Sabtu, 16 April 2016

[Nappeun Namja Pt.3] New Life

Nappeun Namja Pt.3
New Life

Cast     : Jeon Jungkook, Kim Taehyung, Lee Jinsol, Jung Yein, Lee Hoya
Genre   : Family, Happy (?), etc.
Length   : Chapter
Author   : Ms. Childish



“Ranking 1 pada hari ini. Diraih oleh seorang siswa yang sangat rajin dan terkenal di sekolah. Dan dia berencana untuk melanjutkan study-nya di Amerika. Mungkin siswa ini sudah tidak asing lagi di sekolah ini. Mari ucapkan selamat untuk Jeon Jungkook. Siswa yang selalu menduduki juara 1 disekolah.”
Jinsol bertepuk tangan malas sambil melihat wajah Jungkook. Air mata kini mengalir dari pelupuk matanya. Mengingat statusnya yang akan menjadi orang tua tunggal untuk anaknya. ‘Aku tidak akan menuntut apapun darimu Jungkook. Aku akan berdoa kepada Tuhan semoga kau selalu bahagia. Dan rasa sakit yang kau berikan, takkan pernah bisa aku lupakan. Kau adalah pria terjahat yang pernah aku kenal.’
“Ranking 2 tahun ini. Diraih oleh seorang siswi yang berbakat. Dengan setiap gerakan dance nya yang memukau dan juga suaranya indah. Berilah tepuk tangan untuk siswi kita yang bernama Lee Jinsol.” Jinsol kaget saat mendengar namanya disebut. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri berharap kakaknya akan datang. Ia menarik napasnya dalam-dalam kemudian berdiri dan melangkah ke atas panggung. Ia menerima piala yang diberikan oleh kepala sekolah. Jinsol tersenyum tipis. Di hatinya ia tidak ingin melihat wajah Jungkook. Dengan ekspresi wajah yang datar dan dingin, Jinsol berdiri di sebelah Jungkook.

Acara sudah selesai beberapa menit yang lalu. Jinsol melangkah keluar dengan piala di tangannya. Dengan wajah yang tampak sedih. Namun sesosok pria yang sangat dirindukannya tiba di hadapannya. Membuat senyumnya kembali mengembang. “Oppa!” teriak Jinsol sambil menghambur pelukan pada pria itu. “Oppa, bagaimana bisa kau datang ke Korea? Mana kakak ipar?” Tanya Jinsol.
“Kakak iparmu ada di rumah. Dia tidak bisa ikut.” Jawabnya.
“Oppa, aku bisa meraih juara 2 tahun ini. apa hadiahmu untukku? Apakah kau akan membelikanku mobil baru?” seru Jinsol sambil menunjukkan pialanya.
“Tidak. Aku akan membawamu ke Amerika. Oppa tidak yakin bisa meninggalkanmu di Korea.” Ujar pria itu sambil mengacak rambut Jinsol pelan.
“Baiklah oppa.”
“Ayo pulang. Mana kopermu? Aku akan membawakannya.”
“Tunggu dulu ya oppa. Aku harus mengatakan sesuatu pada seseorang. Oppa pergilah lebih dulu. Aku akan menyusul.” Ujar Jinsol. “Ah iya. Ini tolong bawakan pialaku juga.” Lanjutnya.

Jinsol berjalan menuju ruang latihan. Ia pergi menemui Taehyung disana. Dengan wajah sedihnya ia berjalan memasuki ruangan itu. “Taehyung oppa.” Panggil Jinsol pelan.
“Aku sudah tau semuanya. Aku tau kenapa kau datang kesini. Jungkook sudah memberitahuku. Kenapa? Kenapa kau tidak mengatakannya padaku sebelumnya?! Kenapa?!” Taehyung mengguncangkan tubuh Jinsol sambil berteriak. “Jelaskan padaku!!” bentak Taehyung.
“Aku… aku tidak tau hal itu akan terjadi. Dan, seharusnya kau memarahinya bukan memarahiku. Karena dia yang memulainya lebih dulu. Dan apakah oppa tau apa yang dikatakannya saat aku mengatakan padanya kalau aku hamil? Dia menyuruhku menggugurkan kandunganku. Oppa. Aku mengerti perasaanmu saat ini. Kau pasti merasa jijik melihatku. Kau pasti tidak ingin melihatku lagi. Setelah hari ini. Aku akan pergi dari sini. Dan menjalani semua yang akan terjadi. Apapun itu. Aku akan melahirkan anak ini walau tanpa ayahnya dan tanpa ada sebuah pernikahan. Mulai saat ini dan seterusnya. Anggaplah kau tidak pernah mengenalku oppa.” Perlahan Jinsol berjalan mundur dan pergi meninggalkan Taehyung yang masih mematung. Gadis itu tidak meluapkan emosinya. Taehyung merasa kasihan pada Jinsol. Ingin dia menikahinya dan bertanggung jawab. Tapi bagaimana jika suatu saat Jungkook datang dan tiba-tiba sadar akan perbuatannya? Pikiran Taehyung kacau. Tidak ada yang bisa ia lakukan saat ini selain merelakan Jinsol pergi.

Meet You Again

Jinsol dan kakaknya sudah sampai di rumah besarnya. Rumah yang Jinsol tinggalkan sejak ia tinggal di asrama. Jinsol menghempaskan tubuhnya di sebuah ranjang putih yang ada di kamarnya. Ia menatap ponselnya sekilas. Jinsol membuka ponselnya dan mengganti wallpaper nya dengan fotonya sendiri.
Tok tok tok
Jinsol mendengar suara ketukan pintu dari luar. Jinsol beranjak dari kasurnya dan membukakan pintu untuk orang itu. “Ada apa eonni?” Tanya Jinsol saat melihat kakak iparnya di depan pintu.
“Aku hanya ingin mengantarkan ini untukmu.” Ujar wanita itu sambil memberikan nampan yang berisi makanan diatasnya pada Jinsol. “Aku tau kau terlalu lelah untuk turun dan makan siang. Sebaiknya kau makan lalu panggil aku kalau sudah selesai. Jangan lupa istirahat.”
“Terima kasih eonni. Aku akan menghabiskannya.”
“Baiklah kalau begitu. Eonni masih ada pekerjaan. Selamat menikmati.”
“Ne eonni.” Jinsol memasuki kembali kamarnya setelah kakak iparnya pergi dari hadapannya. “Anakku. Kau pasti lapar. Tenang saja. Eomma akan memberikanmu makan yang enak setiap hari.” Gumam Jinsol sambil mengelus perutnya yang rata.

Hari demi hari berlalu begitu saja. Sudah lima bulan ia resmi lulus dari SOPA. Perutnya semakin membesar. Ia selalu menggunakan korset untuk menutupi kehamilannya. Asa takut dalam dirinya semakin besar. Bagaimana jika kakaknya tau kala dia hamil? Apa yang akan kakaknya lakukan? Apakah kakaknya akan mengusirnya? Ia sendiri bingung. Terkadang ia berpikir untuk memberitahu yang sebenarnya pada kakaknya. Namun tidak ada keberanian dalam dirinya untuk mengungkapkan itu.
“Jinsol? Kenapa kau melamun?” Tanya Hoya saat menyadari Jinsol sedang melamun dan tidak memakan makanannya.
“Kenapa kau tidak memakan makananmu? Kau sakit?” Tanya istri Hoya.
“T-tidak oppa, eonni. Aku baik-baik saja.” Jawab Jinsol sambil tersenyum kecut.
“Kau yakin baik-baik saja?” Tanya Hoya memastikan. Jinsol mengangguk lagi.

“Bagaimana aku bisa memberitahu oppa? Harusnya aku menggugurkan anak ini. Tapi aku tidak bisamembunuh anakku sendiri. Appa, Eomma. Mianhae. Aku tidak bisa menjadi anak yang baik. Kalian pasti sangat sedih. Tapi aku tidak ingin membunuh anak ini. Aku bukan seorang pembunuh.” Gumam Jinsol sebelum ia tertidur lelap.

Matahari sudah menjulang tinggi. Jinsol masih belum bangun dari mimpi indahnya.
“Apakah Jinsol belum bangun?” Tanya Hoya pada istrinya yang sedang menata makanan di atas meja.
“Kurasa belum. Aku akan membangunkannya.”
“Jangan. Kau selesaikan saja dulu pekerjaanmu. Biar aku yang membangunkannya.” Ujar Hoya sambil mengacak pelan rambut istrinya.

Sesampainya dikamar Jinsol, Hoya dikagetkan dengan sesuatu yang ada dihadapannya. Ia melihat Jinsol sedang mengusap perutnya yang membesar.
“Oppa?” Jinsol juga kaget saat oppanya tiba-tiba masuk kedalam kamarnya.
“Apa-apaan ini Jinsol?!” Tanya Hoya geram. Jinsol terlihat kebingungan.
“Oppa aku bisa jelaskan ini.” Jawab Jinsol sambil mendekati oppanya.
“Bayi siapa itu?!” teriak Hoya.
“Ini… oppa. Maafkan aku.”
“Katakan padaku anak siapa itu?!” Bentak Hoya lagi sambil mengguncangkan tubuh Jinsol.
“Ada apa chagi? Kenapa kau berteriak?” Tanya istri Hoya yang baru tiba di kamar Jinsol.
“Apa itu anak dari seseorang yang bernama Taehyung itu?” Tanya istri Hoya pelan.
“Bu-bukan. Ini anak Jungkook oppa. Maafkan aku. Ini bukan salahku. Aku dipaksa oppa.” Jelas Jinsol sambil menangis.
“Jungkook? Siswa juara satu yang sangat berbakat itu?” Tanya istri Hoya. Jinsol mengangguk pelan.
“Dia sekarang pergi ke luar negeri. Aku tidak tau dia akan pergi ke mana.” Jelas Jinsol dengan suara pelan.
“Ikutlah denganku.” Ujar Hoya sambil menarik tangan adiknya keluar dari kamar.
“Oppa… kau akan membawaku kemana?” Tanya Jinsol.
“Gugurkan kandunganmu agar kita tidak menanggung malu. Kau tidak berpikir apa yang akan orang katakan saat melihatmu melahirkan tanpa suami?”
“Tidak oppa. Aku tidak akan menggugurkannya. Sampai kapan pun. Dia anakku. Kau tidak bisa membunuhnya oppa.” Jinsol memeluk perutnya sambil menangis.
“Chagi… Jangan paksa dia menggugurkan kandungannya. Aku yang akan membesarkannya. Aku akan membesarkannya sebagai anakku. Jangan membunuhnya. Cukup aku saja yang pernah kehilangan bayiku. Jangan melenyapkan bayi tidak berdosa itu. ku mohon…” pinta istri Hoya.
“Kau yakin? Baiklah. Aku tidak ingin menjadi pembunuh. Kita tidak bisa seterusnya tinggal disini. Aku akan mengurus kepindahan kita ke Amerika. Dan kita akan kembali lagi setelah anak itu sudah cukup besar.” Ujar Hoya.

1 Year Later

6 bulan yang lalu, Jinsol melahirkan bayi pertamanya. Bayi yang laki-laki yang sangat lucu. Ia memberinya nama Lee Sungjong. Ia berharap anaknya akan menjadi anak yang baik dan tidak seperti Jungkook. Ayahnya. Banyak harapan Jinsol pada Sungjong. Tepat saat Jinsol usai melahirkan, Hoya menyuruh Jinsol melanjutkan sekolahnya. Ia berencana mendaftarkan Jinsol di Universitas yang berada tak jauh dari rumah yang Hoya tempati dengan keluarganya. Setidaknya Jinsol bisa menyelesaikan sekolahnya. Jinsol mengiyakan rencana kakaknya. Jinsol juga berharap, ia akan menjadi seorang penyanyi terkenal diseluruh dunia.

4 Years Later

Acara wisuda telah selesai. Jinsol, Sungjong, Hoya dan istrinya duduk dalam sebaris kursi. Jinsol tersenyum senang sambil memangku Sungjong. Senyum Jinsol mengembang saat namanya di sebut sebagai pemenang juara 2 di universitas internasional tempatnya kuliah. Sungguh sebuah keberuntungan baginya. Sungjong membuatnya semakin bersemangat untuk belajar dan meraih cita-citanya sebagai pemusik. Namun sekarang, dia tidak lagi ingin menjadi seorang pemusik. Ia ingin menjadi seorang penyanyi terkenal di seluruh jagad raya.
“Oppa, terima kasih sudah merawat Sungjong dengan baik. Dan maafkan aku tidak bisa menjadi adik yang baik untukmu.” Ujar Jinsol sambil memeluk kakaknya.
“Nunaa… aku juga mauu…” rengek Sungjong dengan wajah lucunya.

‘Welcome to Seoul’
Jinsol tersenyum senang saat ia tiba di tanah kelahirannya. Setelah 5 tahun ia berada di Amerika bersama dengan kakaknya. Di depan, sudah ada sebuah mobil mewah yang menunggunya dan keluarganya. Ia pulang dengan membawa piala kebanggannya di kopernya. Tak jauh dari tempatnya berada saat ini, Jinsol melihat seorang wanita melambaikan tangan ke arahnya. Jinsol menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas wajah wanita itu. “YEIN!!” teriak Jinsol seketika. Jinsol berlari dengan cepat dan memeluk Yein dengan erat. “Aku merindukanmu Yein…”
“Kau terlihat semakin cantik. Ah iya. Kau tau Park Jimin? Teman kecil kita sekaligus tetangga yang dulu pernah menyatakan cinta padamu. Kau ingat?” Tanya Yein.
“Jimin yang imut-imut itu? Tentu saja aku ingat. Kenapa?”
“Kau tau? Sekarang dia menjadi seorang member boyband terkenal di Korea. Bahkan International. Mungkin.” Jelas Yein.
“Aku sudah tau itu.” Seru Jinsol dengan wajah cerianya. “Ah tunggu sebentar.” Ujar Jinsol sambil merogoh sakunya dan mengambil ponsel pink miliknya yang sudah berdering sejak beberapa detik yang lalu. “Oppa, aku akan pulang dengan Yein. Oppa pulanglah lebih dulu. Aku sudah meletakkan koperku di mobil. Aku tidak akan pulang terambat hari ini. Aku pastikan jam 2 aku sudah tiba di rumah. See you oppa. Jinsol mencintai Jongie.” Ujar Jinsol dengan cepat dan mematikan ponselnya.
“Kau masih sama seperti dulu. Kita mau kemana?” Tanya Yein.
“Tunggu dulu. Seseorang akan datang sebentar lagi.” Jinsol menahan tangan Yein dan melihat ke sekitarnya mencari seseorang yang akan datang menjemputnya. “Jimin!!” teriak Jinsol sambil melampaikan tangannya pada seseorang berkaca mata hitam dan memakai masker. Tidak jelas wajahnya tapi Jinsol bisa mengenal pria itu dengan baik. Seketika semua orang melihat kearahnya saat ia menyebutkan nama Jimin. “Ups!” Jinsol menutup mulutnya dengan sebelah tangan. Seketika Jinsol menarik tangan Yein mendekati Jimin. “Sebaiknya kita mencari tempat yang aman untukmu Jimin.” ujar Jinsol saat tiba di dekat Jimin.

Disinilah mereka. Di sebuah rumah makan yang berada di dekat kota Seoul. “Bagaimana kabarmu Jinsolku?” Tanya Jimin sambil meminum jus pesanannya.
“Seperti yang kau lihat Jiminku.” Jawab Jinsol.
“Jiminku? Jinsolku? Kalian berpacaran?” Tanya Yein.
“Ssst… iya. Kami berpacaran sejak 2 tahun yang lalu. Maaf aku tidak memberitahumu.” Jawab Jimin.
“Um… Jinsol. Aku harus pergi dulu. Aku tidak bisa berlama-lama disini. Nanti managerku akan marah. Jimin. Tolong kau antar dia pulang nanti. Sampai jumpa.” Pamit Yein. Ia pergi meninggalkan Jimin dan Jinsol.
“Ne. Hati-hati dijalan Yein.” Ujar Jinsol.
“Umm… Jinsol. Apa besok kau ada waktu kosong? Aku ingin membawamu ke Dorm. Aku akan mengenalkanmu pada member BTS yang lain.” Ujar Jimin.
“Kurasa besok aku free. Karena jadwal syutingku masih minggu depan. Aku akan ikut. Tapi… bolehkan aku membawa Sungjong?”
“Kau ingin membawa Sungjong? Lalu siapa yang akan menjaganya?” Tanya Jimin.
“Kurasa Taehyung oppa bisa menjaganya dengan baik. Dia kan suka anak kecil.” Jawab Jinsol sambil tersenyum.
“Kau masih menyukai Taehyung? Katakan saja kalau kau gagal move on darinya.” Jimin terlihat kesal saat Jinsol menyebutkan nama Taehyung di hadapan Jimin.
“Apa salahnya hanya menitipkan Sungjong pada Taehyung? Aku hanya mencintaimu kau tau? Jangan pernah berpikiran seperti itu lagi Jimin. aku hanya mencintaimu. Hanya kamu. Kamu. Dan kamu.” Jinsol menggenggam tangan Jimin sangat erat sambil menunjukkan senyum manisnya yang selalu membuat Jimin tersepona setiap kali melihatnya.

Next Day
Pagi ini Jinsol terlihat sangat cantik dengan dress pink selutut miliknya. Dengan sepatu berwarna putih dan dengan riasan wajah yang terlihat natural. Dari jendela kamarnya ia melihat sebuah mobil berhenti di depan rumahnya. Jinsol segera meraih ponselnya dan mengirimi Jimin sebuah pesan agar Jimin meminta ijin pada oppanya. Beberapa saat kemudian kakak ipar Jinsol memanggilnya untuk turun menemui Jimin. Dengan wajah penuh senyuman Jinsol segera mendekati oppanya.
“Pergilah.” Ujar Hoya.
“Benarkah? Terima kasih oppaaa” Jinsol segera menghamburkan pelukannya pada Hoya. “Ayo Sungjong. Oppa aku berangkat.” Pamit Jinsol.

Dorm BTS
Beginilah suasana dorm. Ramai. Gaduh karena semua member sedang berkumpul. Ditambah lagi hari ini mereka bebas dari segala kegiatan. Jinsol sedang berjalan disamping Jimin sedangkan Sungjong sedang digendong oleh Jimin.
“Ini ruang latihan BTS. Kau akan bertemu dengan member BTS disini.” Ujar Jimin pada Sungjong. Perlahan Jimin membuka pintu itu dan nampaklah semua orang yang sedang bersenda gurau di dalamnya.
“Jimin datang.” Ujar salah satu member BTS.
“Anak keciiil!” Ujar taehyung sambil meraih Sungjong dari gendongan Jimin. Ia segera membawanya berkumpul bersama member yang lain. Jungkook terlihat sangat menyukai balita itu. Ia merasa ada sesuatu dalam dirinya yang tidak bisa ia ungkapkan melalui kata-kata pada anak itu.
“Mber. Aku ingin mengenalkan pacarku pada kalian.” Ujar Jimin. “Jinsol.”
Mendengar nama ‘Jinsol’ Jungkook terhenti dengan kegiatannya. Ia berharap itu bukan Jinsol yang dulu pernah ia perkosa di sekolah.

Jinsol perlahan memasuki ruangan itu dan langkahnya terhenti saat ia melihat Jungkook. ‘Jungkook?’ ujar batin Jinsol.

2 komentar: