New Life
Cast :
Jeon Jungkook, Kim Taehyung, Lee Jinsol, Jung Yein, Lee Hoya
Genre :
Family, Happy (?), etc.
Length :
Chapter
Author :
Ms. Childish
“Ranking 1 pada hari ini. Diraih oleh
seorang siswa yang sangat rajin dan terkenal di sekolah. Dan dia berencana
untuk melanjutkan study-nya di Amerika. Mungkin siswa ini sudah tidak asing
lagi di sekolah ini. Mari ucapkan selamat untuk Jeon Jungkook. Siswa yang
selalu menduduki juara 1 disekolah.”
Jinsol bertepuk tangan malas sambil melihat
wajah Jungkook. Air mata kini mengalir dari pelupuk matanya. Mengingat
statusnya yang akan menjadi orang tua tunggal untuk anaknya. ‘Aku tidak akan menuntut apapun darimu
Jungkook. Aku akan berdoa kepada Tuhan semoga kau selalu bahagia. Dan rasa sakit
yang kau berikan, takkan pernah bisa aku lupakan. Kau adalah pria terjahat yang
pernah aku kenal.’
“Ranking 2 tahun ini. Diraih oleh seorang
siswi yang berbakat. Dengan setiap gerakan dance nya yang memukau dan juga
suaranya indah. Berilah tepuk tangan untuk siswi kita yang bernama Lee Jinsol.”
Jinsol kaget saat mendengar namanya disebut. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri
berharap kakaknya akan datang. Ia menarik napasnya dalam-dalam kemudian berdiri
dan melangkah ke atas panggung. Ia menerima piala yang diberikan oleh kepala
sekolah. Jinsol tersenyum tipis. Di hatinya ia tidak ingin melihat wajah
Jungkook. Dengan ekspresi wajah yang datar dan dingin, Jinsol berdiri di
sebelah Jungkook.
Acara sudah selesai beberapa menit yang
lalu. Jinsol melangkah keluar dengan piala di tangannya. Dengan wajah yang
tampak sedih. Namun sesosok pria yang sangat dirindukannya tiba di hadapannya. Membuat
senyumnya kembali mengembang. “Oppa!” teriak Jinsol sambil menghambur pelukan
pada pria itu. “Oppa, bagaimana bisa kau datang ke Korea? Mana kakak ipar?” Tanya
Jinsol.
“Kakak iparmu ada di rumah. Dia tidak bisa
ikut.” Jawabnya.
“Oppa, aku bisa meraih juara 2 tahun ini.
apa hadiahmu untukku? Apakah kau akan membelikanku mobil baru?” seru Jinsol
sambil menunjukkan pialanya.
“Tidak. Aku akan membawamu ke Amerika. Oppa
tidak yakin bisa meninggalkanmu di Korea.” Ujar pria itu sambil mengacak rambut
Jinsol pelan.
“Baiklah oppa.”
“Ayo pulang. Mana kopermu? Aku akan
membawakannya.”
“Tunggu dulu ya oppa. Aku harus mengatakan
sesuatu pada seseorang. Oppa pergilah lebih dulu. Aku akan menyusul.” Ujar
Jinsol. “Ah iya. Ini tolong bawakan pialaku juga.” Lanjutnya.
Jinsol berjalan menuju ruang latihan. Ia
pergi menemui Taehyung disana. Dengan wajah sedihnya ia berjalan memasuki
ruangan itu. “Taehyung oppa.” Panggil Jinsol pelan.
“Aku sudah tau semuanya. Aku tau kenapa kau
datang kesini. Jungkook sudah memberitahuku. Kenapa? Kenapa kau tidak
mengatakannya padaku sebelumnya?! Kenapa?!” Taehyung mengguncangkan tubuh
Jinsol sambil berteriak. “Jelaskan padaku!!” bentak Taehyung.
“Aku… aku tidak tau hal itu akan terjadi.
Dan, seharusnya kau memarahinya bukan memarahiku. Karena dia yang memulainya
lebih dulu. Dan apakah oppa tau apa yang dikatakannya saat aku mengatakan
padanya kalau aku hamil? Dia menyuruhku menggugurkan kandunganku. Oppa. Aku
mengerti perasaanmu saat ini. Kau pasti merasa jijik melihatku. Kau pasti tidak
ingin melihatku lagi. Setelah hari ini. Aku akan pergi dari sini. Dan menjalani
semua yang akan terjadi. Apapun itu. Aku akan melahirkan anak ini walau tanpa
ayahnya dan tanpa ada sebuah pernikahan. Mulai saat ini dan seterusnya. Anggaplah
kau tidak pernah mengenalku oppa.” Perlahan Jinsol berjalan mundur dan pergi
meninggalkan Taehyung yang masih mematung. Gadis itu tidak meluapkan emosinya.
Taehyung merasa kasihan pada Jinsol. Ingin dia menikahinya dan bertanggung
jawab. Tapi bagaimana jika suatu saat Jungkook datang dan tiba-tiba sadar akan
perbuatannya? Pikiran Taehyung kacau. Tidak ada yang bisa ia lakukan saat ini
selain merelakan Jinsol pergi.
Meet You Again
Jinsol dan kakaknya sudah sampai di rumah
besarnya. Rumah yang Jinsol tinggalkan sejak ia tinggal di asrama. Jinsol
menghempaskan tubuhnya di sebuah ranjang putih yang ada di kamarnya. Ia menatap
ponselnya sekilas. Jinsol membuka ponselnya dan mengganti wallpaper nya dengan
fotonya sendiri.
Tok tok tok
Jinsol mendengar suara ketukan pintu dari
luar. Jinsol beranjak dari kasurnya dan membukakan pintu untuk orang itu. “Ada
apa eonni?” Tanya Jinsol saat melihat kakak iparnya di depan pintu.
“Aku hanya ingin mengantarkan ini untukmu.”
Ujar wanita itu sambil memberikan nampan yang berisi makanan diatasnya pada
Jinsol. “Aku tau kau terlalu lelah untuk turun dan makan siang. Sebaiknya kau
makan lalu panggil aku kalau sudah selesai. Jangan lupa istirahat.”
“Terima kasih eonni. Aku akan
menghabiskannya.”
“Baiklah kalau begitu. Eonni masih ada
pekerjaan. Selamat menikmati.”
“Ne eonni.” Jinsol memasuki kembali
kamarnya setelah kakak iparnya pergi dari hadapannya. “Anakku. Kau pasti lapar.
Tenang saja. Eomma akan memberikanmu makan yang enak setiap hari.” Gumam Jinsol
sambil mengelus perutnya yang rata.
Hari demi hari berlalu begitu saja. Sudah
lima bulan ia resmi lulus dari SOPA. Perutnya semakin membesar. Ia selalu
menggunakan korset untuk menutupi kehamilannya. Asa takut dalam dirinya semakin
besar. Bagaimana jika kakaknya tau kala dia hamil? Apa yang akan kakaknya
lakukan? Apakah kakaknya akan mengusirnya? Ia sendiri bingung. Terkadang ia
berpikir untuk memberitahu yang sebenarnya pada kakaknya. Namun tidak ada
keberanian dalam dirinya untuk mengungkapkan itu.
“Jinsol? Kenapa kau melamun?” Tanya Hoya
saat menyadari Jinsol sedang melamun dan tidak memakan makanannya.
“Kenapa kau tidak memakan makananmu? Kau
sakit?” Tanya istri Hoya.
“T-tidak oppa, eonni. Aku baik-baik saja.”
Jawab Jinsol sambil tersenyum kecut.
“Kau yakin baik-baik saja?” Tanya Hoya
memastikan. Jinsol mengangguk lagi.
“Bagaimana aku bisa memberitahu oppa? Harusnya
aku menggugurkan anak ini. Tapi aku tidak bisamembunuh anakku sendiri. Appa,
Eomma. Mianhae. Aku tidak bisa menjadi anak yang baik. Kalian pasti sangat
sedih. Tapi aku tidak ingin membunuh anak ini. Aku bukan seorang pembunuh.”
Gumam Jinsol sebelum ia tertidur lelap.
Matahari sudah menjulang tinggi. Jinsol
masih belum bangun dari mimpi indahnya.
“Apakah Jinsol belum bangun?” Tanya Hoya
pada istrinya yang sedang menata makanan di atas meja.
“Kurasa belum. Aku akan membangunkannya.”
“Jangan. Kau selesaikan saja dulu
pekerjaanmu. Biar aku yang membangunkannya.” Ujar Hoya sambil mengacak pelan
rambut istrinya.
Sesampainya dikamar Jinsol, Hoya dikagetkan
dengan sesuatu yang ada dihadapannya. Ia melihat Jinsol sedang mengusap
perutnya yang membesar.
“Oppa?” Jinsol juga kaget saat oppanya
tiba-tiba masuk kedalam kamarnya.
“Apa-apaan ini Jinsol?!” Tanya Hoya geram.
Jinsol terlihat kebingungan.
“Oppa aku bisa jelaskan ini.” Jawab Jinsol
sambil mendekati oppanya.
“Bayi siapa itu?!” teriak Hoya.
“Ini… oppa. Maafkan aku.”
“Katakan padaku anak siapa itu?!” Bentak
Hoya lagi sambil mengguncangkan tubuh Jinsol.
“Ada apa chagi? Kenapa kau berteriak?” Tanya
istri Hoya yang baru tiba di kamar Jinsol.
“Apa itu anak dari seseorang yang bernama
Taehyung itu?” Tanya istri Hoya pelan.
“Bu-bukan. Ini anak Jungkook oppa. Maafkan
aku. Ini bukan salahku. Aku dipaksa oppa.” Jelas Jinsol sambil menangis.
“Jungkook? Siswa juara satu yang sangat
berbakat itu?” Tanya istri Hoya. Jinsol mengangguk pelan.
“Dia sekarang pergi ke luar negeri. Aku
tidak tau dia akan pergi ke mana.” Jelas Jinsol dengan suara pelan.
“Ikutlah denganku.” Ujar Hoya sambil
menarik tangan adiknya keluar dari kamar.
“Oppa… kau akan membawaku kemana?” Tanya
Jinsol.
“Gugurkan kandunganmu agar kita tidak
menanggung malu. Kau tidak berpikir apa yang akan orang katakan saat melihatmu
melahirkan tanpa suami?”
“Tidak oppa. Aku tidak akan
menggugurkannya. Sampai kapan pun. Dia anakku. Kau tidak bisa membunuhnya oppa.”
Jinsol memeluk perutnya sambil menangis.
“Chagi… Jangan paksa dia menggugurkan
kandungannya. Aku yang akan membesarkannya. Aku akan membesarkannya sebagai
anakku. Jangan membunuhnya. Cukup aku saja yang pernah kehilangan bayiku. Jangan
melenyapkan bayi tidak berdosa itu. ku mohon…” pinta istri Hoya.
“Kau yakin? Baiklah. Aku tidak ingin
menjadi pembunuh. Kita tidak bisa seterusnya tinggal disini. Aku akan mengurus
kepindahan kita ke Amerika. Dan kita akan kembali lagi setelah anak itu sudah
cukup besar.” Ujar Hoya.
1
Year Later
6 bulan yang lalu, Jinsol melahirkan bayi
pertamanya. Bayi yang laki-laki yang sangat lucu. Ia memberinya nama Lee
Sungjong. Ia berharap anaknya akan menjadi anak yang baik dan tidak seperti
Jungkook. Ayahnya. Banyak harapan Jinsol pada Sungjong. Tepat saat Jinsol usai
melahirkan, Hoya menyuruh Jinsol melanjutkan sekolahnya. Ia berencana
mendaftarkan Jinsol di Universitas yang berada tak jauh dari rumah yang Hoya
tempati dengan keluarganya. Setidaknya Jinsol bisa menyelesaikan sekolahnya.
Jinsol mengiyakan rencana kakaknya. Jinsol juga berharap, ia akan menjadi
seorang penyanyi terkenal diseluruh dunia.
4
Years Later
Acara wisuda telah selesai. Jinsol,
Sungjong, Hoya dan istrinya duduk dalam sebaris kursi. Jinsol tersenyum senang
sambil memangku Sungjong. Senyum Jinsol mengembang saat namanya di sebut
sebagai pemenang juara 2 di universitas internasional tempatnya kuliah. Sungguh
sebuah keberuntungan baginya. Sungjong membuatnya semakin bersemangat untuk
belajar dan meraih cita-citanya sebagai pemusik. Namun sekarang, dia tidak lagi
ingin menjadi seorang pemusik. Ia ingin menjadi seorang penyanyi terkenal di
seluruh jagad raya.
“Oppa, terima kasih sudah merawat Sungjong
dengan baik. Dan maafkan aku tidak bisa menjadi adik yang baik untukmu.” Ujar
Jinsol sambil memeluk kakaknya.
“Nunaa… aku juga mauu…” rengek Sungjong
dengan wajah lucunya.
‘Welcome to Seoul’
Jinsol tersenyum senang saat ia tiba di
tanah kelahirannya. Setelah 5 tahun ia berada di Amerika bersama dengan
kakaknya. Di depan, sudah ada sebuah mobil mewah yang menunggunya dan
keluarganya. Ia pulang dengan membawa piala kebanggannya di kopernya. Tak jauh
dari tempatnya berada saat ini, Jinsol melihat seorang wanita melambaikan
tangan ke arahnya. Jinsol menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas wajah
wanita itu. “YEIN!!” teriak Jinsol seketika. Jinsol berlari dengan cepat dan
memeluk Yein dengan erat. “Aku merindukanmu Yein…”
“Kau terlihat semakin cantik. Ah iya. Kau
tau Park Jimin? Teman kecil kita sekaligus tetangga yang dulu pernah menyatakan
cinta padamu. Kau ingat?” Tanya Yein.
“Jimin yang imut-imut itu? Tentu saja aku
ingat. Kenapa?”
“Kau tau? Sekarang dia menjadi seorang
member boyband terkenal di Korea. Bahkan International. Mungkin.” Jelas Yein.
“Aku sudah tau itu.” Seru Jinsol dengan
wajah cerianya. “Ah tunggu sebentar.” Ujar Jinsol sambil merogoh sakunya dan mengambil
ponsel pink miliknya yang sudah berdering sejak beberapa detik yang lalu. “Oppa,
aku akan pulang dengan Yein. Oppa pulanglah lebih dulu. Aku sudah meletakkan
koperku di mobil. Aku tidak akan pulang terambat hari ini. Aku pastikan jam 2
aku sudah tiba di rumah. See you oppa. Jinsol mencintai Jongie.” Ujar Jinsol
dengan cepat dan mematikan ponselnya.
“Kau masih sama seperti dulu. Kita mau
kemana?” Tanya Yein.
“Tunggu dulu. Seseorang akan datang
sebentar lagi.” Jinsol menahan tangan Yein dan melihat ke sekitarnya mencari
seseorang yang akan datang menjemputnya. “Jimin!!” teriak Jinsol sambil
melampaikan tangannya pada seseorang berkaca mata hitam dan memakai masker. Tidak
jelas wajahnya tapi Jinsol bisa mengenal pria itu dengan baik. Seketika semua
orang melihat kearahnya saat ia menyebutkan nama Jimin. “Ups!” Jinsol menutup
mulutnya dengan sebelah tangan. Seketika Jinsol menarik tangan Yein mendekati
Jimin. “Sebaiknya kita mencari tempat yang aman untukmu Jimin.” ujar Jinsol
saat tiba di dekat Jimin.
Disinilah mereka. Di sebuah rumah makan
yang berada di dekat kota Seoul. “Bagaimana kabarmu Jinsolku?” Tanya Jimin
sambil meminum jus pesanannya.
“Seperti yang kau lihat Jiminku.” Jawab
Jinsol.
“Jiminku? Jinsolku? Kalian berpacaran?” Tanya
Yein.
“Ssst… iya. Kami berpacaran sejak 2 tahun
yang lalu. Maaf aku tidak memberitahumu.” Jawab Jimin.
“Um… Jinsol. Aku harus pergi dulu. Aku
tidak bisa berlama-lama disini. Nanti managerku akan marah. Jimin. Tolong kau
antar dia pulang nanti. Sampai jumpa.” Pamit Yein. Ia pergi meninggalkan Jimin
dan Jinsol.
“Ne. Hati-hati dijalan Yein.” Ujar Jinsol.
“Umm… Jinsol. Apa besok kau ada waktu
kosong? Aku ingin membawamu ke Dorm. Aku akan mengenalkanmu pada member BTS
yang lain.” Ujar Jimin.
“Kurasa besok aku free. Karena jadwal
syutingku masih minggu depan. Aku akan ikut. Tapi… bolehkan aku membawa
Sungjong?”
“Kau ingin membawa Sungjong? Lalu siapa
yang akan menjaganya?” Tanya Jimin.
“Kurasa Taehyung oppa bisa menjaganya
dengan baik. Dia kan suka anak kecil.” Jawab Jinsol sambil tersenyum.
“Kau masih menyukai Taehyung? Katakan saja
kalau kau gagal move on darinya.” Jimin terlihat kesal saat Jinsol menyebutkan
nama Taehyung di hadapan Jimin.
“Apa salahnya hanya menitipkan Sungjong
pada Taehyung? Aku hanya mencintaimu kau tau? Jangan pernah berpikiran seperti
itu lagi Jimin. aku hanya mencintaimu. Hanya kamu. Kamu. Dan kamu.” Jinsol
menggenggam tangan Jimin sangat erat sambil menunjukkan senyum manisnya yang
selalu membuat Jimin tersepona setiap kali melihatnya.
Next
Day
Pagi ini Jinsol terlihat sangat cantik
dengan dress pink selutut miliknya. Dengan sepatu berwarna putih dan dengan
riasan wajah yang terlihat natural. Dari jendela kamarnya ia melihat sebuah
mobil berhenti di depan rumahnya. Jinsol segera meraih ponselnya dan mengirimi
Jimin sebuah pesan agar Jimin meminta ijin pada oppanya. Beberapa saat kemudian
kakak ipar Jinsol memanggilnya untuk turun menemui Jimin. Dengan wajah penuh
senyuman Jinsol segera mendekati oppanya.
“Pergilah.” Ujar Hoya.
“Benarkah? Terima kasih oppaaa” Jinsol
segera menghamburkan pelukannya pada Hoya. “Ayo Sungjong. Oppa aku berangkat.” Pamit
Jinsol.
Dorm
BTS
Beginilah suasana dorm. Ramai. Gaduh karena
semua member sedang berkumpul. Ditambah lagi hari ini mereka bebas dari segala
kegiatan. Jinsol sedang berjalan disamping Jimin sedangkan Sungjong sedang
digendong oleh Jimin.
“Ini ruang latihan BTS. Kau akan bertemu
dengan member BTS disini.” Ujar Jimin pada Sungjong. Perlahan Jimin membuka
pintu itu dan nampaklah semua orang yang sedang bersenda gurau di dalamnya.
“Jimin datang.” Ujar salah satu member BTS.
“Anak keciiil!” Ujar taehyung sambil meraih
Sungjong dari gendongan Jimin. Ia segera membawanya berkumpul bersama member
yang lain. Jungkook terlihat sangat menyukai balita itu. Ia merasa ada sesuatu
dalam dirinya yang tidak bisa ia ungkapkan melalui kata-kata pada anak itu.
“Mber. Aku ingin mengenalkan pacarku pada
kalian.” Ujar Jimin. “Jinsol.”
Mendengar nama ‘Jinsol’ Jungkook terhenti
dengan kegiatannya. Ia berharap itu bukan Jinsol yang dulu pernah ia perkosa di
sekolah.
Jinsol perlahan memasuki ruangan itu dan
langkahnya terhenti saat ia melihat Jungkook. ‘Jungkook?’ ujar batin Jinsol.
Casino - Dr.MCD
BalasHapusExplore the 울산광역 출장샵 most recent Casino. The game has 영주 출장마사지 been released. View our casino 군포 출장마사지 login, search casino 파주 출장마사지 login history and more! 세종특별자치 출장샵 . Casino. ... Casino.... Casino. Casino.. Casino. Casino.
joya shoes 256z1jldjt591 joya sko,joya sko,joya skor,Cipő joya,zapatos joya,joya schoenen verkooppunten,Scarpe joya,chaussures joya,joya schuhe wien,joya schuhe joya shoes 050i2duznk619
BalasHapus