Cast :
Jeon Jungkook, Kim Taehyung, Lee Jinsol, Park Jimin
Genre :
Family, Happy (?), etc.
Length :
Chapter
Author :
Ms. Childish
Benarkah dia anakku? Aku merindukanmu
Jinsol. Apakah ini anak kita? Dia sudah tumbuh besar dan sangat baik. Dia
tampan sama sepertiku. Bisakah aku memilikimu suatu hari? Aku ingin menebus
semua kesalahanku. –Jeon Jungkook-
“Hei lihat Jungkook. Dia mirip sepertimu.” Ujar
J-Hope sambil mencubit gemas pipi Sungjong.
“Siapa nama anak ini?” Tanya Taehyung. “Dia
sangat imut dan lucu.” Lanjut Taehyung sambil mencubit pelan pipi Sungjong.
“Dia keponakan pacarku. Namanya Sungjong.
Jangan cubit dia Taehyung!” bentak Jimin saat melihat Taehyung mencubit
Sungjong.
“Hyung. Bolehkah aku menggendongnya?” Tanya
Jungkook.
“Tidak boleh! Dia anakku.” Larang Taehyung.
Seketika semua member BTS yang ada disana tertawa melihat tingkah Taehyung.
“Mber. Aku ingin mengenalkan pacarku pada
kalian.” Ujar Jimin. “Jinsol.”
‘Jinsol?’ tanya batin Jungkook saat Jimin
menyebutkan nama Jinsol. Beberapa detik kemudian seorang gadis cantik masuk dan
berdiri di sebelah Jimin. ‘Benarkah itu Jinsol temanku? Dia masih sama seperti
dulu. Lalu apakah balita ini anakku? Anakku bahkan sudah sebesar ini.’ Gumam
batin Jungkook.
“Annyeong. Oppadeul. Namaku Lee Jinsol.” Ujar
Jinsol sambil menebarkan senyumannya.
“Jinsol. Kenalkan. Yang itu Jin hyung. Itu Rapmon
hyung. Jihop hyung. Syuga hyung. Taehyung dan yang ituu…” Ujar Jimin sambil
menunjuk satu persatu member BTS dan ucapannya terhenti pada Jungkook. “Yang
itu… panggil saja Kookie.”
“Hyung. Aku titipkan Sungjong pada kalian
ya. Aku akan pergi bersama Jinsol.” Pamit Jimin.
‘Dia tidak mengenalku? Apa dia sudah
melupakanku? Atau perubahan wajahku sangat jauh dengan dulu? Ini aneh.’
Some
Hour Later
Jimin dan Jinsol masih belum kembali sejak
tadi. Sungjong menangis. sepertinya ia ingin tidur. Taehyung mencoba untuk
membuat Sungjong tidur namun balita itu tetap saja menangis.
“Hyung. Biarkan aku yang menggendongnya.”
Ujar Jungkook. Taehyung mengerti dengan perasaan Jungkook. Ia segera
menyerahkan Sungjong kedalam gendongan Jungkook. Dan beberapa saat kemudian
balita itu sudah berhenti menangis dan terlelap dalam gendongan Jungkook. “Hyung
aku akan menemaninya di kamarku.” Pamit Jungkook.
‘Apakah kau anakku? Aku tidak tahu kau
anakku atau memang benar keponakan Jinsol. Jika kau anakku. Maafkan aku nak. Aku
berjanji padamu. Aku akan menebus semua kesalahan yang pernah aku lakukan pada
kalian berdua. Aku akan bertanggung jawab atas dirimu dan ibumu.’ Jungkook
bergumam dalam hatinya. Memang beberapa bulan terakhir, ia merasa bersalah pada
Jinsol. Ia ingin mencari Jinsol dan menikahinya. Tapi saat ia melihat Jinsol
tersenyum di samping Jimin, ia mengurungkan niatnya untuk menikahi Jinsol. Ia
berpikir Jinsol akan membencinya jika gadis itu tau bahwa Kookie yang menjadi
member kesayangan Jimin adalah seseorang yang nyaris merusak masa depan Jinsol.
“Hyung. Mana Sungjong?” Tanya Jimin saat ia
baru saja sampai di dorm.
“Ah. Dia sedang bersama Kookie di kamarnya.
Sepertinya anak itu menyukai Kookie. Dia langsung tertidur saat Kookie
menggendongnya.” Jawab Namjoon.
Jimin tiba di depan pintu kamar Jungkook. Ia
melihat Sungjong dan Jungkook sedang tidur bersebelahan. Jimin memperhatikan
keduanya sambil tersenyum. ‘bagaimana bisa mereka begitu mirip? Apa mereka
adalah saudara yang terpisah?’ beberapa pertanyaan tiba-tiba muncul begitu saja
di pikiran Jimin. Jimin menggendong Sungjong dan membawanya kembali bersama
Jinsol.
“Hyung. Aku akan mengantarnya pulang dulu.”
Pamit Jimin.
Malam telah tiba. Jungkook sedang berdiri
di balkon kamarnya. Menikmati keindahan langit, sambil merenungkan segala
kesalahannya. Ia sedang memegang buku tulis dengan sampul warna merah. Buku
yang baru ia beli bulan lalu. Ia menjadikannya sebagai buku hariannya. Semua
isi hati yang tidak pernah bisa ia ungkapkan pada orang lain ia tulis disana. Termasuk
semua ingatan tentang kesalahannya dimasa lalu.
Kau semakin cantik. Kau juga terlihat
semakin dewasa. Kau menjadi wanita yang kuat. Membesarkan anak kita sebagai
keponakan itu sulit. Aku menyesal telah meninggalkanmu di masa lalu. Kau
terlihat sangat bahagia tadi. Bersama Jimin hyung. Kurasa aku harus menjauh
darimu. Dan tetap menjadi orang asing bagimu. Aku tidak ingin menjadi pengacau
hidupmu. Selamanya. Kau hanya mimpiku. Biarkan perasaan ini ku pendam sendiri. Walau
terasa begitu sakit. Walau ada rasa kecewa di dalam hati. Walau sedih dan
tangis mengiringi ingatanku denganmu di masa lalu. Aku. Hanya PENGACAU bagimu. Aku
senang melihatmu tersenyum bersama Jimin hyung. Jinsol. Maafkan aku atas
kesalahan terbesarku. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan
mengganggumu bersama Jimin. Semoga kau bahagia.
“JUNGKOOK!” teriak Taehyung dari pintu
kamarnya. Pria itu menghampiri Jungkook tatkala dirinya melihat orang yang
dicarinya sedang berdiri di balkon.
Dengan segera Jungkook menutup bukunya dan
meletakkannya di dalam bajunya. “Wae hyung?” Jungkook berbalik.
“Sedang apa kau?” Taehyung menepuk pundak
Jungkook.
“Hyung.” Jungkook memeluk Taehyung dengan
erat. “Hyung aku menyesal.” Air matanya mengalir. Satu-satunya orang yang
mengetahui masa lalunya adalah Taehyung. Mantan kekasih Jinsol.
“Kau kenapa Kook? Apa ini karena Jinsol? Kau
cemburu?” Tanya Taehyung.
“Aku menyesal hyung. Dia… dia anaknya. Bukan
keponakannya. Aku tau itu. Hyung. Aku adalah pria terjahat di dunia ini. Aku
tidak ingin meninggalkannya. Tapi, jika aku tidak pergi orang tuaku akan curiga
dan… aku tidak bisa menjadi artis terkenal seperti sekarang. Hyung. Aku bekerja
dan kembali untuknya. Aku ingin memilikinya. Tapi… dia sudah bahagia bersama
Jimin hyung. Dan… bulan depan mereka akan bertunangan. Aku benar-benar menyesal
hyung.” Masih banyak kalimat yang Jungkook ungkapkan pada Taehyung. Rasa
menyesalnya. Semuanya. Taehyung menemani Jungkook hingga pria itu tertidur.
Seminggu telah berlalu begitu cepat.
Kondisi Jungkook saat ini sedang tidak baik. Sejak hari itu nafsu makan
Jungkook berkurang. Ia juga tidak focus pada latihannya di dorm hingga sang
leader menegurnya beberapa kali.
Saat ini Jungkook sedang beristirahat di
kamarnya. Leader dan member tertua menyuruhnya istirahat untuk sementara waktu
hingga ia merasa tenang.
“Jungkook.” Panggil Taehyung. Jungkook
hanya menoleh menatap Taehyung dengan matanya yang membengkak dan merah. “Sampai
kapan kau seperti ini? Mana semangatmu? Katakan padanya jika kau memang
benar-benar mencintainya. Katakan padanya jika kau menyesal. Jangan putus asa
seperti ini. Ini. Aku sudah mendapatkan nomor ponsel Jinsol. Jangan Tanya aku
mendapatkannya dari mana.” Taehyung menyerahkan secarik kertas yang berisi
nomor ponsel Jinsol pada Jungkook. “Bicaralah dan ajak dia bertemu saat kau
sudah sembuh. Sekarang kau harus istirahat.” Taehyung mengacak rambut Jungkook.
Pria itu tersenyum. Semangatnya seolah telah kembali. Lagi-lagi Jungkook harus
beristirahat.
Esoknya, Jungkook terlihat sudah membaik.
Jungkook menatap kertas pemberian Taehyung kemarin. Jungkook meraih ponselnya
dan menyimpan nomor ponsel Jinsol. Pria itu berjalan menuju suatu tempat. Sebuah
taman di dekat tempat syuting Jinsol. Jungkook merogoh ponselnya. Dengan
perasaan ragu, Jungkook menekan tombol panggil di ponselnya. Tuuuut…
panggilannya telah tersambung.
Jinsol sedang beristirahat setelah
syutingnya berakhir. Syuting film pertamanya. Jinsol menghentikan aktivitasnya
saat ia mendengar getaran ponselnya.
“Hallo?” sapa Jinsol.
“Apa ini Jinsol?” Tanya Jungkook memulai
pembicaraan.
“Iya. Saya sendiri. Kau siapa?”
“Ini
aku. Jungkook.” Jinsol tampak kaget begitu pria itu
menyebutkan dirinya kalau ia Jungkook.
“J-Jungkook? Ke-kenapa kau menghubungiku?”
Jinsol mencoba untuk tidak menjatuhkan air matanya. Ia menutup mulutnya dengan
tangan kiri.
“Temui
aku di taman”
“Tapi…” belum selesai Jinsol berbicara
Jungkook sudah mematikan sambungannya lebih dulu.
Dengan segera Jinsol berjalan menuju taman.
Sebenarnya ia tidak yakin bahwa taman yang dimaksud adalah taman di dekat
tempat syutingnya. Tapi ia tetap saja berjalan menuju tempat itu. Jinsol
mencari-cari keberadaan Jungkook saat ia tiba di taman.
“Jinsol.” Panggil Jungkook dari belakang. Seketika
Jinsol menoleh ke arah sumber suara. Pria itu membawa Jinsol ke tempat yang
begitu sepi. Hingga tak seorang pun yang bisa melihatnya.
“Ko-kookie? Bukankah kau Kookie?”
“Ini aku Jungkook. Kau sudah lupa padaku?” Tanya
Jungkook.
“Tidak. Ini tidak mungkin. Kenapa kau
datang lagi? Apa maumu?” Tanya Jinsol.
“Aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu.
Ini tentang… anak kita.” Ujar Jungkook memulai pembicaraan.
“anak kita? Cih. Kau bilang anak kita? Anak
kita sudah mati.” Jawab Jinsol penuh emosi.
“Tidak. Anak yang kau bawa ke dorm saat
itu. Dia bukan keponakanmu. Dia anakku kan?”
“Apa maksudmu itu anakmu? Dia, keponakanku.
Anak kita sudah mati! Bukankah kau sendiri yang menyuruhku menggugurkan
kandunganku saat itu?! kau ingin pergi ke Amerika dan-” Ucapan Jinsol tiba-tiba
terhenti saat Jungkook mendaratkan ciumannya di bibir Jinsol. Plakk! Sebuah
tamparan mendarat tepat di pipi mulus Jungkook saat pria itu melepaskan
ciumannya. “Kau! Pria paling brengsek yang pernah aku temui!” Jinsol marah. Ia
meninggalkan Jungkook sendirian di tempat itu.
Drrt… drrttt… ponsel Jinsol bergetar.
Jinsol menatap nama pemanggil itu.
“Ne oppa. Aku sedang menuju kesana.”
“…”
“Ne.” Jinsol meletakkan kembali ponselnya
di saku mantelnya.
“Jinsol! Aku menyesali semuanya. Aku ingin
bertanggung jawab! Tapi jika kau ingin aku pergi, maka aku akan pergi! Semoga
kau bahagia bersama Jimin hyung!” teriak Jungkook dari jauh. Jinsol
mendengarnya dengan jelas. Ia menangis tapi ia tidak berbalik. Ia tidak
memiliki niatan untuk berbalik.
Malam telah tiba. Jinsol berdiri menatap
bintang melalui jendela kamarnya. “Kenapa kau kembali saat aku sudah aku
melupakanmu? Dimana kau saat aku berharap kau mencariku? Kau bahkan tidak
mempedulikan masa depanku. Kau hanya mempedulikan dirimu sendiri. Kenapa kau
kembali ke dalam kehidupanku? Apa alasanmu menanyakan anakku? Kau ingin
merebutnya? Semoga itu tidak terjadi. Aku tidak ingin itu semua terjadi.” Jinsol
bergumam sambil terus menatap bintang di langit.
“Nuna~” panggil seorang anak kecil dari
belakang Jinsol. Jinsol segera berbalik dan memeluk anak kecil itu.
“Ada apa Sungjong? Dimana ayah dan ibumu?” Tanya
Jinsol.
“Aku tidak bisa tidur… aku ingin tidur
bersama nuna.” jawab anak itu sambil terus memeluk mainannya.
“Baiklah. Nuna akan menemanimu tidur. Jha.”
Jinsol menggendog Sungjong dan membaringkannya di samping dirinya. Beberapa
saat kemudian Sungjong dan Jinsol terlelap bersama-sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar