Hoya sambil mengusap rambut Jinsol. Jinsol bangun
dan memeluk erat kakak iparnya.
“Aku memang menginginkannya unn. Tapi bukan
sekarang. Aku sudah melupakannya. Tapi… Jimin. bagaimana dengannya? Dia pasti
sakit.”
“Lalu bagaimana dengan perasaan Jungkook? Siapa
yang tahu tentang perasaannya? Apakah Taehyung pernah menceritakan perasaan Jungkook
padamu? Tidak kan? Apakah Jimin juga pernah menceritakan perasaan Jungkook
padamu? Tidak kan? Tidak ada yang tau perasaannya Jinsol. Dan. Bukankah jika
kau menikah dengannya kau akan bahagia dan hidup bersama dengan Sungjong?”
“eonni… aku tidak menginginkan pertunangan
ini. Dia yang menghancurkan hidupku dulu. Dia juga yang membuatku terpuruk. Tapi
Jimin. dia sahabat kecilku. Dia teman sekolahku. Dia juga orang yang sangat
mengerti diriku.”
“Tapi dia hanya sahabatmu Jinsol. Jangan
tempatkan cinta diatas persahabatan jika kau tidak ingin hubungan itu hancur. Cobalah
untuk menerimanya. Dia pantas menikahimu. Ingatlah. Suatu hari nanti Sungjong
akan mengetahui yang sebenarnya. Dan itu akan lebih baik jika kau memberitahu
yang sebenarnya terjadi sejak saat ini.” Jinsol diam. Jinsol hanya mendengarkan
nasihat kakak iparnya dan mengangguk. “Ya sudah. Gantilah bajumu dan temui
Jungkook bersama teman-temannya di ruang makan.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar